***
Terlihat seorang perempuan sedang duduk di pinggiran ranjang sambil mengingat apa yang sedah terjadi. Ia melihat tanganya sendiri yang sudah ia gunakan untuk menampar salah satu adiknya.
Seketika air matanya mengalir begita saja shani tak bermaksud ingin menampar adiknya namun karna terbalut oleh emosi ia pun tak sengaja menampar gita.
Shani sangat meresa bersalah pada gita harusnya ia tak langsung menampar adiknya itu. Harusnya ia bisa lebih menahan emosinya dan mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.
Shani melihat sebuah bingkai foto diatas meja samping tempat tidurnya dimana ada anggota keluarganya berada dalam foto tersebut. Shani mengambil foto tersebut sambil mengusap halus bingkai foto itu. Air matanya jatuh lebih deras saat ia melihat foto ayah dan bundanya yang sangat ia rindukan.
"Yah, bun.. " Ucap shani pelan.
"Shani kangen sama ayah dan bunda." Lanjutnya.
"Maafin shani.. yah, bun." Lanjutnya.
"Shani udah gagal jagain adik adik shani.." Lanjutnya.
"Bahkan hari ini shani sudah nyakitin adik shani sendiri.." Lanjutnya dan semakin deras air matanya turun.
"Hari ini shani udah nampar gita dengan tangan shani sendiri.." Lanjutnya.
"Shani ngerasa gagal jadi kakak.." Lanjutnya.
"Maaf yah, bun.. shani udah ngecewain kalian shani gk bisa jagain adik adik seperti pesan yang ayah sama bunda berik-." Ucap shani tak kuat melanjutkan kata katanya.
Air mata shani terus menetes bahkan sekarang lebih deras lagi dan tanpa shani sadari dari tadi ada dua pasang mata yang melihatnya dari ambang pintu.
Shani tiba tiba merasakan ada sebuah tangan mengusap punggung nya dengan lembut.
"Kamu nggak pernah gagal jadi kakak ci.." Ucap jinan sambil mengusap lembut punggung shani.
"Kamu jangan ngerasa bersalah.." Lanjutnya.
"Aku tau kamu pasti lelah dengan begitu banyaknya tanggung jawab yang ayah dan bunda berikan padamu.." Lanjutnya sambil menahan air matanya agar tidak turun.
"Kamu jangan sedih kita disini selalu bangga sama kami ci.." Lanjutnya dengan suara bergetar.
"Kamu hebat bisa kuat menghadapi semua sendiri.." Lanjutnya sambil tersenyum.
Shani sedikit terkejut saat melihat jinan dan marsha tiba tiba ada disampingnya dan segera menghapus air matanya sambil menaruh foto itu kembali diatas meja.
"Iya,, Cici jangan ngerasa sedih ya..." Ucap marsha yang sudah menangis.
"Cici udah hebat kok ,bisa ngejaga kita semua dengan baik.." Lanjutnya sambil menghampiri shani dan berdiri didepan shani.
"Kita tau pasti sangat berat bagi cici ngejaga kita.." Lanjutnya.
"Tapi cici selalu kuat dan nggak pernah ngeluh.." Lanjutnya.
"kita bangga sama cici.." Lanjutnya sambil mengusap air mata shani.
Shani tak bisa berkata kata lagi ia pun langsung memeluk kedua adiknya tersebut sambil menangis dipelukan kedua adiknya itu.
"Terima kasih kalian selalu ada disaat cici sedang sedih dan terpuruk.." Batin shani.
"Cici bersyukur jadi kakak kalian.." Lanjutnya.
"Maaf jika cici belum bisa jadi kakak yang baik buat kalian.." Lanjutnya.
"Tapi cici bakal berusaha ngejaga kalian sekuat tenaga.." Lanjutnya.
"Cici gk mau kalian kekurangan kasih sayang.." Lanjutnya.
"Karna ayah dan bunda tidak ada disini.." Lanjutnya.
"Cici bakal berikan semua kasih sayang cici.." Lanjutnya.
"Supaya kalian gk merasa sedih karna kehilangan ayah sama bunda." Lanjutnya.
" Cici sayang banget sama kalian." Lanjutnya.
Tangisan shani terdengar sangat pilu bagi setiap orang yang mendengar itu. shani sudah tak bisa lagi menahan rasa sedih yang selalu ia tutupi itu dan kini semua rasa sedih itu akhirnya tumpah juga.
Mendengar tangisan yang sangat menyakitkan dari shani akhirnya jinan sudah tak bisa menahan air matanya lagi. Kini jinan sudah menangis di pelukan shani ia tau seberapa berat beban yang di tanggung oleh shani.
Cukup lama mereka dalam posisi itu. Setelah mereka sudah merasa lebih baik mereka pun memutuskan pelukanya satu sama lain.
"Udah jangan sedih terus ya." Ucap jinan.
"Iya masa cici sempurna kita sedih.." Sambing marsha.
"Hahaha..." Tawa shani.
"Terima kasih ya.." Ucap shani tulus.
"Cici bersyukur punya adik adik seperti kalian." Lanjutnya.
"Kita juga bersyukur punya cici seperti ci shani.." ucap marsha.
Dan mereka bertiga pun saling tersenyum satu sama lain seperti memberikan semangat lewat senyuman manis mereka.
***
Disisi lain didalam sebuah kamar terlihat seorang perempuan sedang melihat wajahnya sendiri lewat pantulan kaca meja riasnya. Pipi kanan nya masih memerah karna bekas tamparan tadi ditambah beberapa luka diwajahnya yang belum kering.
"Hahaha..." Tawa getir dari gadis itu.
Senyuman dari bibir maninya terlihat dipantulan kaca namun tidak dengan matanya yang sedang meneteskan air mata. Semua luka diwajahnya memang terlihat menyakitkan namun bukan itu alasan kenapa gadis itu menangis.
Percayalah ada yang lebih menyakitkan lagi dibanding semua luka yang ada diwajahnya saat ini. Pikiranya yang sangat kacau, fisik yang terlihat lelah dan hati yang terasa sakit. Itu semua menjadi satu dan itu juga kenapa alasan gadis itu menangis.
Perempuan itu beranjak dari duduknya dan hendak pergi kekamar madi untuk mencuci wajahnya. Setelah selesai mencuci wajahnya ia kembali dan kini duduk di sofa sambil melihat ke arah balkon kamarnya.
"Ci.."
"Maaf,, udah bikin cici nangis.."
"Kak jinan, macha.."
"Terima kasih udah nenangin cici.."
"Tolong jagain dan bantu ci shani terus ya kak jinan, cha.."
"Semoga kalian semua akan terus baik baik saja.."
"Bunda.."
"Maaf,, udah buat keluarga ini menangis.."
"Ayah.."
"Gita ternyata gk bisa sekuat ayah."
"menahan itu semua sendirian ternyata berat yah.."
"Maaf,, kalo gita nggak bisa sehebat dan sesabar ayah sama bunda.."
Tiba tiba hujan turun dengan deras dan di sertai angin yang cukup kencang mesuk melalui pintu balkon yang terbuka.
Setelah beberapa saat gita duduk disofa sambil menatap hujan yang turun dengan derasnya dan disertai angin yang masuk kedalam kamarnya. Kini ia pun beranjak dari duduknya dan melangkah menuju arah balkon kamarnya untuk menutup pintu balkon yang terbuka.
Setelah selesai menutup pintu balkon kamarnya gita pun memutuskan untuk tidur karna tubuhnya sudah sangat lelah.
____________________&___________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Kalian Rumahku?
De Todo"Bahkan kalian gk tau apa apa tentang gue.. jadi bagaimana mungkin kalian bilang kalo gue berubah dan bukan gita yang kalian kenal?" - Gita. "Karna sejak awal kalian memang nggk pernah tau apa pun tentang gue." - Gita.