•NonStop•

5.5K 560 57
                                    

Warning : 🔞 [Semi-Baku]

RUBY High School adalah sekolah internasional ternama di Jakarta. Gedung sekolahan tersebut tentunya sangat besar dan memiliki fasilitas lengkap seperti lapangan futsal, basket, gimnasium serta kolam renang indoor. Sebagai anak pertama dari pasangan yang cukup kaya raya, Lee Taeyong bersekolah di Ruby High School, ia duduk di kelas dua belas.

Seharusnya Taeyong ke sekolah membawa mobil Mercedes putih yang sudah dibelikan oleh sang Ayah, namun nyatanya ia lebih senang mengendarai kendaraan roda dua. Yamaha R25 yang memiliki knalpot bising. Tentu saja polisi di jalan tidak akan peduli tentang status sosial seseorang yang di tilang, maka Taeyong termasuk ke dalam jangkauan polisi.

Sekolah Taeyong terletak di ibu kota, yang artinya setiap hari ia harus melewati jalur yang beresiko—polisi di mana-mana. Taeyong tidak mau mengganti knalpot bising nya, ia lebih suka dengan model racing yang bisa membuat orang-orang terganggu.

Jadi di sinilah Taeyong sekarang, menekuk wajahnya di hadapan polisi yang meminta surat kendaraan bermotor serta SIM yang seharusnya wajib di miliki oleh pemilik kendaraan.

"Pak, saya telat ke sekolah nih, nanti kalo saya di hukum gimana pak?" gerutu Taeyong tanpa mau melepaskan helm hitam fullface yang melekat di kepalanya.

Polisi tersebut menggelengkan kepala pelan, heran dengan sikap Taeyong. "Kamu ini melanggar ketentuan lalu lintas! Motornya saya tahan."

"Yah! Terus saya ke sekolah naik apa pak?"

"Angkot."

Bola mata Taeyong melebar, angkutan umum? Sial! Seumur hidupnya, ia belum pernah menaiki kendaraan roda empat yang digunakan oleh seluruh orang itu. Taeyong memiliki hidung sensitif, ia tidak senang dengan aroma yang menguar dari dalam angkutan umum!

"Pak," kali ini Taeyong melepaskan helm, menatap wajah polisi yang terlihat sedikit sangar itu, tubuh berisi polisi di hadapannya terlihat sangat menyukai uang (setidaknya itu yang Taeyong pikirkan). "Lepasin saya deh Pak, saya kasih lima ratus ribu, gimana?"

Kedua alis polisi tersebut menyatu, menatap Taeyong yang sudah memohon di hadapannya. "Kamu pikir saya terima suap?"

"Yaelah Pak, siapa sih yang ga terima suap zaman sekarang?" jengah Taeyong seraya melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Tujuh lewat dua puluh, sial! Ini sudah sangat telat.

"Pokoknya motor kamu saya tahan!" seru Pak polisi, merasa kesal karena sepertinya Taeyong terlalu menganggap remeh dirinya.

Dengan itu motor merah Taeyong di giring menuju pos polisi, meninggalkan si pemilik yang sudah mengumpat kesal seraya mengacak surai hitamnya. Taeyong mengigit bibir bawahnya, berpikir panjang sebelum mengambil ponsel di kantung celana sekolah yang ia kenakan.

Ibu dan Ayahnya sudah pasti tidak ingin mendengar bila anaknya berurusan dengan polisi hanya karena masalah tilang menilang. Karena Ayah Taeyong berkali-kali menyuruhnya membawa mobil agar lebih aman. Hanya saja memang Lee Taeyong ini memiliki sifat keras kepala dan tidak mau mendengarkan perintah orang lain.

Ada satu nama yang terlintas di dalam benaknya, satu polisi yang Taeyong kenal dan memiliki pangkat cukup tinggi. Hanya saja polisi itu luar biasa cabul! Mereka bertemu di club, ketika Taeyong menghadiri acara ulang tahun temannya. Pertemuan mereka hanya dua kali, tapi rasanya Taeyong enggan bertemu untuk yang ketiga kali.

NonStop [JAEYONG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang