Sorry for typo dan kata yang hilang🙏
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Lagi, lagi-lagi War diputuskan, selalu dia yang menjadi pihak yang ditinggal dan dicampakkan. Padahal dia sudah berusaha menjadi pacar yang baik lagi pengertian serta dia curahkan segenap hati dan raganya tuk kekasihnya agar kekasihnya nyaman dan bahagia bersama dia. Tapi sepertinya itu tidak cukup, karena dia masih saja diputuskan.
War tidak langsung pulang, dia lampiaskan segala sakit hatinya yang patah di pantai ini. Tempat yang selalu dia kunjungi jika jiwanya terluka.
Dia berteriak keras di sela derai air matanya, dia tidak peduli dengan pengunjung lain, yang penting rasa sakit di hatinya berkurang.
Sekarang War duduk termenung menatap matahari senja yang sebentar lagi berganti menjadi bulan.
Tap!
Sebotol cola dingin menempel di pipinya yang tembem.Lantas dia melirik sang pelaku, dan sang pelaku.malah tampak tersenyum tampan. Karena kenal dengan sang pelaku, lalu dia mengambil minumannya sedangkan sang pelaku mendaratkan pantatnya di sisi War tanpa permisi, dia juga ikut menikmati matahari senja.
"Putus lagi?" Tanya dia guna membuka obrolan setelah meneguk minumannya tanpa melihat lawan bicaranya.
"Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya!" Jawab War terdengar ketus, dia lagi malas bicara. Namanya juga lagi putus cinta.
Dia mengusap kepala War yang hanya dibiarkan begitu saja oleh si pemilik kepala, dia tidak peduli. Lagipula ini bukan pertama kalinya si pria memperlakukan dia seperti ini.
"Semangat lah kawan! Cinta tidak hanya dia seorang diluasnya dunia nan membentang indah ini!" Katanya semangat guna menghibur War yang lagi patah hati. Dan yang dihibur hanya melihat malas dirinya, lama dan itu penuh arti.
Kemudian atensi War kembali menatap laut luas dibawah naungan langit senja.
Dia melihat War di sela senyum tampan rupawannya yang sama sekali tidak melihat dirinya. Dia ingin War melihat dia.
"Besok pagi aku balik lagi ke Amerika!" Katanya sumringah pada pria yang tidak bertanya maupun peduli tentang dirinya. Perih memang cinta yang bertepuk sebelah tangan.
"Memangnya aku peduli!" Ucap War datar kepada dia yang pernah menyatakan cinta kepada War.
Kala itu, dia menyatakan cinta kepada War di saat War sudah punya pacar, Pawat.
Dia kuliah di Harvard, makanya dia balik lagi ke Amerika.
Dia hanya tertawa getir dengan respon War acuh tak acuh akan hal itu.
"Selamat ulang tahun!" Ucapnya tulus yang lagi-lagi dia usap lembut surai coklat War sehingga hal itu membuat War melihat dia lantas mata mereka saling bersua.
Dia tersenyum seindah mungkin pada pria yang selalu dia puja.
Dan War hanya menatap datar dirinya seperti biasanya, untuk saat ini War tidak bisa tersenyum. Dia lagi patah hati.
"Terima kasih!" Balas War lembut dan detik berikutnya atensinya segera beralih ke handphonenya yang berdering.
Itu telepon dari Charlie, meminta dia tuk segera pulang.
"Sampai jumpa!" Seru dia kepada War berwajah cerah berseri.
War sendiri sedang membersihkan pasir yang menempel di celananya. "Hembn, sampai jumpa lagi!" Sahut War tersenyum singkat dan kemudian diapun pergi berlalu meninggalkan pria yang melihat penuh arti dirinya.
Cinta itu masih untuk War. Dia pulang pun hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada War, sebegitu berartinya War dalam hidupnya. Tapi sayang... War tidak melihat hal itu.
⏩⏩
"Sekarang aku sudah putus dengannya, kalau begitu aku resmi menjadi milikmu kan?" Tanya Benz antusias kepada pria yang sedikit lebih tinggi dari dia.
Saat ini mereka di hotel.
Benz duduk di pahanya dengan tangan yang melingkar indah di bahu pria tampan itu.
Dia tersenyum sambil mengelus lembut pipi Benz lalu dua jarinya berhenti di bibir pink soft Benz, tanpa pikir panjang Benz mengulum jarinya seperti mengulum permen lollipop.
War mengemut jari si pria sambil membuka pakaiannya sendiri dengan sensual. Dan pada akhirnya diapun full naked di hadapan pria yang sudah pernah merasakan manisnya tubuhnya.
Jari dia yang sudah basah dia masukkan kedalam hole Benz yang sudah berkedut-kedut.
"Akhhh... kak Anan..." Lenguh Benz saat jemari tangan Anan menyentuh prostat Benz.
Malam ini mereka lalui dengan bercumbu panas, seperti tiga hari yang lalu.
Anan menggepur Benz habis-habisan yang membuat Benz gila dan rusak karena saking enaknya kejantanan Anan keluar masuk dari holenya, saking enaknya dia sampai organisme squirt dan orgasme kering.
Untuk urusan ranjang, Anan ahlinya. Pria cassanova yang suka gonta-ganti pasangan.
Anan tersenyum miring saat melihat Benz tertidur lelap setelah puas dia sirami hole dan tubuhnya dengan sperma hangatnya.
Lalu Anan beranjak dari kasur, dia berjalan menuju kamar mandi sambil menelepon Pamigax.
Dia meminta Pamigax untuk membawakan dia pakaian bersih mengingat pakaiannya sudah kotor akibat sperma.
Pamigax geleng-geleng kepala melihat tubuh telanjang Benz yang penuh dengan jejak percintaan mereka yang panas dan brutal.
Pamigax sudah memberikan pakaian bersih kepada Anan.
"Kau pria paling brengsek yang pernah aku temui kak! Caramu mendapatkan dia sangat menjijikkan!" Puji Pamigax tulus kepada Anan yang sudah selesai memakai baju serta meninggalkan catatan kecil di meja untuk Benz yang masih tidur lelap karena lelah.
Anan hanya Smirk.
Pamigax sendiri sudah melenggang pergi, malas dia berada di ruangan yang aroma spermanya tercium pekat. Bikin dia mual.
⏩⏩
Tep!
Anan berhasil menangkap botol cola yang dilempar oleh kembarannya."Mulai sekarang berhentilah menggangguku!" Maki dia duduk jengah diatas kap mobil Lamborghini Aventador itu.
Anan smirk sembari melihat dokumen penting di tangannya. Setelah satu tahun berjuang keras, akhirnya mereka berhasil membuat keluarga Vihokratana bangkrut dan kini terlilit hutang.
"Terima kasih dek," Ucap dia puas sambil mengusap surai coklat kembarannya. Dia puas dengan kinerja kembarannya yang memang sangat ahli dalam urusan beginian.
Ini kejadian sebulan sebelum War ulang tahun.
"Gak butuh, setelah ini jangan menggangguku! Ingat itu. J.A.N.G.A.N M.E.N.G.A.N.G.G.U.K.U!" Tutur dia penuh penekanan pada setiap kata-katanya, lantas dia berjalan kesal dan membuka pintu mobilnya. "Dan jangan lupa berobat ke rumah sakit jiwa, karena kau jauh lebih gila dariku!" Kata-kata dari mulutnya memang selalu bernada kasar. Bahkan kerutan dari keningnya nyaris tidak pernah hilang, tak hanya itu, tersenyum pun hampir bisa dihitung dengan jari.
"Sesama orang gila jangan saling menghujat!" Tanggap dia santai pada kembarannya yang sudah masuk kedalam mobil. Mereka sudah saling memahami watak masing-masing.
"Perth, sekali lagi terima kasih!" Dia tulus, benar-benar dari hatinya.
Perth mendengus kesal, "Karena dapatnya susah, tolong jangan sia-siakan dia. Jangan seperti kekasihmu yang sudah-sudah, habis kau cocol terus kau buang!" Nasehat dia dari hati pada kembarannya yang entah apa yang dia cari pada setiap kekasihnya. Pelacur pribadi? Entahlah.
"Bacot!" Umpat Anan kesal lantas mobil mewah itu segera melesat meninggalkan dia.
❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatal Love - YinWar
FanfictionKamu dan hal-hal yang tidak bisa aku lupakan, meski kita sudah saling menjauhkan