61 = 4 + 19b

7 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Aaahhgrghh REGAN, kenapa ... kenapa harus kamu Gan, jangan lagii." Racau Shaka. Ia tak mau lagi ditinggalkan oleh orang yang ia sayang untuk yang kedua kalinya.
.
.
.

Tiba-tiba Naisya datang dari arah lobi Apartemen, Ia berlari kencang sembari terisak.

Di belahannya kerumunan, lalu Naisya menghampiri Shaka dan mendorongnya.
"Hiks ... minggir lo, ini semua pasti karna lo kan!" tuduh Naisya pada Shaka.

"Ngga Sya, aku gatau kanapa jadi gini hiks ... " bantahnya.

"Minggir!! jangan deketin Regan hiks ... Reganh h-hiks ... " racau Naisya.

"MANA SII AMBULANNYA, lama banget Egan gue butuh pertolongan anj*ng!!" teriak Naisya. Tak lama kemudian datanglah ambulan.

Di naikannya Regan pada brankar lalu dimasukkan kedalam mobil ambulan, saat Shaka akan masuk Naisya mendorongnya.
"Ngapain lo masuk!! LO ITU BENCANA TAU GAA!!" hina Naisya.
"Sya, aku juga mau anterin Regan sya." pinta Shaka

"NGGA! Kalo lo ikut, yang ada malah tambah masalahh!!"geram Naisya sambil menunjuk muka Shaka dengan jarinya.

Lalu mobil pun melaju menuju rumah sakit. Shaka hanya bisa melihat sendu mobil ambulans tersebut dengan terisak pelan. Air matanya tak mau berhenti keluar, ia terus bergumam memanggil nama Regan.

Dua hari kemudian, Shaka mendapatkan kabar bahwa Regan telah pergi meninggalkannya sendirian di dunia yang kejam ini.

Flashback off

Pada malam hari yang begitu sunyi.

tuk
tuk
tuk

ceklek ... kriettt ...

Di bukanya pintu ruangan tempat penyekapan Shaka, seorang pria dengan pakaian hitam, topi dan maskernya memasuki ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di bukanya pintu ruangan tempat penyekapan Shaka, seorang pria dengan pakaian hitam, topi dan maskernya memasuki ruangan itu. Ia membopong tubuh Shaka keluar dari ruangan.

Pria itu memasukkan Shaka yang sedang pingsan kedalam mobilnya, mobil pun melaju meninggalkan tempat terpencil itu.

Pria berbaju hitam itu membawa Shaka pulang kerumah nya lalu pergi meninggalkan Shaka yang masih pingsan didalam kamar.

°^°^°^°^°

Pagi hari yang lumayan cerah. Disebuah kamar terdapat seorang pemuda yang baru bangun dari tidur nyenyaknya atau bisa dibilang ... pingsan.

"Eugh ... d-dimana ini?" tanyanya sambil melihat sekeliling, Shaka merasa familiar dengan dindingnya, dan ternyata ia berada dirumahnya sendiri. Shaka heran, mengapa ia ada dirumah. Bukankah kemarin ia baru saja disiksa oleh Naisya.

"A-ahk ... aduh, kok pusing."ia meringis sembari memegang kepalanya. Shaka merasakan sakit di seluruh tubuhnya.

"Ahk, ternyata benar. Kemarin bukan hanya mimpiku saja." gumamnya. Lalu Shaka bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

.
.
.
.
.

Shaka keluar dari kamar mandi, hanya dengan mengenakan handuk yang memperlihatkan tubuhnya yang lumayan, tetapi banyak luka lebam hasil penyiksaan Naisya kemarin. Ia berjalan menuju meja belajar, lalu membuka laci yang terdapat kotak obat didalamnya.

Kemudian Shaka mengambilnya, dan berjalan menuju kasur. ia mengobati lukanya, meski hanya bagian yang terlihat saja. Masih ada luka yang belum terobati tapi luka itu tidak dapat dijangkau olehnya.

Shaka mengenakan baju Navy dengan celana pendek berwarna abu-abu. Lalu keluar dari kamarnya menuju dapur. Ia merasa sangat lapar, saat disekap oleh Naisya ia tidak diberi makan apapun selama dua hari.

Selesai memasak, Shaka membawa makanannya kemeja makan dan memakannya sampai habis.Setelah makan Shaka beranjak dari duduknya lalu membawa piring bekasnya makan ke wastafel untuk dicuci.

Setelah memcuci piring, ia berjalan ke ruang tengah, lalu duduk. Shaka melamun memikirkan siapa yang menyelamatkannya dari sekapan Naisya kemarin malam?

"Kira-kira siapa ya, yang bantuin Shaka kemarin??" gumam Shaka. "Kalo Naisya kayaknya gak mungkin sih, kan dia yang nyekap Shaka." Jawabannya sendiri.

"Heumm ... siapa yaa?? A~ah, makin dipikirin makin pusing!"keluhnya
"Tapi Shaka penasaran, iihh gini nii, kalo punya sifat penasaran yang akut."
"Udahlah mendingan istirahat." Finish nya.

,,,.,,,

"Shit, bagaimana cara kalian menjaganya!!" umpat Naisya pada orang yang ditelepon.

" ... "

"Aahhkk ... ANJING!! Lo pada gimana sih kerjanya." umpatnya lagi

"Udah sii Nai, lagian belum tentu juga kan. Kalo si Shaka pelakunya." imbuh orang disebelah Naisya, dia Salsa. Sahabat Naisya yang paling tenang.

"Ngga Sa!! Orang terakhir yang ketemu sama Regan, lo tau kan." sergah Naisya.

"Iya Nai, iyaa gue tau. Tapii jangan dulu mikir, kalo Shaka itu pelakunya."

"Lagian yaa, kata polisi juga kasus Regana itu kasus bunuh diri. Bukan pembunuhan!!"
Cerca Salsa.

"Tapi Saa!! lo tau kan Regan ga mungkin, ngelakuin hal yang ekstrim kayak bunuh diri." Bela Naisya

"Yaa, kan bisa aja Regan lagi ada masalah, terus nekat bunuh diri."

"Regan itu, kalo punya masalah pasti ngomong sama gue Sa!"

"Ahhk, udahlah kenapa jadi kita yang depat." Ucap Salsa keheranan.

Mereka berdua tengah berada di apartemen Salsa, tadinya mereka berencana untuk pergi ke pantai. Yaa hanya sekedar melepas pikiran-pikiran yang menumpuk. Tetapi bukannya melepas penat, Naisya malah mendapatkan telepon dari bawahannya bahwa Shaka telah kabur dari tempat penyekapannya.

.
.
.

To be continued°°°

Haii semuaa, makasih yaa udah bacaa

Tolong dong tandain kalo ada typo hhii.

lumayan nih Chapter ini aku nulisnya lumayan panjang yaa. Tau gaa, chapter yang ini nulisnya ga cukup sehari jadii yaa maaf maaf aja kalo update nya aga lamaa hhee ...

jangan lupa vote nya yaa klo boleh komennya jugaa

bye byee, ketemu lagi di chapter berikutnya yaa(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Salam hangat darii Zii

ArshakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang