Haloo semua, maaf kalau baru bisa update. Meskipun nggak ada yang nungguin tapi aku tetap berusaha untuk melanjutkan cerita ini:)
**********************
Kini jam yang tergantung di dinding sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam, bukan semestinya para atasan atau karyawan di kantor ini lembur sampai di atas jam delapan, namun Arka masih di atas kursi singgasananya, berkutat di hadapan layar tujuh belas inchi di tengah heningnya suasana ruangan yang hanya terdengar bunyi detik jam, persinggungan antara jarinya dan keyboard, serta bunyi halus dari mesin air conditioner.
Hari ini adalah hari dimana puncak semua perasaannya harus benar-benar ia kubur dalam-dalam. Arka sedang tidak berada dalam hayalan yang menyakitkan, ini semua nyata benar adanya jika Papanya dan Lira telah berstatus menjadi pasangan suami istri. Dan hari ini, mereka tengah berbahagia melakukan sebuah perjalanan ke luar negeri untuk bulan madu. Arka mencoba untuk terus fokus pada pekerjaannya, sehingga segala rasa kalut yang ada dalam pikiran dan hatinya setidaknya dapat teralihkan.
Satu menit, dua menit, tiga menit, hingga menit-menit selanjutnya telah berlalu, tak terlihat sedikit pun Arka tampak hendak mengakhiri pekerjaannya. Namun di tengah-tengah kegiatan tiba-tiba ia terdiam, kedua mata Arka masih memandang lurus ke arah layar, namun kegiatan jari jemarinya terhenti.
Sekelebat ingatan yang sama sekali tak pernah ia pikirkan lagi setelah terakhir kali ia melakukan hal bodoh sekaligus gila, tiba-tiba saja terputar sendiri di memorinya.
"Ah, shit!" Arka sedikit mengerang dengan deru napas yang berubah tersendat.
Ini benar-benar aneh. Mengapa potongan adegan tidak senonohnya itu bisa tiba-tiba muncul lagi di saat seperti ini, dan lagi, kenapa harus Rani?!
Arka ingin menghentikan semua kegilaan ini, namun bayangan-bayangan erotis itu terus menari-nari di ingatannya. Sehingga hal yang lagi-lagi harus ia lakukan adalah ... tentu saja menuntaskan kegilaannya.
Arka bangkit dari tempat duduknya, menghela napas dan meraup wajahnya kasar setelah itu ia melenggang ke arah kamar mandi.
***
Arka memarkirkan mobilnya pada carport, sudah tiga hari dua malam ia tidak menginjakkan kakinya di rumah ini, bukan karena sedang ada perjalanan bisnis ataupun kesibukan lainnya, melainkan karena ia hanya tidak ingin pulang dan bertemu salah seorang yang kini menghuni rumahnya.
Namun karena merasa aksinya sangat tidak masuk akal dan konyol, Arka akhirnya memutuskan kembali pulang.
"Oh, tuan Arka ternyata sudah pulang,"
Saat pertama kali masuk ke dalam rumah, seorang gadis langsung menyambutnya.
Arka hanya tersenyum simpul atas sambutan dari Rani. Gadis yang akhir-akhir ini menjadi objek fantasi liarnya.
Shit!
"Maafkan saya tuan, karena sama sekali belum menyiapkan apa-apa, saya pikir tuan Arka masih dalam perjalanan bisnis," ucap Rani tampak merasa tak enak hati.
Ya, itu adalah kebohongan yang Arka beritahu kepada Rani atas alasan ia yang tidak pulang ke rumah selama beberapa hari.
Pada malam pertama Arka memutuskan tidak pulang, Arka langsung menelpon Rani, takut jika Rani akan menunggunya. Dan lebih gilanya, dalam perbincangan singkat melalui telepon itu, Arka yang entah mengapa kembali tidak waras menjadikan suara Rani sebagai bahan fantasi erotisnya!
Apakah sekarang ia menjadi gila akibat mengalami patah hati?
"Santai aja, Ran, nggak apa-apa, lagian aku juga nggak bilang kalau mau pulang, kamu bikinin aku teh lemon anget aja, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Slave
RomanceSelama satu Minggu menggantikan neneknya yang tengah sakit untuk menjadi asisten rumah tangga di rumah seorang tuan muda, nasib Rani sangat buruk karena di perkosa oleh sang tuan yang pulang dalam keadaan mabuk setelah menghadiri acara pesta pernika...