02.KEHILANGAN CAHAYA

9 2 0
                                    

HALO SEMUANYAA, SELAMAT MEMBACA. SEMOGA BETAH YA, AKU HARAP GITU
SELAMAT MEMBACA

*****

Setelah melihat Krayna dengan pertanyaan yang tidak akan terjawab. Edvan kembali ke dujianya sendiri; menunggu diri ya dijemput orang tua.

Namun, entah kenapa tiba-tiba saja kepalanya tertoleh ke samping kanan. Di sana terdapat satu mobil Alphard berwarna hitam yang terparkir di seberang jalan, berlawanan arah dengan mobil yang di datangi Krayna. Letak mobil Alphard itu agak jauh dengan halte yang di duduki Edvan.

Dahi bocah yang berumur dia bekas tahun itu mengerut dalam. Sebab, seseorang yang ada di dalam mobil itu nampak aneh dengan gelagatnya. Tangan orang itu terlihat memukul setir mobil berkali-kali.

Kenapa ya orang di dalam sana? Aneh banget batin Edvan bertanya.

Tadi pertanyaan kenapa Krayna tak dijemput di depan halte, sekarang pertanyaan kenapa seseorang di dalam mobil sana kelakuannya yang sangat aneh. Dalam menit yang sama, saat ini kejadian yang terjadi sangat mebuat Edvan terheran-heran dan begitu bertanya-tanya.

Padahal Edvan mengantuk, namun otaknya seperti di paksa untuk mengaktifkan otaknya dengan membuat Edvan begitu penasaran.

Tit! Tit!

Suara klakson itu membuat Edvan terkejut dari lamunannya. Suara itu bukan dari mobil yang ia perhatikan melainkan dari mobil lain. Mata hitam Edvan langsung menoleh ke arah sumber suara. Siapa tahu itu mobil orang tuanya kan.

Raut wajah Edvan langsung berubah. Dari yang biasa-biasa saja menjadi senang. Bibir cowok itu tertarik menciptakan sebuah senyuman yang amat sangat manis. Mata Edvan berbinar saat mengetahui bahwa pemilik suara klakson itu adalah mobil milik orang tuanya.

Akhirnya rasa lelah saat menunggu kini telah hilang digantikan dengan rasa bahagia saat melihat orang tuanya yang sudah datang untuk menjemput dirinya.

Mobil orang tua Edvan berdiri di seberang jalan tepat dengan halte. Orang tua Edvan sudah berdiri di depan mobil dengan raut wajah keduanya berbeda. Shela yang merupakan mama kandung Edvan memang raut wajah yang sangat senang bertemu dengan anaknya. Sedangkan papanya? Farel hanya bersikap biasa-biasa saja.

Awan yang berwarna abu-abu muali meneteskan beribu-ribu air dengan pelan. Menandakan gerimis yang sebentar lagi akan berubah menjadi hujan yang dingin.

Namun Edvan bisa tenang sekarang karena orang tuanya sudah di depan matanya sendiri. Jadi ia tidak perlu takut untuk menunggu lebih lama lagi dalam keadaan hujan. Tidak ingin menunda waktu lagi, langsung saja Edvan berdiri dan mengambil tasnya.

Karna terlalu senang, Edvan langsung berlari menuju seberang tanpa melihat ke arah kanan dan kiri lagi. Tentu hal itu membuat Shela panit di tempat karna saat melihat ke arah kiri darinya  ada sebuah mobil Alphard yang berwarna hitam melaju dengan cepat.

"Edvan! "teriak Shela begitu panik. Namun anaknya terus berlari bahkan sekarang sudah sampai di tengah-tengah jalan.

Tanpa pikir panjang lagi Shela langsung berlari untuk menyelamatkan anaknya. Tangan Shela sempat di cekal oleh Farel namun dengan kuat Shela langsung menghempaskannya kuat. Yang ia pikirkan hanya satu; anaknya selamat. Persetan dengan keadaannya nanti, yang penting anak satu-satunya harus selamat.

Edvan yang melihat mamanya berlari menuju ke arahnya mengernyitkan dahi. Kenapa mama lari kesini? kan edvan mau kesana tanya Edvan dalam hati. Langkah kakinya memelan.

Shela tersenyum hangat untuk terakhir kali. Tangannya langsung mendorong tubuh Edvan dengan kencang ke arah halte lagi. Pandangan Shela memburam karena air hujan yang mulai turun dengan deras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERAPHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang