47 Mixed Day

3.5K 346 103
                                    

"AAAAA!!!"

Bruk!

Rony tak perduli sakit tubuhnya karena jatuh, untung jatuhnya tidak terlalu tinggi karena ia sudah mencapai dahan paling rendah.

Tapi sengatan tawon itu yang justru membuatnya kalang kabut, ini pertama kalinya dan rasanya sangat menyakitkan.

"Ah, sakittt..." teriaknya.

"Ck, ah. Panas, Caaa..."

Salma jadi ikut panik, Siska pun berlari dari dapur.

Salma memeriksa tengkuk Rony yang ditutup tangan lelakinya.

Merah, sedikit bengkak seperti bentol. Kata Rony panas. Salma tak tahu menahu bagaimana sensasinya, tapi orang-orang bilang digigit tawon itu memang sakit.

"Kenapa, kenapa?" tanya Siska, terpogoh-pogoh.

"Mas Rony digigit tawon, Bu." terang Salma terpogoh-pogoh juga, ia panik. Bingung juga harus bertindak seperti apa.

"Ya Allah, Salma coba cek biasanya suka ketinggalan jarum mulut tawonnya dibekas gigitannya."

"Hah?"

"Cek dulu nanti kalo ada kaya benda item gitu cabut aja, itu racunnya yang bikin sakit. Ibu ambil es batu dulu." ujar Siska lalu berlalu membawa cemas, ada-ada saja anak-anaknya ini.
Benda hitam?

Apa iya mulut tawon itu tertinggal? Ah, persetan. Ia lihat saja lebih dulu.

"Sshh...panasss..." rintih Rony, sensasinya selain nyeri memang kulit terasa terbakar, panas.

"Awas dulu tangannya, Mas." Salma menghempaskan tangan Rony lagi, ia mencari-cari apakah ada benda kecil yang dimaksud ibunya itu.

Iya, Salma melihatnya. Katanya ini mulut tawon tepat bagian moncongnya, jika dilihat seperti moncong nyamuk, kecil. Seperti jarum.

Salma mengambilnya dengan hati-hati, katanya juga benda itu jika tidak diambil cukup membahayakan. Ada racun yang tersisa disana.

Gigitan tawon rasanya lebih menyakitkan dari pada lebah, karena dua jenis serangga yang orang sebut sama ini ternyata berbeda, beda pula jenis pengelompokan makanannya.

Tawon termasuk hewan serangga karnivora sedangkan lebah lebih ramah karena hanya memakan nektar saja. Iya, lebah adalah hewan serangga herbivora. Dari segi bentuk pun berbeda, tawon tak berbulu sedangkan lebah berbulu.

"Caaa..." Rony setengah merengek, lalu Siska datang membawa mangkuk berisi es batu. Rony langsung diam, malu.

"Udah diambil?"

"Udah, Bu." jawab Salma.

Salma mengambil es batu lalu ia oleskan pada bekas gigitan tawon itu, Rony meringis lega, sensasi panasnya berganti dingin. Langsung nyes!

"Ada-ada aja, gimana? Masih sakit Bang?" tanya Siska, Salma ikut memperhatikan jawaban Rony. Ia masih membaluri bekas gigitan itu dengan es batu.

Rony menggeleng pelan, "Mendingan, Bu."

"Yaudah, Ibu yang kupas mangganya aja ya. Sal, kalo udah nanti kasih plester lukanya, biar cepet sembuh." titahnya, Salma mengangguk.

Siska berlalu membawa mangga dikeranjang, "Makasih, Ibu..." pekik Salma.

"Iya." sahut Siska, memekik juga.

"Aku ambil kotak obat dulu ya." bukan pernyataan, itu pemberitahuan. Salma langsung pergi saat Rony mengangguk pelan.

Sekejap saja, Salma kembali lagi. Agar luka bekas gigitannya tetap terjaga dan tidak infeksi Salma mengobati lebih dahulu dengan cairan antiseptik lalu dibalut plester coklat kecil yang hanya menutup bagian gigitannya saja, sedangkan ruam merahnya tidak tertutup.

Hi Switzerland (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang