LAUT SEBELUM PASANG

Prologue, 1988.

PROLOGUE, 1988.

Pada setiap pertemuan, perpisahan akan selalu hadir dibelakang. Keduanya seperti sesuatu yang tidak akan mungkin bisa dipisahkan.

Kisah ini dimulai pada Tahun 1988, dimana keluarga Bapak Purnomo masih utuh, masih diselimuti kebahagiaan, masih saling memeluk dan merangkul satu sama lain. 1 tahun, 2 tahun, bahkan 6 taun kedepan, tidak ada yang tahu akan berakhir seperti apa keluarga ini.

Seperti anak-anak pada umumnya, Khalid, Nadi, Dewangga, Apta, Esa, Dipa dan Windu mengharapkan sebuah kisah bahagia dari setiap hari yang mereka jalani bersama Bapak dan Ibu. Namun perlu ditekankan bahwa pada setiap rumah tangga, tidak bisa selalu berjalan mulus. Bahkan nyaris tidak ada hubungan rumah tangga yang baik-baik saja ketika usia pernikahan sudah menyentuh angka ganjil.

Tapi anak-anak tetaplah anak-anak, yang sampai kapan pun akan selalu melihat kebohongan dari orang tuanya. Bapak dan Ibu sering membuat alibi, bertingkah seolah semua baik-baik saja. Padahal kenyataannya hati dan kepala sudah habis babak belur.

Namun bukan itu yang akan dibahas, melainkan kebahagiaan. Kebahagiaan Khalid, Nadi, Dewangga, Apta, Esa, Dipa dan Windu yang apa-apa masih harus bersama Ibu, yang kalau butuh apa-apa selalu memanggil Bapak.

Kisah sederhana dan bahagia dari keluarga Bapak Purnomo akan disuguhkan dalam cerita berjudul Laut Sebelum Pasang.

Yang entah akan berkhir bahagia atau justru penuh air mata.

PERKENALAN SINGKAT:

Khalid Mahavir
(Khalid)

umur : 17 tahun.

Janadi Pranawa
(Nadi)