🍁
Bila diberi cinta,
dia yang tidak dicintai dapat memberikan cinta.Sudah sepekan berlalu sejak pertemuan yang tidak disengaja itu. Dan, selama itu pula rasa penasaran Moeza menjelma bagai bayang-bayang bunga tidur yang membuatnya terjaga. Serentetan tanya yang tersimpan dalam limbik Lobus-nya, hanya menjadi sebuah lirik tanpa melodi.
Kenapa dirinya harus peduli? Toh, selama ini sosok itu tidak pernah memedulikan hatinya?
Jujur saja, Kau masih peduli dengannya.
Moeza menyeringai kala mendengar suara hatinya. Hampir saja ia tersedak ludahnya sendiri. Sepuluh tahun bukanlah waktu yang sebentar. Kepeduliaan itu mungkin sudah menjadi konsonan debu usang yang akan hilang apabila tertiup angin.
Bagaimana jika debu itu tidak pernah hilang dan terus menempel pada pikiranmu?
Setidaknya, Moeza tidak ingin sosok itu kembali ke hidupnya dengan sangat mudah. Setelah apa yang dilakukannya kepada Moeza. Ia ingin sosok itu ikut merasakan betapa tidak enaknya menunggu tanpa kepastian. Betapa bodohnya kala membandingkan orang-orang yang berusaha mendekatinya dengan sosok Erza.
Sebab menurutnya, apa yang dilakukan Erza dulu adalah batas minimum yang harus dimiliki orang-orang yang ingin mendekatinya. Moeza membuat Erza Erlangga sebagai sosok kriteria lelaki paling sempurna untuknya. Kendati, semua itu berubah setelah bertahun-tahun sang mantan menghilang.
Kau masih mengharapkannya kembali.
Untuk apa? Semua sudah terlambat. Kehampaan yang ditinggalkan Erza, sekarang telah terisi oleh sosok baru. Kebahagiaan Moeza sudah bukan lagi Erza Erlangga, melainkan Eugene Angello.
Bagaimana jika dia masih mengharapkanmu?
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Moeza. Ah, jadi sudah berapa lama dirinya termenung? Wajah bersahajanya kembali terlihat saat perawat masuk ke ruangannya.
"Selamat siang, Pak. Ibu Fany sudah datang dan saya ingin mengingatkan sebentar lagi rapatnya akan dimulai."
Moeza mengangguk. Ia menutup buku catatannya, dan menyimpan pena berwarna merah dan biru di saku kemejanya. Moeza melangkah ke ruang rapat yang ternyata sudah dihadiri beberapa dokter jiwa lainnya. Rapat rutin itu dilakukan setiap hari Senin untuk membahas perkembangan para pasien dan arahan lainnya apabila terdapat additional cases.
Di rapat tersebut, Moeza sadar bahwa sedari tadi dirinya sedang diperhatikan oleh Ello. Kekasihnya yang sekarang entah harus dipanggil apa. Karena sejak hubungan keduanya break, Moeza terpaksa harus mengambil ruang. Meski Ello sendiri masih rutin mengirimkan pesan setiap hari. Namun hari ini, untuk pertama kalinya dalam sepekan Moeza dapat melihat Ello secara gamblang.
"Bagaimana perkembangan kasus pasien Gloria?" Tanya Fany.
Gloria. Seorang perempuan yang berusia 25 tahun mengidap penyakit Skizofernia. Latar belakangnya sebagai anak asuh yang dilempar ke satu panti ke panti lain dan sudah tidak terhitung ia pindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya.
Perempuan itu memiliki masalah kesehatan sosial, emosional, dan fisik yang kompleks berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang traumatis. Sayangnya, pola pengasuhan yang salah membuat Gloria kecil, tidak mendapatkan pertolongan yang benar. Gloria memakai obat-obatan terlarang untuk mengobati rasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#MOERZA | Jika Kita Bertemu Kembali [MARKNO AU]
Fanfic"Jika Kita Bertemu Kembali" SERIES III : MARKNO AU #MOERZA - Moeza dan Erza Sebermula adalah aku dan kamu yang berlabuh pada kata "kita" sebelum akhirnya hancur dan melebur. Semesta yang memaksa Erza melepas Moeza buat raganya hanya dipenuhi Lobus y...