Penjaga Hati

1.7K 69 1
                                    

"Kamu bisa gak sih jangan balapan motor terus? Aku gak suka"

"Iya maaf sayang, aku janji ini terakhir kalinya aku balapan motor lagi, udah ya marahnya" Haerin meraih tangan istrinya yang hendak pergi meninggalkannya. Istri? Iya istri, karena Haerin dan Danielle sudah menikah, keduanya bukan lagi sepasang kekasih, melainkan sepasang suami istri, di mana keduanya sudah melangsungkan sebuah pernikahan dua bulan lalu, meski keduanya masih berstatus seorang pelajar. Tak masalah, lagi pula status pernikahan keduanya juga belum di publikasikan, hanya keluarga dekat dan juga sahabat dekat Danielle dan juga Haerin yang tahu.

Kenapa keduanya memutuskan untuk menikah muda? Alasannya ya karena perjodohan, lantas apalagi? Tapi meski pernikahan mereka karena perjodohan kedua orang tuanya, namun benih-benih cinta itu sudah tumbuh seiring berjalannya waktu. Mereka berdua menikmati status mereka saat ini sebagai suami istri.

Haerin meraih wajah istri cantiknya itu, di tatapnya dengan lembut, tangannya mengelus sisi wajah istrinya yang terlihat sangat cantik meski tak memakai make up sedikit pun. Istrinya memang selalu terlihat cantik setiap saat, walaupun baru bangun tidur.

Wajah kecil Danielle, terasa pas di tangan Haerin, belum lagi kulit lembutnya yang seputih susu, menambah kecantikan gadis itu, dan jangan lupakan mata coklat Danielle, yang selalu bisa membius seorang Kang Haerin, laki-laki yang terkenal dingin dan juga minim ekspresi, tapi begitu berhadapan dengan seorang Danielle Marsh, maka sikap dingin seorang Kang Haerin itu akan memudar. Laki-laki itu jelas selalu berlaku lembut pada istrinya, dan tak segan menampilkan senyum lembutnya hanya pada sang istri. Yang tentu saja berhasil membuat istri cantiknya terpesona dan harus jatuh cinta berkali-kali padanya.

Rasanya mereka berdua tak menyesal sudah menerima perjodohan dari orang tua mereka. Nyatanya memang inilah yang terbaik untuk keduanya. Mempunyai pasangan halal adalah kebahagiaan tersendiri untuk mereka dan patut di syukuri.

"Janji?"

Danielle mengangkat jari kelingkingnya, dan meminta Haerin untuk melakukan hal yang sama, membuat pinky promise.

Haerin tersenyum mengangguk, lalu menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking istrinya. Ia tersenyum gemas melihat wajah istrinya yang sudah kembali tersenyum lebar. Mata indah itu membentuk bulan sabit kesukaannya. Tak segan Haerin pun menarik wajah sang istri, menciumnya dengan lembut, menyalurkan rasa sayang dan juga cintanya.

Di sela pagutan itu, Danielle tersenyum, ikut membalas ciuman pasangan halalnya. Pasangan halal? Mengingat hal itu, membuat wajah Danielle memanas, rona merah di pipinya pun terlihat jelas, mendadak ia jadi salah tingkah sendiri. Rasanya sungguh seperti mimpi, bisa menikah dengan seorang Kang Haerin.

Jika mengingat dulu, rasanya hampir mustahil ia bisa sedekat ini dengan laki-laki yang memang sudah dari dulu ia kagumi diam-diam. Nyalinya terlalu ciut untuk sekedar mengajak laki-laki yang terkenal dingin itu untuk berkenalan, padahal Danielle bukanlah gadis pemalu, ia terkenal ekspresif, namun entah kenapa jika sudah berhadapan dengan Haerin, mendadak ia menjadi gadis pemalu dan tak banyak tingkah, kadang kala hal itu membuat para sahabatnya menjadikannya bahan ledekan. Ya bagaimana tidak? Danielle yang biasanya selalu bersikap bar-bar dan hobby nya membuat masalah itu mendadak menjadi gadis yang lemah lembut dan anggun setiap kali tidak sengaja berpapasan dengan Haerin.

Tapi ternyata jodoh memang tak kemana. Tiba-tiba saja orang tua Danielle menjodohkannya dengan laki-laki itu, yang tentu saja langsung di setujui oleh Danielle tanpa pikir panjang.

Di sela-sela ciuman mereka pun Danielle tak melunturkan senyumannya, rasanya teramat senang dan bahagia bisa menjadi wanita satu-satunya untuk laki-laki yang teramat di cintainya itu.

Dua tangan Danielle mengalung indah di leher Haerin, menariknya lebih dekat hingga tak ada jarak untuk keduanya.

Puas dengan bibir sang istri, ciuman Haerin turun ke leher putih istrinya, tak segan bibirnya membuat karya di kulit seputih susu itu.

Penjaga Hati (Daerin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang