prolog: Kemunculan sosok

4 1 0
                                    

“seret penghianat itu ke depan kaisar!”

Pintu sel penjara besi segera terbuka. Seorang prajurit dengan sigap bergegas langsung memasuki sel dan menyeret seorang pria keluar dari tempat itu.
Pria itu tidak melawan sama sekali. Sebab, Tubuh dia di penuhi dengan luka sayat dan lembam di mana-mana hanya rintihan kecil dari mulut berdarah.
Segera. Setelah dia hampir dekat dengan gerbang aula istana, dia dapat melihat lautan manusia yang menyaksikan, sorakan warga yang berkumpul menggema di seluruh arah.

“Bun*h dia!!” Teriakan semua orang dengan penuh amarah sambil di lemparinya batu.

Mereka mengutuk dan melempari dia dengan telur busuk dan batu besar.

“penghianat! Seharusnya kau mati saja, dan membusuk di neraka!” ucap para warga.

Meskipun begitu pria itu tidak bisa melawan sama sekali karena dia tahu bahwa orang-orang ini tidak tahu apa yang terjadi, Lalu pria itu pun sudah sampai di aula istana dengan di hadiri para pejabat-pejabat istana bahkan para jendral dan kaisar yang duduk di atas kursi Tahta. Dalam situasi sunyi itu pria itu mulai berbicara.

“inikah yang kalian ingin kan baj*ngan??!!!. Inikah yang kalian ingin kan?!!teriakan seorang pemuda yang hendak di eksekusi.

Sambil menatap ke arah para pangeran dengan tatapan yang penuh dengan benci dan dengki.

“diam kau pembunuh!!”teriak salah satu pangeran.

“Pembunuh? Aku? apakah kau tidak berkaca kepada dirimu sendiri? Siapa pembunuh yang sebenarnya di sini?” menggeleng kan kepalanya.

“liu, apakah kau banar yang membunuh ke 4 putra mahkota?” tanya sang kaisar kepada liu.

“iya, aku yang membunuh ke 4 putramu itu” sambil lirik ke arah kaisar.

“Kenapa kau tega melakukan itu kepada saudara-saudaramu?!!Hah?!!Kenapa, aku sungguh berharap kau menjadi penggantiku tapi melihat perilakumu ini aku benar-benar kecewa sekali!!” bentak kaisar kepada liu.

Seketika orang-orang merasakan kengerian yang tidak bisa di deskripsikan dalam keadaan semua terdiam dan sunyi bahkan tidak ada yang berani berbicara kaisar  malah mendengar suara tertawa keras hingga semua orang pun langsung melirik kepada liu.

“ hahahah ,aku lebih kecewa terhadapmu baginda, kupikir kau bisa mengerti perasaan putramu ini tapi ternyata kau Hanya lah kaisar yang maruk akan kekuasaan dan sangat keras kepala ya, ternyata benar ya kata orang lain bahwa Qin shi huang sang kaisar pertama  seburuk itu ya...”

sebelum liu berkata lebih lanjut seketika lebernya di todong oleh lusinan senjata yang siap memotongnya kapan pun.

“sudah cukup jangan berbicara lagi kau!!!! Sebelum aku......”bentak salah satu jendral.

“sebelum apa? Kalau kau mau membunuhku ya silahkan saja, lagi pula aku sudah tidak ingin hidup di dunia busuk ini lagi” memotong salah satu jenderal sambil menatap ke arah jendral yang membentaknya.

Seketika Jendral dan bawahannya pun naik pitam dan hendak mengayunkan pedangnya di tambah dengan iringan para pejabat suara  yang bilang bun*h bun*h bun*h

“Diam!!!” teriak kaisar.

Seketika semuanya pun terdiam tidak ada yang bersuara lagi, dan di saat-saat terdiam itulah kaisar memutuskan untuk angkat bicara

“baiklah jika itu kemauan mu aku akan mengabulkannya, jendral!! Seret lagi penghianat itu ke depan gerbang istana agar semua orang bisa melihat bahwa yang menentang atau membunuh anggota kerajaan akan di penggal meskipun itu putra mahkota sekalipun” teriak sang kaisar terdengar seperti singa yang murka.
 
Segera. Setelah kaisar bilang seperti itu liu pun di seret ke depan pintu gerbang masuk istana yang penuh akan lautan manusia, di antara orang-orang tersebut ada yang menangisi liu akan tindakkannya dan banyak yang mencaci makinya sampai melempari batu sebesar kepalan tangan, dan setelah liu sampai  di depan pintu gerbang  masuk istana dia di lucuti pakaiannya yang atas lalu dia di paksa untuk berlutut tapi dia masih berdiri dengan tegar.

“berlututlah dan pasrah saja kau kepada takdirmu” ucap seorang prajurit.

Dan karna liu tidak mendengarkan prajurit itu dia di pukuli sampai dia berdarah-darah, sampai kaisar bilang “cukup!!” teriak kaisar sambil mengangkat tangan.

“apakah kau punya permintaan terakhir sebelum kau mati?” tanya kaisar sambil mengangkat tangan.

“A...aku hanya...ingin 1 hal saja” kata liu sambil terbata-bata.

“apa itu?” sambil menatap liu.

“aku hanya ingin meminum....minuman yang ku bawa” sambil melirik kearahnya kaisar berdiri.

“Hanya itu permintaan terakhirmu?” menatap heran dan aneh. 

“ya” singkat menjawab sambil terus melirik tajam. 

“baiklah, kupikir kau mau meminta maaf kepadaku dan saudara- sau......

Sebelum kaisar melanjutkan perkataannya liu pun berteriak dengan keras.

“jangan harap!! cepatlah!! Aku hanya  ingin minum saja sungguh cerewet sekali orang tua ini” berteriak dengan lantang dan nada suara yang serak.

Seketika orang-orang yang di sekitarnya  pun kaget mendengar kata-kata liu, dan sontak kaisar pun murka kembali dan mencabut salah satu pedang lalu menghampiri liu dan menebaskannya di dada liu.

“dasar anak lac*r kurang ajar, kau Berani-beraninya menaikan suramu kepadaku, Pengawal!!!, Ambilkan apa yang baj*ngan ini inginkan” sambil membelakangi dan hendak beranjak meninggalkan liu.

Seketika ada pengawal yang membawa kendi yang dimaksud dan memberikannya kepada liu, ketika itu pun mengambilnya  langsung meminumnya seperti orang yang dehidrasi parah, seketika itu pun Orang-orang pun heran akan air yang diminum liu itu karna seperti cairan hitam dan baunya sungguh menyengat serta tidak enak di hirup tapi liu menghiraukan tatapan mereka itu dan air itu pun habis dalam dua tegukan meski ada tetesan yang mengalir tidak ke mulut liu, tapi tak berselang lama para pengawal pun menendang kaki liu agar dia berlutut.

“pengawal!, cepat eksekusi baj*ngan itu” ucap kaisar.

Lalu para pengawal pun mengangguk secara bersamaan seraya mengiyakan, dan mulai mengarahkan pedangnya kepada leher liu dan punggungnya.

“habisi dia!!” ucap kaisar dengan berteriak.

Dan seketika pun para pengawal langsung mengayunkan pedang mereka, dan waktu pun berhenti.

“wah, wah, wah sepertinya kau butuh bantuan dariku ya” ucap sosok yang tiba-tiba ada di hadapannya.

“apakah aku bisa membuat kesepakatan yang kau janjikan itu? “ tanya liu sambil menatapnya.

“ya tentu saja, kenapa tidak, itu tergantung kepada dirimu pangeran” ucap sosok tersebut sambil tersenyum.

“jangan panggil aku pangeran, panggil aku liu!” berkata tegas sambil melirik sosok tersebut.

“oke, oke tenang liu, tapi kau tahu kan konsekuensinya? “ sambil tersenyum licik kearah liu.

“Iya aku tahu” berkata singkat.

“lagi pula apa pun konsekuensinya aku tidak peduli” melanjutkan ucapannya.

“oke, kau mau apa dariku hmm?” ucap sosok yang di depan liu sambil menatapnya.

“aku.... ingin.... "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eternal darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang