Bab 30. Bertemu Lagi

396 33 46
                                    

Klek!

Bruk!

"Apa maksud kamu?"

Sofia yang masuk ke ruang kerja Megan seperti singa kehausan tak urung membuat Megan getar. Megan malah lebih asik menandatangani beberapa formulir yang ada di atas meja.

Ruang kerja berdinding putih dengan hiasan-hiasan piagam penghargaan yang tertancap rapi pada dinding, hampir 30 piala mulai dari ukuran paling kecil hingga besar yang berdiri tegak di dalam lemari kaca yang ada di sudut ruangan, serta beberapa furniture sepakbola menjadi pelengkap identitas diri bahwa Megan Alvaro adalah pemilik salah satu sekolah bola ternama di Jakarta.

Sofia menghampiri Megan dan berdiri tepat di sebelah kanan pria berkemeja putih itu.

"Esok kita tunangan, tapi kenapa tiba-tiba kamu batalin? Jawab aku, Megan!" pinta Sofia dengan nada cukup sedih. Bahkan, air matanya sudah mengalir di pipinya.

Megan meletakkan pena di atas kertas formulir lantas beranjak dari kursi kemudian pergi menutup pintu yang tadinya dibuka kasar oleh Sofia. Megan paham betul apa yang dirasakan oleh Sofia saat itu. Jika Sofia ingin menamparnya pun Megan akan memberikan izin penuh.

Megan menghampiri Sofia. Menatap lekat pada mata berkaca wanita cantik itu.

"Bukan kamu orang yang aku cintai, Sof. Itu aja alasannya kenapa aku harus batalin pertunangan kita!"

Sofia merasa sangat terpukul. Usahanya selama ini demi untuk membuat Megan jatuh cinta padanya sudah gagal total.

"Seharusnya aku menolak perjodohan kita dulu, Gan."

"Maafin aku, Sof."

Sofia menghapus air mata kecewanya dan menghela napas pelan. Sudah tidak mau lagi berpura-pura tidak paham apa-apa.

"Aku tau siapa orang yang kamu cintai itu. Ardhan, 'kan? Sejujurnya beberapa hari ini aku sengaja mencari tau tentang kalian. Ya, seenggaknya bukan wanita lain yang kamu cintai. Aku hanya frustasi bagaimana caranya aku harus jelasin ke semua teman-temanku dan keluargaku yang udah nerima undangan pertunangan kita."

Megan pun membawa Sofia ke dalam pelukannya. "Bilang aja ke mereka kalau aku adalah pria yang gak baik buat kamu makanya kamu memilih untuk batalin pertunangan. Sofia, kamu pasti bisa menemukan seorang pria yang layak menjadi suami kamu. Terima kasih karena sudah mau mengerti situasiku."

Sofia hanya bisa mengangguk pelan sambil membalas pelukan Megan yang tidak akan pernah lagi dia rasakan.

                                           ***

Lima bulan kemudian ....

Bagi Megan, rutinitas yang tidak boleh dirubah setiap weekend adalah menenangkan diri di rumah. Berenang menjadi andalannya. Bermain PS atau nge-gym termasuk dalam alternatif lain. Intinya, pria tampan itu akan menghabiskan weekend hanya di rumah saja, sendirian.

Ketika sedang asik-asiknya berenang, tamu tidak diundang datang mengganggu Megan.

"Woe, Megan!" teriaknya.

Megan akhirnya menepi, tapi masih berada di dalam kolam. "Tumben banget. Biasanya kan lo berdua tiap weekend maen futsal bareng Ardhan."

Sayangnya, Carlo dan Nathan yang merupakan tamu tidak diundang itu sama sekali tidak merasa tersinggung.

"Jangan berenang mulu ntar burung lo makin panjang loh," celoteh Nathan.

"Ya bagus dong. Daripada burung lo ... pendek," ledek Megan.

Mendengar itu membuat tawa Carlo pecah. Seumur-umur, baru pernah Carlo mendengar candaan vulgar dari Megan.

"Siapa bilang? Burung gue panjang keles. Gede pula," bantah Nathan.

SECRET LOVE (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang