rumusan masalah

115 17 8
                                    


"Di kehidupan lain, kita masih temenan gak ya?" pertanyaan dari Nicholas dicetus setengah hati, tapi Elang menyimpannya di bilik terdalam hati. Rasa mie ayam kala itu langsung sepet, kaya ketumpahan cuka dua botol karena si tolol tak kunjung berani m- ah sudah lah. Kalau diceritakan, nanti Elang marah!

  "Hmm... bisa jadi," remaja berkacamata itu mempertahankan ekspresi datarnya, mencoba menghiraukan debar hatinya.

  Si judes mengerutkan keningnya, "Se-nggak mau itu temenan sama aku?" Elang langsung menggelengkan kepalanya mantap, matanya masih menatap.

  "Maksudku bukan begitu. Kan bisa saja di kehidupan lain, kita jadi perlengkapan alat mandi." Pernyataannya yang konyol itu meledakkan tawa Nicholas. Sampai sampai Elang harus bantu bersihkan es teh Nicholas yang tumpah karena tak sengaja disenggol.

  Sang tersangka pun masih tertawa lepas seraya mengeksploitasi tisu penjual mie ayam langganannya, "Paling gak jauh jauh amat. Kalau kamu gosok gigi, aku odolnya." Setuju. Elang setuju banget dengan apa yang baru saja Nicholas ucapkan. Dia yakin, kalaupun dia dulunya seekor Brachiosaurus altithorax pada peristiwa kepunahan kapur-tersier, Nicholas lah puing asteroid kecil yang menimpanya.

  Nicholas mengepalkan tangannya, "Kalau gitu... semoga kita bareng terus!" Elang yang melihat Nicholas berdoa, ikut menyatukan kedua tangannya.

"Amin," seru keduanya.

-

Sampai sekarang Elang masih dihantui dengan doanya yang sepertinya tidak terlalu mempan. Apa karena habis melakukan perbuatan keji (menumpahkan es teh)? Kalau begitu, memang benar harusnya mereka pesan es jeruk saja.

  Elang itu seperti band pop rock 90an Indonesia; Naif. Sering terbesit pikiran kalau Nicholas meninggalkan Jogja agar jauh dari Elang. Tapi harapannya tak kalah benderang. Meski harus menunggu, ia siap menghadang.

  Tenang saja, nanti sejarah Elang yang terus menunggu sahabatnya akan dijelaskan menggunakan tabel skala waktu geologi. Tapi sebentar dulu ya, dia masih sibuk mengisolasi diri dikamarnya karena laporan praktikumnya yang tak kunjung selesai. Hati hati jika ingin masuk ke kamarnya, nanti kamu akan dikejutkan oleh tampangnya yang seperti mayat hidup. Lagian milih arsitektur, sih!

  Semua fokusnya buyar ketika Ibu dari tadi teriakin namanya, nyuruh dia buat kebawah. Awalnya dia ogah ogahan, tapi setelah melihat si judes kesayangannya, rasanya seperti dia menemukan oasis di gurun pasir. Menemukan harta karun di pulau terpencil. Seperti cat yang tak sengaja tumpah diatas kanvas kosong. Playlist galau Noah pun jadi playlist Sheila on 7 yang sering diputar oleh remaja remaja kasmaran.

"Hai, Elang!"







—   bintang kembar.

Nicholas Yoshua WangdanElang Januar Bhayangkara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nicholas Yoshua Wang
dan
Elang Januar Bhayangkara

pipet, 09-03-2024.

teori bintang kembar, joonicho.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang