Turnamen basket yang dilaksanakan di sekolahnya membuat acara belajar mengajar di liburkan sampai seminggu kedepan, Nadhiel senang senang saja karena jujur dia sangat membutuhkan istirahat dari kegiatan belajar tersebut.
Lain halnya dengan Jo, lelaki tinggi dengan bahu lebar itu malah sibuk karena dirinya menjadi peserta turnamen dengan tim basket sekolahnya. Sedari kecil, jo memang sangat menyukai permainan bola basket, dari sekolah menengah dia selalu mengikuti ekskul basket membuat dia sekarang menjadi sangat ahli dalam permainan bola basket tersebut dan tentunya membuat dia juga terpilih sebagai kapten timnya.
Jo, dengan nomor punggung 21 yang merupakan tanggal lahir Nadhiel, mendribble bola dengan sangat lihai di lapangan, pertandingan sudah berjalan cukup lama, tim Jo mencetak skor yang lumayan jauh dari tim lawan, tentu saja dengan Jo yang paling banyak menyumbang poin untuk timnya. Pertandingan tersisa 1 menit terakhir dan lagi lagi, Jo mampu mencetak 3 poin dengan lemparan jarak jauhnya.
Nadhiel terkekeh kecil melihat seremoni yang dilakukan Jo, dia mencium nomor yang tercetak dibagian dadanya, lalu menatap Nadhiel yang duduk di kursi penonton dengan dua jempol di tangannya. Mengatakan 'poin buat kamu' tanpa suara yang di mengerti Nadhiel yang hanya tersenyum dengan bangga.
Peluit yang menandakan permainan telah berakhir berbunyi, semua pemain meninggalkan lapangan dan menuju kursi yang berisi timnya. Nadhiel turun dari bangku penonton dan menghampiri Jo dengan sebuah handuk kecil dan sebotol minuman di kedua tangannya.
"Gilaa keren banget cowok gua" seruan Nadhiel yang berada di hadapan Jo hanya di beri kekehan kecil, tangannya meraih air yang ada di tangan Nadhiel dan meneguknya dengan semangat dan berantakan, hingga beberapa mengalir melalui dagunya, dan dengan reflek Nadhiel mengusap dagu Jo dengan handuk kecil di tangannya, bukan hanya dagu tetapi Nadhiel juga mengusap keringan yang membanjiri wajah tampan Jo.
Jo hanya terdiam membiarkan Nadhiel melakukan tugasnya, Jo terkekeh dalam hatinya merasa seperti anak kecil yang sedang di mandikan ibunya.
Sautan sautan ke irian di tunjukan teman teman Jo saat melihat pemandangan yang membuat jiwa jiwa jomblo itu bergejolak, sedangkan Jo dan Nadhiel gak ambil pusing dengan itu, mereka berdua sudah terbiasa mendapatkan hal seperti ini.
Semua warga sekolah tentu tau bagaimana mesranya hubungan Jo dan Nadhiel, mereka berdua selalu bertingkah mesra layaknya sepasang kekasih setiap hari, tentunya pasti ada pertengkaran kecil mereka yang meributkan beberapa hal tidak penting, namun hal itu tidak membuat mereka kehilangan kemesraan itu.
"Tunggu di parkiran bentar ya, gua gantu baju dulu abis itu kita cari makan" Jo mengusak gemas rambut Nadhiel dan berlari menuju lokernya untuk mengganti pakaian basketnya menjadi pakaian santai.
Setelah Jo berlalu, Nadhiel melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Jo memarkirkan mobilnya. Iya hari ini Jo tiba tiba ingin memakai mobil dengan alasan "abis tanding pasti capek panas, enakan naik mobil adem" ya, bagaimana lagi, sebagai penumpang Nadhiel hanya mampu mengikuti keinginan si pengemudi.
15 menit berlalu akhirnya yang ditunggu memunculkan batang hidungnya ke hadapan Nadhiel dengan langkah terburu buru. Saat sampai di depan Nadhiel, Jo menetralkan nafasnya sebentar lalu tersenyum ke arah Nadhiel.
"Maaf ya lama, tadi diajak ngobrol sebentar sama pelatih" Jo mengusak rambut Nadhiel dan merapihkan rambutnya yang berantakan.
"Iya gapapa, yuk berangkat sekarang. Gua udah laper banget nihh" Nadhiel mengusap usap perutnya yang memang sudah berbunyi sedari tadi meminta asupan makanan, melihatnya Jo hanya terkekeh kecil dan memasuki mobilnya diikutin Nadhiel yang langsung masuk ke kursi penumpang.
Hari itu, mereka menghabiskan waktu bersama sampai malam tiba, banyak hal yang mereka lakukan. Seperti main game di Timezone dan berjalan jalan di taman kota menikmati pemandangan malam hari yang begitu indah dengan taburan bintang di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We First Meet
ContoCerita ini mengisahkan tentang Nadhiel yang merasa kesepian dan kehilangan setelah kepergian ibunya. Di tengah kesedihannya, ia bertemu dengan seorang anak kecil bernama Gemario yang memberinya payung dan menghiburnya dengan kepolosannya. Meskipun h...