03

7.2K 407 30
                                        



Seharian berlari kesana kemari membuat Alden kelelahan, ia bahkan tertidur di pangkuan sang kakek yang tengah menyantap makan siangnya

"Ijin, biar sama saya pak" Ucap Indra yang melihat pak Prabowo kerepotan makan siang sembari memangku Alden

"Ga usah, biar sama saya.. Jarang Jarang saya ketemu cucu" Kata Pak Prabowo tak mau melepaskan Alden dari pangkuannya juga sembari menyantap makan siang dengan tangan kiri bapak yang di jadikan alas untuk memangku Alden, dan tangan kanan untuk makan

Sementara Indra makan di suapi sang istri, bagi sebagian orang yang sudah tau perihal gangguan makan dadakan yang dialami Indra tentu saja mereka bisa memaklumi bahkan takjub karna Indra biasanya tidak makan siang menggunakan nasi saat disuapi istrinya justru porsi makannya kembali ke awal sebelum morning sick

Berbeda dengan beberapa orang lain yang baru mengetahui hal ini menanggap hal yang di lakukan pasangan itu seperti adegan adegan romantis dalam sebuah sinetron

Alden mengeliat dan terbangun, mencari mamanya untuk meminta susu

"Mau makan bang? Mama suapi bareng papa? " Tawar Rinjani, bayi itu langsung membuka mulutnya lebar lebar padahal dari wajahnya saja masih terlihat menahan kantuk yang berat namun makan bersama papa tak pernah bisa Alden lewatkan

"Mau mama... " Ucap Alden menunjuk pisang yang di letakan diatas meja itu, Indra mengambilkan satu buah pisang untuk putranya

"Nasi dulu bang baru pisangnya makan nanti" Ucap Rinjani, pria kecil itu tidak menurut ia memakan nasi dengan lauk daging rendang di campur pisang dalam mulutnya

"Kok bisa kamu makan begitu, Astagfirullah" Kata Rinjani melihat tingkah diluar nalar anaknya, mendengar mamanya istighfar Alden mulai menangis

Biasanya Rinjani istighfar saat Alden melakukan kesalahan yang membuatnya marah jadi ia mengira bahwa kali ini melakukan kesalahan hingga mamanya marah

"Selamat siangg... Wah lagi makan siang keluarga besar ini" Ucap Pak Budi Djiwandono saat baru saja memasuki kediaman sang paman bapak Prabowo subiyanto

"Siang pak budi" Jawab orang orang yang ada disana

"Haii jani" Pak Budi menyapa Rinjani, Rinjani hanya tersenyum entah mengapa ia merasa wajahnya bisa saja berlubang akibat tatapan laser dari suaminya

"Dulu padahal kamu ga suka rendang, sekarang doyan rendang ya? " Tanya Budi lagi, Rinjani menahan nafasnya sesaat sebelum mulai menyusun kata kata diplomatis untuk gencatan senjata ini ditambah lagi saat Budi mengatakan itu tepat saat Alden menghentikan tangisnya karna Deby berhasil memasukan botol susu dalam mulut Alden sehingga suara Budi yang biasa saja terkesan sangat kencang dan menarik perhatian

"Ini lagi nyuapin mas Indra sama Alden aja mas" Rinjani keceplosan saking gugupnya karna terbiasa memanggil Budi dengan sebutan Mas di kepalanya tersusun kalimat menyuapi suami dan anak tapi bibirnya berkhianat membuat suaminya makin berfikiran macam macam

"Loh kalian kenal? " Tanya Pak Prabowo pada Budi, kali ini Indra bukan melirik lagi namun ia terang terangan menatap sang istri meminta penjelasan

"Kenal lah om, Rinjani ini junior aku di kampus terkenal banget dia, cakep banget begini" Ucap Budi belum paham situasi disini

"Oh ya pak? Saya baru tau, saya kira teman istri saya cuman Bella aja istrinya Rizki, oh ternyata punya temen cowok akrab juga dia" Kata Indra santai tanpa melihat Rinjani lagi namun entah mengapa bulu kuduk Rinjani meremang, bibir penghianatnya ini mendadak kelu

"Cerita dong Pak Budi" Indra mulai mengorek informasi saat Rinjani menarik nafas hendak mengalihkan pembicaraan suara Budi sudah lebih dulu terdengar

"Istri Pak Indra itu top banget, ga salah pilih pokoknya.. Dulu nih ya banyak yang deketin terang terangan bahkan ngasih ngasih coklat, boneka trus apa lagi Jan? " Tanya Budi pada Rinjani yang mendadak diam seribu bahasa

"Hmm Deby tolong Alden bawa ke kamar dulu, sudah tidur lagi itu dia" Rinjani deg deg an sepasang mata elang itu terus menatapnya tak mengalihkan pandangannya sedikitpun walau saat Deby mengangkat Alden dari pangkuannya

"Yaa gitu lah banyak Pak Indra, ya saya sama Bella itu yang kenyang semua semua di kasih ke kita, apa lagi kalau dia pas ikut saya manggung waduuhh itu backstage bisa tawuran kali... Sebelum Pak Indra viral begini, Rinjani duluan yang viral loh" Imbuhnya

"Oh pak Budi manggung juga? " Astagaaa... Indra mendapatkan kartu Asnya

"Iyaa saya dulu main drum hobby aja sih" Jawab Budi

"Pak Budi stop, ini istrinya ga diajak? Lama saya ga ketemu bu Mila" Rinjani mencoba sekuat tenaga membelokan arah pembicaraan ini, namun sang suami malah memutar tubuhnya menghadap Rinjani

"Apa sih Jan, pak pak" Budi menyerit mendapati panggilan formal dari Rinjani itu, sementara Rinjani melotot memberikan kode untuk Budi agar diam namun apes bagi Rinjani kode itu di pahami suaminya juga

"Ga usah pakai kode kode begitu, santai aja sama saya" Rinjani menoleh ke arah suaminya ia menunjukan puppy eyes berharap meredakan sedikit kecemburuan yang berkobar di mata suaminya itu

Suaminya tersenyum sangat tampan tapi entah mengapa hatinya tak tenang

"Makasih mas Budi" Ucap Rinjani tersenyum pada Budi dan saat itulah baru ia sadar kode yang di berikan Rinjani tadi

"Oh.. Oh.. Pak Indra tenang dulu, saya sama Rinjani dulu ga ada apa apa beneran, banyak orang ngira kita pacaran tapi enggak.. Saya deketin istri saya waktu itu, Rinjani sama Bella itu adek saya beneran kita ga ada apa apa" Maksud Budi ingin membantu meluruskan namun sepertinya ia makin memperkeruh situasi












Bersambung...












Kamu dan Negara S2 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang