Pagi itu, Rinjani dan Rinjani sibuk mengurus kedua buah hati mereka dan hendak mengajaknya ke Taman Safari
"Sini abang papa sisirin" Ucap Indra melihat putra sulungnya itu tengah sibuk dengan mainan replika jerapah di tangannya
Deby pengasuh Alden tengah meminta ijin untuk pulang kampung selama 2 hari membuat Rinjani dan Indra bekerja lebih ekstra untuk mengurus Batita dan bayi mungil itu
"Gak... Mama aja" Jawab Alden, pria kecil itu semenjak memiliki adik memang selalu ingin mendapatkan perhatian dari mamanya, jika dulu favorit Alden adalah papanya maka semenjak ada Arsen favoritnya berubah menjadi mamanya
"Okee... Tunggu ya mama selesaikan pakai baju Arsen dulu ya bang" Ucap Rinjani mencoba sabar, batita jail itu mulai bosan menunggu ia mencoba menghibur diri dengan melompat lompat diatas tempat tidur
"Awas bang.. Nanti kena adek, mama kamu berubah jadi Trex ntar" Indra mencoba memperingatkan namun tak di gubrisnya hingga Alden jatuh terduduk persis diatas kepala Arsen hanya selisih beberapa centimeter saja
Rinjani seketika menarik nafasnya terkejut, hampir saja ia berteriak seperti yang ia lakukan beberapa waktu kemarin yang berujung penyesalan karna melukai hati putra pertamanya
Kali ini Rinjani hanya diam melirik Alden yang tertunduk bersiap siap menangis, ia tau mamanya akan segera marah
"Mama sudah bilang tunggu kan? Abang bisa tunggu kan? " Tanya Rinjani, Alden melihat mamanya dan hanya mengangguk... Bibir kecilnya mulai melengkung kebawah pertanda ia siap menangis
"Abang kalau salah harusnya bilang maaf... Bukan malah nangis, ayok coba bilang maaf mama.. Gimana nak... Maaf mama" Ucap Rinjani mengajari putranya, hatinya juga sakit setiap melihat Alden menangis karna takut ia marahi... Ia tau kesabarannya setipis tissue namun ia juga tak mau menjadi sosok menyeramkan bagi dua buah hatinya
"Maap mama" Alden menahan tangisnya walau matanya sudah mulai berkaca kaca, Rinjani memeluknya putra sulungnya itu sangat cepat belajar
"Mama maafkan, tapi abang duduk diam sebentar ya... Tidak jump, duduk manis sebentar oke? " Rinjani bernegosiasi dengan pria kecil itu
"Oke" Jawab Alden mengucek matanya
Indra yang melihat interaksi itu tersenyum, ia tau bukan hanya Alden yang belajar namun Rinjani juga... Sebanyak apapun kelas parenting yang mereka ikuti tetap saja praktek langsung seperti ini jauh lebih sulit
Ia ingat bagaimana Rinjani sangat ekspresif, saat senang, sedih, marah juga sangat ekspresif ia mengucapkan keinginannya dengan sangat lugas sekalipun sedang marah dan bersama Alden putra mereka, ia tau istrinya itu menahan diri sebisa mungkin untuk tidak meledak ledak
Rinjani sangat disiplin pada kedua buah hati mereka, sangat hangat dan perhatian pula pada keluarga, Rinjaninya memang yang terbaik yang pernah ada
"Maaf Pak Indra, senyam senyum disana ngapain? Mikir jorok pasti pagi pagi, bukannya bantuin" Ucap Rinjani melihat suaminya tersenyum di sisi sebrang tempat tidur mereka
"Enak aja... Saya juga ngantri di sisirin ah" Rambut yang tadinya sudah rapih malah ia acak acak lagi dan tak lupa ia melepas kaos abu abu yang ia kenakan lalu duduk di samping sang putra menatap Rinjani
"Bukannya bantuin ih... " Rinjani mencubit lengan suaminya itu
"Saya juga mau ngantri di sisirin tau yangg" Indra menarik pinggang istrinya, ini bukan kali pertama tapi Rinjani masih saja merona
"Aaaaaa papa awas awass" Alden histeris saat orang tuanya itu bermesraan
"Biarin aja ini istrinya papa" Bukannya menyingkir Indra malah semakin memeluk Rinjani dan menenggelamkan kepalanya pada perut Rinjani
"Itii abang, aaaa papa awas" Alden sama keras kepalanya dengan Rinjani ia tak mau mengalah pada papanya
"Istri papa ini bukan istri abang, abang manggilnya mama... Abang cari istri sendiri nanti kalau sudah besar" Indra mencoba memberi penjelasan
"Enggak" Alis Alden mengerut menatap sengit papanya
"Udah ah yangg... Anak aku yg kecil nanti malah jatuh dari kasur lagi" Ucap Rinjani melepaskan rangkulan sang suami tak lupa Rinjani juga menyisir rambut suaminya menggunakan sisir bayi yang tadi ia gunakan untuk menyisir rambut Arsen yang halus
Melihat itu seketika Alden berteriak iri, harusnya ini gilirannya setelah Arsen malah mamanya menyisir rambut papanya dulu
"Aaaaaaa mamaaaaa" Alden mulai menangis
"Ssstttt maaf ya bang, mama bercanda... Oh ini gilirannya abang ya ternyata, sini mama sisirin rambut abang dulu sini" Rinjani mencoba meraih perhatian Alden lagi dan berhasil
"Anak laki laki itu tidak baik teriak teriak nak, bilang yang bagus ya... " Ucap Rinjani di telinga kanan Alden, batita itu mengangguk paham sambil menghapus air matanya
"Gitu doang, cengeng" Indra menjahili Alden mendorong pelan bahu kiri putranya dan mendapat tatapan tajam dari Rinjani
*****
"Huaaa jerapah bang, tingginyaaa" Ucap Indra
"Wooaaaaa" Alden melihat binatang binatang itu dengan mata terkagum kagum, ini kali pertamanya pergi melihat hewan hewan ini versi nyata
"Ini papa kamu ini" Ucap Alden mengangkat replika jerapah kecil miliknya
Tawa Rinjani pecah, putranya selain menyebalkan ternyata pintar melawak juga
"Kalo ini bangg... Kalo ini papanya jerapa bukan bang? " Tunjuk Rinjani pada suaminya
Indra mengigit pelan jari telunjuk Rinjani
"Ini bukan papanya jerapah, ini suaminya macan" Ucap Indra membalas kejahilan istrinya
"Emang.. Kan aku macan, mama cantik" Ucap Rinjani percaya diri
"Iya" Bukan Indra yang menjawab kali ini suara itu dari Alden, giliran Indra yang tertawa puas kali ini
Rinjani tak lupa mengajak adik bungsunya untuk ikut dalam wisata kecil keluarganya kali ini, tentu saja bagas gembira bukan main
"Kakak... Makasih Ya sudah ajakin Bagas jalan jalan lagi" Ucap Bagas, anak itu memang sangat sopan dan sama sekali tak merepotkan, bahkan Rinjani mendengar dari orang tuanya bahwa Bagas juga berhasil mengejar ketertinggalannya di sekolah, memang belum mendapatkan posisi juara 10 besar namun dengan tidak tertinggal dari yang lain Rinjani sudah sangat bangga
"Sama sama nang, nanti pokoknya tiap kakak jalan jalan kakak jemput Bagas kita jalan bareng oke? Tapi belajarnya harus fokus" Ucap Rinjani
Indra menggenggam tangan istrinya, sering sekali ia mendengar orang lain berbicara tentang bagaimana Rinjani beruntung mendapatkannya namun tidak bagi Indra... Ia yang sangat beruntung mendapatkan wanita hebat ini
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Negara S2 [SELESAI]
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...