07.ICA {Sya?}

3 1 0
                                    

Beberapa Minggu pun berlalu, alisya dengan ketangguhan dirinya mampu untuk melupakan kejadian yang pernah terjadi di dalam hidupnya.

Dia yang berjanji dengan dirinya sendiri mampu untuk menepati janjinya, Ia tidak menceritakan kepada ummi dan Abinya.

Ia hanya diam, dan diam-diam melupakan Gus Khalid.
Ia tidak lagi istikharah untuk meminta jawaban, karena ia sudah yakin bahwa takdirnya bukanlah Khalid, dan rasa sakit yang pernah terjadi itu adalah sebagai bentuk teguran dari yang maha kuasa.

.


"Syaa, Amina sudah ada di depan menunggu kamu!" teriak ummi Alisya dari luar kamar.

Alisya bergegas keluar dari kamar nya, sebab sedari tadi ia sudah siap-siap hanya tinggal keluar kamar saja.

"Iya ummi Alisya sudah siap kok," sahut Alisya sambil melangkah menuju tangga.

"Eh Amina sudah datang heheh, eh kamu bawa mukenah ngga?"

"Ngga tuuhh kan gamisnya sudah longgar syaaa, jadi gaperlu mukenah deh." sahut Amina sambil memakan kue kacang yang diberikan ummi Alisya.

"Eh iya heheh baiklah, yu pergi yuukk?!" ucap Alisya dengan girang.

Alisya memang selalu excited jika ingin majelisan, ia rasa majelisan itu salah satu hal yang bisa menenangkan hatinya.

"Yuk pergi yuk!"

"Ummi Amina sama alisya pamit dulu yaa, ummi tenang aja anak kesayangan ummi ini pasti Amina jagain kok! hihi." ucap Amina sedikit tertawa.

"Amina ih!" ucapku sambil menyenggol lengan Amina.

"Hahah kamu ini bisa saja, yaudah tapi hati-hati ya kalian? inget loh jaga diri baik-baik. Apalagi itu gabungan kan? ada Ikhwan juga kan? hati-hati ya, inget Marwah kalian sebagai wanita." wejangan ummi Alisya kepada keduanya.

"Siaappp ummi!" ucap mereka berdua secara serentak yang mengundang tawa sang ummi.

"Yaudah Alisya pergi dulu ya ummi, Assalamualaikum." ucap Alisya sambil mencium tangan sang ummi.

"Amina juga mii, kita pamit dulu Assalamualaikum." hal yang sama dilakukan oleh Amina kepada ummi Alisya.

Amina memang akrab dengan ummi Alisya, Ia sudah menganggap bahwa ummi Alisya itu adalah ummi nya juga. Apalagi ia dengan sang ummi jauh, ia hanya anak rantauan sedangkan ummi nya berada di desa.

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

"Huhh! akhirnya sampai juga ya." ucap Amina

"Eh iya, ternyata udah rame aja hihi,"

Mereka berdua duduk di tengah-tengah para jama'ah lainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IKRAR CINTA AL-BANTANY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang