6. Hari ulang tahun

67 44 19
                                    

Hari ini, tepat pada tanggal tujuh belas Oktober adalah hari di saat gadis bernama Khalisa Nabila dilahirkan, tepat enam belas tahun lalu. Ya, hari ini ulang tahunnya yang ke enam belas.

Gadis itu baru saja menginjakkan kakinya di depan gerbang sekolah, ia masuk dengan langkah riang, tersenyum kepada siapa saja yang berpapasan dengannya. Maklum lah, suasana hatinya sedang senang.

Di belokan koridor kelas, Lisa langsung disambut dengan dua orang temannya. Ina dan Rhena, mereka berdua langsung merangkul kedua pundaknya.

"Selamat ulang tahun Lis!" Kata Ina dan Rhena secara barengan.

Yang diberi ucapan tersenyum lebar, "Makasih kalian." katanya, sambil memeluk keduanya dengan erat. Lalu mereka melanjutkan langkahnya menuju kelas dengan obrolan mereka.

Sampai di depan pintu kelas Lisa, langkah mereka berhenti di situ. Lisa membalikkan badan, menatap keduanya.

"Kalian nggak mau ke kelas gue dulu?"

"Gak dulu deh Lis." jawab Ina.

"Kita jam pelajaran pertama matematika, jam tujuh lebih lima belas harus udah di kelas." Rhena menimpali.

Ina sontak langsung mengecek arloji di tangannya. "Sekarang pukul tujuh lebih lima." katanya memberitahu.

"Waduh, yaudah gih kalian cepetan ke kelas." perintah Lisa.

"Gue ke kelas sekarang." pamit Rhena. "Ina, ayok." lanjutnya, sembari menarik tangan Ina.

"Dah Lis!" kata Ina, satu tangannya melambai ke arah Lisa, dan dibalas lambaian juga oleh Lisa.

Setelah kepergian Ina dan Rhena, Lisa masuk ke kelas, lalu duduk di kursinya. Suasana kelas sudah lumayan ramai karena sebentar lagi jam pelajaran pertama akan di mulai. Tetapi, bangku di sampingnya masih kosong, penghuninya tak kunjung datang.

Lisa sesekali menengok keluar, mencari keberadaan Frista. Tapi lagi-lagi, dia tidak menemukan temannya itu. Apakah anak itu tidak berangkat sekolah, atau mungkin akan datang terlambat.

Seketika Lisa menegakkan kepalanya tatkala mendengar suara sepatu yang beradu dengan lantai. Suara sepatu itu milik bu Ainun, guru bahasa Inggris yang masuk ke kelas mereka.

"Good morning, class!" sapa guru itu sebagai pembuka percakapan hari ini.

"Good morning, ma'am!" jawab semua murid dengan serempak.

"How are you today?"

"I'm fine."

"Oke guys, hari ini kita akan—," belum sempat guru itu menyelesaikan ucapannya, ketukan pintu dari luar menghentikannya.

Mereka sontak menatap pintu, di sana, Frista berdiri, gadis itu menatap guru nya dengan takut.

"Maaf bu, telat." kata gadis itu, di akhiri dengan sedikit cengiran.

"Iya nggak papa." Untungnya, Bu Ainun tidak segalak guru lainnya. "Masuk." Perintahnya.

"Makasih, bu." Frista kemudian segera menuju tempat duduknya. Setelah menaruh tasnya dan duduk di sana, dia menghembuskan nafas kasar. Gurunya melanjutkan pembelajaran seperti biasa.

"Kok tumben lo telat?" Lisa bertanya dengan sedikit berbisik agar tidak terdengar yang lain.

"Gue kesiangan, nggak tidur semalem." jawabnya dengan lesu.

"Lho, kenapa?"

"Nanti aja ceritanya, intinya gue ada sedikit masalah sama Rozi. yang bikin gue ga bisa tidur cuma gara-gara mikirin hubungan gue sama dia."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIR TIDAK SELALU BAIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang