Jika kita telah ditakdirkan untuk bertemu, maka kita pasti akan bertemu.
-acechocomint_
11 IPA 1 SMA GARUDA RAYA, 06.55"APAAN TUH PANJANG-PANJANG."
Tiba-tiba suara itu menggelegar terdengar keras membuat seluruh siswa yang ada di kelas tertawa. Sean sudah terbiasa dengan kejahilan teman-teman se geng nya itu, mereka memang suka menggoda.
"Kurang keras Bang, mau gue ambilin toa sekalian." Gemas Juan kepada Jay yang kini sudah tertawa terbahak-bahak bersama Jake dan Radika, sedangkan di belakangnya di susul Riki dan Mahesa yang entah sedang meributkan apa.
Dari mereka bertujuh beberapa dari mereka umurnya tidak ada yang sama, uniknya mereka bisa sekelas. Riki yang dua tahun lebih muda dari Sean merupakan anak akselerasi sedangkan Mahesa yang dua tahun lebih tua dari Sean, katanya dulu malas memasuki lembaga sekolah tepat waktu saja, jadi dia lebih telat dari teman-teman sebayanya.
Lalu Jake, Sean dan Juan yang bersahabat sejak kecil karena ibu Sean dan ibu Jake memang berteman. Karena sering bermain bersama, dulu saat kecil Sean dan Juan sangat menyukai Jake.
Menurut mereka Jake anaknya sangat baik dan ramah, selain itu Jake juga sangat pintar dan tampan, jadi keduanya sering sekali mengikuti Jake kemanapun Jake pergi saat Jake dan ibunya berkunjung ke rumah Sean.
Maka dari itu saat Jake masuk sekolah dasar pun Sean dan Juan juga ingin masuk ke kelas yang sama, akhirnya Sean dan Juan masuk ke lembaga pendidikan lebih awal padahal belum waktunya.
Ajaibnya mereka bisa mengikuti pelajaran yang di ajarkan dan tergolong siswa pintar.
"Geng kita ga dikasih nama gitu kah guys, biar keren." Celetuk Radika.
"Ini bukan dunia novel yang harus pake nama-nama geng gitu, bang." Sahut Juan sambil mencoba earbuds barunya .
"Udah punya kita, anak-anak kan sering panggil kita gengnya si Mahesa." ucap Jay dengan nada imut yang di buat-buat di bagian 'gengnya si Mahesa', membuat mereka yang mendengarnya tertawa.
Mungkin karena umur Mahesa yang memang lebih tua, teman-teman sekelas serta Sean sendiri secara tidak langsung lebih menghormati Mahesa.
"Apaan nih, baru ya?!" Jake tiba-tiba bertanya sambil mengambil bungkusan earbuds milik Juan yang tergeletak di atas meja.
"Iyalah, di beliin ayang Nunuu." Sambil memperlihatkan earbuds barunya, Juan pamer dengan senyuman yang agak menjengkelkan.
"BUSETT! INI MAH MAHAL BANGET ANJIR!" Shock Jake sambil menutup mulutnya ketika melihat merek earbuds tersebut.
"Gue pernah beliin ini buat keponakan gue pas ultah, harganya tiga juta kembali seribu." Ucap Jake sambil membolak-balikkan kotak earbuds di tangannya.
Jika Jake bisa beli itu artinya dia kaya kan, sepertinya Jake lupa kalau dirinya kaya, atau mungkin ukuran kata mahal setiap orang beda-beda? Entahlah.
"Hasil gue nguli Bang, itu." Senyum Sean bangga.
"Wah kaya juga loo Nu, buat kita-kita mana nih?" tanya Radika sambil mengecek kotak earbuds yang kini sudah berpindah ke tangannya.
"Ga ada, soalnya itu cuma khusus buat ayang Juju." Ucap Sean dengan nada sedikit di buat-buat sambil tersenyum cerah lalu tertawa pelan.
Sedangkan Juan yang mendengarnya tertawa terpingkal-pingkal.
Dulu saat awal-awal bersikap seperti ini Sean risih, tapi sekarang ia sudah terbiasa. Tapi efeknya ia kadang jadi bingung dengan kepribadiannya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/364348866-288-k588105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(Hiatus)Berandalan dan Si Kemayu
FanfictionBukan bxb! Series pertama dari Aku dan Kamu. Hidup Hana berubah ketika cowok yang seperti mempunyai dua kepribadian muncul di dunianya. Cowok itu memiliki sisi manly dan feminim sekaligus yang membuat dirinya tertarik pada pandangan pertama. Namun...