11

281 9 2
                                    

"Yup, what you wanna say?"
"I sebenarnya, i want to say sorry."
"Why?"
"I sebenarnya, tak lupa ingatan pun. I memang pengsan masa accident tu. I sorry sangat - sangat. I... I... I..."

Air mata Meera terjatuh ke riba. Tidak berhenti. Catherine hanya diam. Dia menarik hela nafasnya dan memeluk Meera.

"That's my question, actually."
"So? You know it?"
"Nope."
"So? Are you mad at me?"
"Hmm. I don't know. It's still confusing me."
"Hmm. I'm sorry, okay."

Mereka berdua hanya diam tanpa bersuara.

"Ririn, are you okay?"
"I'm fine with it. Don't worry too much."
"You really forgive me?" 
"Of course, my love."
"Hmm."
"Don't think too much. Faster, gonna rain."
"Okay."

Selesai makan mereka pulang ke rumah semula. Dia menghantar Meera pulang.

"I'll be back. There's work at the office."
"You nak i teman?"
"It's fine. If you want eat your dinner. Here, take my card, okay. Careful alone at this mansion."
"Okay, love you."
"Love you too."

Suara Catherine suram dan tiada semangat.
"Bye!"

Meera melambainya dari balkoni dan tiada jawapan seperti dulu. Terus ditinggalkan tanpa balasan. Dia tutup pintu balkoni dan menukar baju tidur.

Office

Keadaan yang gelap dan sunyi di dalam bangunan nya. Dia masuk ke biliknya dan duduk di kerusinya. Dia minum arak untuk menenangkan dirinya. 

Tiba - tiba pintunya dibuka. Vi Vi masuk memujuk Catherine pulang.

"Hey, are you okay?"
"Barely, not."
"What you gonna do?"
"I want stay here. I never felt this feelings, Vi Vi. I.. I... don't know how to describe to you. I feel like betrayed."

Dia mengigil menangis sambil memegang dadanya.

"I know. But you shouldn't do this. You should solve it in a correct way. Not sulking or runaway like this."
"Oohh. You came here to put all the blame on me or hearing my problem?"
"All this happened because of her. She's lying to me and that's not funny, Vi Vi. I've been searching for her. I cry for her. She's hurting me like this. Not for a day but for many year!!! How come i forgive her? You telling me right now!!!"

Dia memegang baju Vi Vi. Vi Vi cepat - cepat memeluknya dan meredakan perasaan nya.

"I'm sorry you have to through all this and I'm not there for you."

Catherine menangis teresak - esak di bahu Vi Vi. Lama kemudian, dia berhenti menangis dan tertidur.

Meera's POV

Dia menangis mendengar luahan hati Catherine. Itulah pertama kalinya dia mendengar Catherine menangis dan meluahkan perasaan nya. Dia cuba menahan nangis supaya tidak didengar Catherine dia dalam panggilan telefon.

Dia juga dipeluk Erin. Supaya menenangkan diri mereka masing - masing.

"Ni semua salah aku, aku tak patut lebih - lebih buat macam tu."
"Hmm. Aku pun salah juga. Aku pun tolong kau juga. Vi Vi kata nanti dia bawa Catherine balik. Don't worry. Sekarang, kau duduk je sini. Takut jadi apa - apa pula dekat kau."
"Okay."

Vi Vi mengangkatnya dan membawanya pulang ke rumah agam milik keluarga mereka.

Meera yang sedang menunggu didepan pintu utama dengan Erin sedih melihat Catherine dalam keadaan sebegitu. Tak terurus dan matanya bengkak menangis.

Vi Vi memapah terus masuk ke bilik tidur Meera dan Catherine.

"What a heavy drunker."

Vi Vi mengeluh sendiri. Erin memukulnya.

"Tak baiklah."

"Thanks."
"No worries."
"Careful."
"Okay."
"Jom, sayang. Lily dah tunggu kita."
"Wow, bestnya ada family."
"It's fine, Meera. One day you'll get too."

Vi Vi memujuk nya.

Meera menghantar mereka ke pintu. Mereka melambai Meera dari jauh. Meera masuk semula dan menutup pintu.

Car

"Sayang, saya risau tengok Meera tu."
"Saya pun sama. Dia dah macam adik saya."
"Hmm, kesian dia."
"Nanti ok lah tu. Sekejap je tu. Dia pun kuat merajuk juga macam awak."
"Hey! Bila masa!"

Dia mencubit Vi Vi.

"Sakitlah."
"Tahupun."
"Alah - alah sorry ya."

Dia mencium pipi Erin. Baru Erin nak mencium Vi Vi semula. Ditegah oleh Lily.

"Mama, don't!"
"Why, Lily?" Vi Vi asked.
"Because, Mummy is mine."
"Nope! Ini mama punya."

"Isshh! Illy unya yah!" (Lily punya lah)
"Mama punyalah! Lily cari sendiri!"
"Hmm, tak nak tawan mama agi."
(Tak nak kawan mama lagi)

"Tak kisah pun. Pergilah dengan Mummy sana. Nanti jangan minta Mummy masak ke, suap ke, mandi ke."
"Sweetheart, kenapa cakap macam tu dengan anak?
"Biarlah."
"Hmm."

Vi Vi menghentikan kereta ke tepi dan mula bercakap.

"Lily, come here."

Lily duduk di pangkuan Vi Vi.

"Listen to mummy. This is my wife. I'm her wife, okay?"
"But, Lily nak mummy."

"Yes, you can. But, there's certain things that i cannot do that mama good at. I can work at the office. But, mama she retired just because want to take care of you she loves you. If you don't want mama, then you cannot have me too. Do you understand that?"
"Hmm."

"So, what you should say?"
"I'm sorry mama."

Lily mencium pipi Erin dan Vi Vi.

"Good girl."

Vi Vi puji Lily.

"I want sleep."
"Come here."

Lily peluk Erin. Mereka berdua tidur dalam kereta hingga ke rumah. Vi Vi tersenyum memandang mereka berdua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 06 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Strangers to Lovers 2 : Meera & Catherine (side story) [WLW]Where stories live. Discover now