Prolog

487 39 6
                                    

Warning & Disclaimer : 

Don't Like, Don't Read! 

Semua karakter disini dihadirkan untuk mendukung alur cerita.
Tidak ada maksud untuk menjatuhkan karakter atau pribadi tertentu. 

It's just a fiction gengs. Fanfiction malah. Jadi jangan dibawa serius. 

Dan cerita ini bukan lore atau background cerita tokoh siapapun di Roleplay aslinya.
Kalau ada kesamaan maafkan ya, bukan disengaja.

Happy Reading^^ 

.

.

.

.

Langkah seorang wanita terhenti begitu melihat kantor bertuliskan LSPD Tokyoverse Tokyo Police. Helaan napasnya ditarik panjang seakan membulatkan tekad bahwa setelah ini tak ada jalan kembali untuknya.

Menguatkan dirinya sendiri bahwa apapun yang terjadi nanti adalah risiko paling masuk akal yang akan dia sanggupi.

Sanggup dia telan juga sanggup dia ikhlaskan.

Semoga saja ini merupakan jalan terbaik.

Terbaik untuknya.

Juga balas dendamnya.

.

.

.

"Permisi, Pak."

Perempuan dengan rambut hitam sebahu menyapa penjaga resepsionis kantor kepolisian yang nampak kelelahan.

"Ada yang bisa saya bantu, Bu?"

"Saya Shanti Layla, izin melapor sebagai anggota pindahan dari kota sebelah." Ujarnya sambil menunjukkan kartu tanda anggota kepolisian.

Usia muda tapi sudah berpangkat Sersan I dan sepertinya cukup waras untuk bekerja dikantor.

Raut wajah yang tadinya terlihat tak bersemangat tiba-tiba menunjukkan rona kehidupan. Binar berseri itu nampak jelas menatap Shanti penuh harapan.

Petugas dibalik meja resepsionis itu melapor lewat komunikasi radio untuk menunggu perintah lanjutan. Shanti bisa dengar namun dia memilih untuk mengamati sudut isi kantor barunya.

"Silakan Bu Shanti, karena Bu Bianca masih diluar jadi tunggu dulu diruangan Pak Makomi katanya Beliau mau kenalan sama calon pengisi divisinya."

Shanti hanya mengangguk kemudian mengekor dibelakang petugas tersebut. Pemuda itu mengantarnya sampai tangga diujung ruangan.

"Naik satu lantai langsung kanan Bu. Ruangan paling ujung. Pak Makomi ada diruangannya."

"Baik. Terimakasih Pak Nanang."

Polwan baru itu dengan gesit menaiki tangga meninggalkan Nanang Cornering yang masih terbengong-bengong.

"Hebat juga dia langsung tahu namaku. Oh iya, ada name tag."

.

.

.

Shanti mengikuti instruksi Pak Nanang. Naik satu lantai langsung berbelok kanan dan cari ruangan paling ujung.

Harusnya mudah dan cepat jika Shanti tak ditabrak oleh oknum yang terburu-buru turun dari lantai atas.

BRAK

[GTA RP] The ChaserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang