chaptee 27 (18+)

557 7 0
                                    


11:29

BACK IN TIME...

Apa kau yakin aku tidak akan pergi?

Setelah Komandan Yai mengatakan itu dan pergi, aku berdiri disana selama beberapa menit untuk memproses perasaanku, kaget, senang, dan terpana. Bola kecil kegembiraan berkumpul di dadaku, seperti teratai berukuran kecil yang mekar di kolam kering yang terbengkalai.

Komandan Yai tidak menghinaku seperti yang dia lakukan saat pertama kali kami bertemu. Ditambah lagi, dia sepertinya cukup menyukaiku.

Orang yang tidak menyukaimu tidak akan mencium pipimu kan?

Hatiku bergetar memikirkan hal itu. Komandan Yai telah menjelaskan bahwa dia ingin lebih dekat denganku melalui tubuh dan perkataannya. Apa yang dia lakukan meluluhkan hatiku, dan aku hanya ingin mengikutinya tanpa berpikir panjang. Aku bisa saja menemukan kesenangan saat masuk ke tendanya melalui pintu bertirai dan menuruti apapun yang terjadi selanjutnya, tapi sebagian kecil hatiku menahanku.

Aku benar-benar mencintainya. Tapi, cinta bertepuk sebelah tangan berbeda dengan berpegangan tangan dan menghadapi segala sesuatunya bersama-sama. Memang benar aku sudah mencoba segala cara untuk mencuri hatinya sebelumnya, tapi aku jadi bingung dan tersesat saat itu. Kini, aku lebih sadar dan menatap ke depan dengan pikiran lebih tenang. Setiap hari, aku berusaha menguatkan diriku untuk maju perlahan tapi pasti, berharap aku tidak tersandung dan terjatuh dalam setiap langkah seperti dulu.

Tapi, sekarang setelah Komandan Yai membuka tangannya, menyambutku untuk masuk ke dalam pelukannya, itu adalah keputusan yang lebih besar dari yang kukira. Ini bukan hanya tentang kesenangan dan aktivitas fisik. Ada perasaan mendalam yang melekat.

Ini tentang memutuskan apa akan melangkah maju sendiri atau bersandar di bahunya dan melangkah maju bersama.

Kebingungan dan ketakutan membuatku berhenti dan mundur. Aku tidak bisa bergerak maju. Aku sudah cukup sengsara dan tersesat. Aku tidak mempunyai kekuatan untuk melawan apa pun yang dapat menghancurkan. Aku ragu aku bisa bertahan meski hanya sedikit kekecewaan. Dan ketika aku bertanya pada diri sendiri apa yang ku takuti, aku tidak dapat menentukannya dengan tepat.

Malam ini, aku tidak berbagi kereta dengan Kapten Mun seperti sebelumnya dan malah bertanya kepada juru masak apa aku boleh tidur di tenda bersama mereka, dan mereka semua menyambutku dengan sepenuh hati dan rasa hormat. Mereka membentangkan kasur lain dan memberiku bantal dan selimut. Sebelumnya, mereka menganggapku sebagai makhluk dari dunia lain karena latar belakangku yang misterius. Tapi, setelah aku membantu semua orang melarikan diri tepat waktu, sekarang mereka memperlakukanku dengan penerimaan dan rasa hormat.

Aku pergi tidur lebih awal, tersenyum sendirian dalam kegelapan, dan tidak pernah meninggalkan tenda sampai pagi.

Ternyata, fakta bahwa aku memperingatkan mereka tentang kebakaran hutan mempunyai dampak positif lebih dari yang ku kira. Saat aku membuka mata di tenda juru masak, aku terbangun karena mencium bau makanan enak, aku duduk dan berkata pada set piring yang diletakkan di lantai oleh Lom, juru masak yang tadi ngobrol denganku.

"Hmm....Makanan siapa Lom?"

Lom tersenyum geli. "Makanan siapa? Tentu saja untukmu. Silakan makan dan aku akan kembali mengambil piringnya."

"Hmm...?" Aku masih bingung. "Kau tidak perlu membawakan makananku ke sini. Aku tidak sakit. Aku bisa keluar dan makan bersama Kapten Mun."

💜💜
mereka."

Kata-kata dan ekspresi Lom menyiratkan sesuatu yang bisa kutebak dengan jelas. Ada ketenangan dan rasa hormat dalam sikapnya. Aku tersenyum lembut. Apa mereka telah mengangkatku ke status yang hampir setinggi dokter kerajaan? Mereka takut padaku karena aku bisa menjadi penyihir. Aku pikir mereka melihat aku sebagai roh penjaga mereka sekarang.

i feel your linger in the air (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang