Dream

2.1K 130 12
                                    


"ku mohon jangan mendekat" dengan suara memohon laki² berparas cantik itu terduduk di trotoar, gang sempit dan buntu membuatnya tak bisa melarikan diri kemanapun dan sekarang di hadapannya terdapat Laki² berjangkung yg berdiri tegak sambil membawa sebuah tongkat panjang

seolah tuli, laki² jangkung itu malah semakin mendekatinya,, tiba² saja laki² jangkung itu mengayunkan tongkatnya yg sebentar lagi mengenainya namun tiba² saja..

AAAAAAaa..

Naren baru saja terbangun dari mimpinya,, tubuhnya berkeringat dingin sungguh itu mimpi paling buruk..

"apasih dek,, pagi² buta udah teriak² ga jelas" Ucap Bian yg tiba² saja masuk ke kamar Naren

"adek baru aja mimpi buruk ma,, adek mau di pukul sama cowo bertubuh besar pundaknya lebar trus tinggi" jelas Naren

"huuh,, sudah lah lagi pula itu hanya mimpi. cepat bangun lalu mandi kalau tidak kau akan terlambat" cetus Bian lalu meninggalkan Naren yg masih terduduk di ranjangnya

"huuh mengerikan,, ah sudah lah itu hanya mimpi" Naren lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya

selesainya Naren berpakaian ia lalu bergegas menuju ruang makan, terlihat Bian yg sudah menunggunya

"Maa,, Papa di mana?"

"pagi² buta dia sudah berangkat bekerja,, dia ada meeting penting keluar kota untuk beberapa Minggu ini"

"ohh" Naren duduk di meja makan lalu menyantap makanannya

"ah iya dek,, mama hampir lupa untuk memberi tahumu" ucap Bian di sela² makan

"apa?" Naren berhenti menyuapkan sesendok makanan lalu menatap Bian

"Mama dan papa akan pergi keluar kota untuk beberapa bulan.."

Perkataan mamanya itu membuat Naren terdiam,, "humm baiklah.."

"Adek sudah waktunya kau berangkat"

"ah iya maa,, adek pergi dulu babay" Naren mengecup pipi Bian lalu berjalan menuju garasi untuk mengambil montornya lalu menghidupkan mesin

~ Psycho~

Naren baru saja tiba di kampus, "Yoo.. selamat pagi sayang"

"ah apasih jiel, pagi² ngagetin orang aja" Naren mengerucutkan bibirnya sambil berjalan menuju kelas di dampingi oleh Jiel

"lo juga biasanya gitu, bahkan sampai mencium pipiku" ejek Jiel, ia mencubit pipi Naren dengan gemas

"haissh, kamu lagi kesambet apaan sih tiba² aja jadi kaya gini,, ohh gw tau pasti danie-"

"asasasashuuut jangan keras²,, lo tau? tadi pagi aku di sapa daniel AAAAAAA" Jiel tantrum ga karuan, ia terus menyebut Daniel Daniel dan Daniel! itu membuat Naren sangat risih

"aelah kirain kenapa.."

"biasanya kau ku ceritakan selalu bersemangat tapi kenapa hari ini kau terlihat murung?? apakah mamamu menyuruhmu membelikannya sapi terbang lagi?" Jiel keheranan melihat muka Naren yang baginya seperti baju yang tidak pernah di setrika, sangat kusut.

"ah gapapa cuma lagi ga mood aja"

"hmmm?? tumben? biasanya juga bersemangat aja?" Jiel menaikkan satu alisnya

"huuh gini.. Jiel- loh kok ilang" Naren tidak menemukan Jiel berada di sampingnya

"sudah kuduga" Naren menoleh kebagian sudut ruangan dan menemukan Jiel yang duduk bersebelahan dengan Daniel

"Naren aku duduk sama Daniel yaa haha"

*anj lu ji..* Naren menghela nafas pasrah ia sebenarnya senang tidak ada yang mengganggunya selama pelajaran,, tapi..

"Haloo sayang.. Kau hari ini terlihat cantik.." Nero duduk di samping Naren sambil merangkulnya,,

*bangsaaat Mamaaa tolong bawa Narnt keluar dari sini huhu..* batin Naren yg tertekan

~Psycho~

"huh dasar Jiel,, katanya mau ke cafe dekat sini eh malah di tinggal ngedate sama daniel" kesal Naren, ia ingin mengantri di kasir tapi tiba² ada laki² Jangkung yang menyalip antrian lalu berdiri di depan Naren

"ha?! Phi! tolong mengantri di belakang! saya sudah antri duluan disini" Naren menepuk pundak Laki² Jangkung itu, pundak itu.. seperti laki² yang ada di mimpinya, tapi ia tidak terlalu memikirkannya ia lebih mementingkan antriannya yang terpotong itu

"hm? trus?? aku harus apa??" Pria Jangkung itu kembali mengantri di depan Naren tidak memperdulikan Naren yang mengomel

"Dasara Pria Tua yang tidak sopan,," Gumam Naret tapi masih bisa didengar oleh laki² itu

"hm? apa kau bilang tadi?? coba ulang!" Pria jangkung itu membalikkan tubuhnya lalu mendekatkan mukanya, sangat dekat hingga nafas mereka terdengar

"ha?? memang aku berbicara apa?? aku tidak merasa berbicara tadi.." ucap Naren sedikit panik

"aku mendengarnya,, jangan sok lupa ingatan" Pria itu akhirnya mendapatkan gilirannya memesan lalu meninggalkan Naren di antriannya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

maaf ya kalo aga kurang gitu atau nama² tokohnya jelek ya, byw buat yg ga kenal nama tokoh pendukungnya:
Joong sebagai jiel
Dunk sebagai Daniel
Neo sebagai Nero
segitu dulu nama² tokoh yg baru keluar, yg lainnya nyusul yaa

Jan lupa Vote ya Sayang..

P§ycho⚠️ [Poohpavel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang