2. Datangnya William

2 0 0
                                    

Matahari naik di ufuk timur, menyinari dunia dengan kehangatan yang menjanjikan. Cahayanya memeluk awal kehidupan baruku, memberi semangat baru untuk melangkah maju. Di bawah sinarnya yang gemilang, terasakan getaran energi yang mengalir dalam diri, membangkitkan rasa optimis dan keinginan untuk menjelajahi petualangan yang belum terjamah.

Dengan langkah mantap, seorang gadis manis, cantik putih bak porselin, imut, paket lengkap bernama Varessa Ernesto memasuki hari baru dengan keyakinan bahwa setiap momen membawa kesempatan baru untuk berkembang dan mengukir jejak dalam perjalanan hidup.

3 tahun lamanya, setelah mantan pacar Varessa yang telah pernah mencampakkannya pindah sejak dua hari sesudah putus hingga sekarang, Varessa tak sekalipun merasa ingin tau dengan kehidupan mantan pacarnya. Varessa memang tipikal anak yang bodo amat dengan suatu hal yang tidak terlalu penting.

Kini dirinya tengah sangat sibuk untuk mengurus ujian setengah semester satu. Apalagi dengan banyaknya tugas-tugas yang sangat menumpuk, keseharian Varessa saja hanya mengerjakan tugas, makan, minum, dan tidur. Tiada kegiatan lainnya selain olahraga.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh," Suara Bu Fani memasuki ruang kelas XII MIPA 1, membuat semuanya duduk di tempat duduk masing-masing seperti semula.

"Anak-anak jadi disini saya akan memperkenalkan kalian murid baru...."

"Shutt, Shal! Lo pengen tau ga dia pindahan dari mana?" Bisik Jaselyn teman dekat bahkan telah Varessa anggap sebagai saudara sendiri.

"Emangnya pindahan dari mana?" Tanya Varessa berbisik balik.

"Dari Exfarto Senior High School!!!! Sekolah kebanggan dari Australia!! Gilakk ga sihh, impian gue banget" Heboh Jaselyn anak kepala sekolah SMA Merpati yang memang sempat menguping dikala kedua orang tua anak baru itu mendaftarkan anaknya di ruang kepala sekolah.

Varessa yang mendengar nama sekolah yang tidak asing itu pun hanya mengedipkan kedua matanya berulang kali sekaligus berusaha tersenyum tipis menghargai lalu memakai earphone dan merebahkan kepalanya di atas meja. Sekolah itu tak asing karena kakak sepupunya kini bersekolah disana.

"Hai, perkenalkan nama gue William Verlonggadha, gue pindahan dari Exfarto Senior High School, salam kenal."

"Salam kenal" Jawab semuanya.

"William silahkan duduk di bangku kosong dekat Varessa" Ucap Bu Fani.

"Baik anak-anak, kali ini kita akan membahas tentang Teks Hikayat...."

Jaselyn membangunkan Varessa dari tidurnya hingga terbangun dan melepaskan earphone nya, menoleh ke kanan dan ke kiri seperti nyawanya yang belum terkumpul semua. Terdiam seketika, ketika melihat seseorang yang tidak asing duduk diam anteng dan mulai mendengarkan pemberian materi dari Bu Fani.

"WILLIAM!?" Membuat semua tertuju kepada Varessa yang masih menatap William dengan sangat terkejut.

Bagaimana bisa ia bisa satu kelas dengan mantan yang telah mencampakkannya, 3 tahun yang lalu. Sungguh bukanlah takdir yang terduga, padahal niatnya bersekolah jauh agar cepat melupakan mantannya.

William menoleh ke arah Varessa dengan tatapan tajam dan smirk khas nya. Ia memang sengaja meminta kepada kedua orang tuanya untuk dipindahkan ke sekolah yang telah menjadi habitat belajar Dishal sang mantan kekasih tercinta selama tiga tahun lamanya, setelah pulang dari Australia.

Prak prak prak, Bu Fani memukul tongkat kebanggaannya di atas meja guru membuat semuanya beralih fokus kepada materi kembali.

"Lo kenal ama dia, Res?" Bisik Jaselyn.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WilliamVaressaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang