WAR IN LIFE : REVENGE & AFFAIR ✅

#2#

Setelah kejadian itu, Sehun tak pernah lagi menyempatkan mampir ke restoran Jongin. Awalnya ia akui masakan di restoran Jongin sangat enak. Sehun bahkan sering merekomendasikan restoran Jongin pada kolega bisnisnya. Tapi sudah 2 minggu ini ia tak pernah kesana lagi. Sehun juga selalu mengabaikan pesan dan telepon dari Jongin. Ia tidak mau berhubungan lagi dengan pria tan itu. Baginya, Jongin adalah pria licik yang memanfaatkannya demi sesuatu yang ingin dicapainya.

Memang sampai saat ini Sehun belum bisa mengingat apapun kejadian saat itu. Ia hanya ingat kalau saat itu Sehun mendatangi restoran Jongin setelah kru perusahaannya selesai meliput disana. Kebetulan juga dia sedang bertengkar hebat dengan Baekhyun hari itu dan Sehun melampiaskan dengan minum. Tentu ia memesan beberapa makanan, tapi hanya tersentuh sedikit. Setelahnya ia memesan soju beberapa botol. Dan jika merasa kurang, ia memesan lagi hingga tak terhitung berapa botol soju yang ia habiskan, Sehun langsung tepar setelahnya. Ia tak sadar sedikitpun apa yang terjadi setelah itu.

Sehun tersadar dari lamunannya tentang kejadian kala itu. Ia kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya yang menumpuk, tapi atensinya langsung teralih saat sekretarisnya masuk dan mengatakan jika ada seseorang yang ingin bertemu dengannya.

"Tuan Oh, di lobby ada seseorang yang sangat ingin bertemu dengan anda. Saat ditanya sudah membuat janji, orang tersebut berkata tidak membuat janji apapun. Tetapi dia bilang sangat dekat dengan anda" Jelas Jongdae membuat Sehun mengernyit bingung. Memang hari ini ia tidak ada janji dengan siapapun. Tak ingin semakin pusing dengan kehadiran orang tak waras menurutnya itu, Sehun mengecek CCTV bagian lobby. Ia langsung menggeram marah saat tahu orang itu - Kim Jongin - yang ingin menemuinya.

"Usir saja dia. Bilang aku sangat sibuk. Jika perlu suruh keamanan menyeretnya keluar!" titah Sehun.

"Saya sudah turun tangan Tuan. Tapi dia sangat keras kepala dan akan menunggu hingga anda punya waktu luang. Sebenarnya kemarin keamanan sudah mengusirnya, tapi ia datang lagi hari ini." Jelas Jongdae membuat Sehun mengepalkan tangannya karena emosi.

"Baiklah, suruh dia menghadapku." Final pria pucat itu dan Jongdae langsung undur diri untuk membawa Jongin dihadapan Sehun.

Di lobby perusahaan 'OHS Ent.' tersebut, Jongin menunggu dengan gugup sedari tadi. Ia nekad kembali mendatangi perusahaan Sehun. Ia sangat ingin bertemu dengan Sehun dan bertanya mengapa pesan dan teleponnya diabaikan. Jongin juga ingin mengungkapkan perasaannya yang sudah lama ini. Ia akan mengungkapkan semuanya, Jongin berharap Sehun mau menerimanya. Bahkan si tan itu melupakan fakta bahwa Sehun sudah berkeluarga.

Saat ia sedang asyik memandangi interior perusahaan milik Sehun, tiba-tiba seorang pria yang tadi sempat mengusirnya datang lagi menghampirinya. Jongin tentu langsung berdiri dan bersiap untuk mengatakan alasannya lagi. Tapi ucapan pria tersebut membuatnya urung dan senyum manis terpatri dibibirnya. Ia senang akhirnya bisa bertemu dengan Sehun.

"Tuan, mari ikut saya untuk menemui Tuan Oh" ucap pria tersebut dan diangguki oleh Jongin. Mereka berjalan menuju lift khusus karyawan dan umum. Karena ini belum jam makan siang, jadi lift tak begitu ramai. Saat sudah sampai didepan ruangan Sehun, pria didepan Jongin langsung mempersilahkan masuk. Tentu Jongin dengan senang hati memasuki ruangan yang super mewah itu. Desain ruangan yang serba hitam itu membuat kesan mewah dan sedikit misterius menurut Jongin.

Jongin semakin berjalan mendekati meja kerja yang sangat besar dan elegan itu. Ia belum melihat Sehun sedari masuk. Saat sudah dekat dengan meja kerja bertuliskan 'CEO OH SEHUN' itu, kursi yang tadinya menghadap jendela besar ruangan tersebut berputar menghadap Jongin. Sehun, pria pucat itu menatapnya tajam dengan seringai jahat terpasang diwajah tampan itu. Jongin sampai terdiam beberapa saat karena tatapan menusuk Sehun itu. Jongin merasa tercekat ditempatnya, bahkan saat kini Sehun berdiri dan berjalan mendekatinya pun, ia tak melakukan apapun. Rasanya tubuhnya sudah terkunci oleh tatapan Sehun.