Chapter 1- The Beauty and The Oddity.

4 1 0
                                    


"Ugh...di mana..." Simon membuka matanya, dan sinar mulai terlihat, dia bangun sambil memegang kepalanya yang sakit, dia terkejut melihat sebuah cakrawala indah langsung ia tatap dengan matanya. "Di mana ini...." Ia takjub dengan apa yang dia lihat.

"Tunggu...Baron ?...Baron !"

"Aku dibelakang mu"

"Wah !..." sambil menepuk dadanya Simon berkata "Bikin kaget aja".

"Hehehe, sorry...kau tak apa ?"

"Aku baik, ngomong-ngomong...Baron...k-kita ada di mana ?"

"Entahlah...ini sungguh aneh...kita kan sebelumnya jatuh ke lubang...tapi...kok malah sini sih..." , Baron menepuk bahu Simon sambil melotot. "Kita...kita...udah di dunia lain Simon !...gimana caranya kita keluar !".

"Kau ini, tenang saja pasti ada jalannya."

"Kau benar...ayo...kita harus terus bergerak"

Simon mengangguk, "kau benar, selagi masih ada kesempatan kita bisa melakukannya".

Baron dan Simon mulai berjalan, mereka melewati hutan hijau, auranya sangat menenangkan, udara yang segar menghembus seperti berayun melewati mereka. Lalu, mereka melihat gerbang besar hijau yang berbunga indah.

Simon melihat ada tulisan dan membacanya "Selamat datang...di desa...Nature...."

Baron ikut membacanya juga dengan nada gembira, Baron tersenyum bahagia "Akhirnya sebuah desa, Ayo !...akhirnya bisa istirahat juga".

"Benar...tapi...perasaanku tidak enak..."

"Hmm...yaa, kayak ada yang ngikutin kita terus dari awal...aku juga ikutan gak enak..."

"Umm...kita biarkan saja, ayo".

Simon cuek terhadap perasaan anehnya itu, mereka bedua berjalan melewati gerbang, dan sesampailah mereka di sebuah desa kecil yang tidak terlalu ramai serta tenang.

"Ini sungguh desa yang tenang...benarkan Simon?"

Simon mengangguk "kau benar"

Baron berjalan di belakang simon, dia melihat seorang wanita tua berjualan satu buah roti. Baron mendekati wanita itu dan memberikan sekantung kecil penuh dengan uang. Wanita tua itupun dengan senang hati menerimanya, Baron juga membeli roti, dan berjalan balik kearah Simon.

Simon melihat temannya itu dia tersenyum "kau sungguh memiliki hati yang mulia temanku"

Baron tersenyum balik ke arah Simon "Yaa...kita kan harus membantu orang yang sedang kesulitan...aku hanya membantunya saja, tidak usah memujiku Simon".

Kata-kata dari temannya itu membuat hati Simon hangat, sebelumnya Simon adalah orang yang sungguh kejam, tentara bayaran sadis membunuh tanpa melihat dia seorang wanita atau tidak, dahulunya dia hanya memikirkan dirinya sendiri. Orang-orang menganggap Simon dengan sebutan Anti-Hero Mercenary, karena seorang tentara pahlawan mengorbankan apa yang ia selamatkan untuk kepentingan dirinya sendiri.

Simon melihat temannya itu sungguh iri karena bisa memiliki hati baik, penuh dengan ketenangan serta kedamaian dalam dirinya.

Mereka berdua lanjut berjalan, berkumpul dan membantu orang-orang di desa. Serta menginap di sebuah penginapan kecil. Tetapi, Simon selalu memiliki perasaan tidak nyaman karena suatu hal. Mengintip dari semak-semak pada kegelapan, Sosok itu pun tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Simon goes to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang