Last Paradise(?)

170 20 13
                                    

San dan Karina duduk bersebelahan didepan mereka terdapat banyak hidangan, atas pesanan Karina.

San membuka kaleng soda dengan jarinya yang terampil lalu menyodorkan kaleng itu kepada Karina.

"Kenapa kamu memberiku soda?" tanya Karina bingung.

"Heeseung dan Hanbin bilang kau tidak terlalu menyukai alkohol," jawab San santai.

"Benarkah?" tanya Karina.

San menaikkan sebelah alisnya, mengulangi pertanyaannya. "Benarkah?"

Karina tersenyum tipis dan menunjuk ke botol alkohol di atas meja. "Aku mau itu."

"Andwae," tolak San tegas. (tidak boleh)

Karina mengerucutkan bibirnya, "Ah, wae?" (kenapa?)

Karina langsung mengambil botolnya dan berusaha mencari pembuka botol di atas meja. San hanya bisa terkekeh gemas melihat tingkah Karina yang menggemaskan.

"Baiklah, sedikit saja." San mengalah. Dia membuka botol alkohol dengan mudah dan menuangkannya sedikit ke dalam gelas Karina.

Karina tersenyum senang dan langsung meneguk alkohol di gelasnya. San memperhatikannya dengan tatapan penuh perhatian.

"Kau senang?" tanyanya.

Karina mengangguk dengan senyuman lebar.

San menaruh botol alkoholnya dan berkata, "Sekarang, makanlah."

Karina mulai menyuap makanannya. Sambil makan, dia melirik San yang sedang makan dengan tenang.

"Kau tahu, dulu aku pikir tidak akan bisa dekat denganmu," kata Karina tiba-tiba.

San menoleh, terkejut dengan pernyataan Karina. "Benarkah? kenapa?"

"Kau sangat dingin padaku," Karina menjelaskan. "Saat itu aku yang mengajakmu berbicara duluan. Kau tidak ingat?"

San mengingat kembali momen itu, saat hari pertama neraka digabung dan dia bertugas menyalakan api.

"Oh, tentu saja aku ingat," kata San. "Aku terkejut ketika kamu mengajakku berbicara."

"Kenapa? Apa aku terlihat sombong di matamu?" tanya Karina kesal.

San tertawa. "Aniyeo, kau terlihat sulit didekati dan aku sudah berfeeling jika kamu akan sangat populer di sini, jadi aku juga tidak berani mengajakmu berbicara. Untunglah kau mengajakku mengobrol duluan."

Karina mencibir. "Jika aku tidak mengajakmu berbicara duluan, kau tidak akan mendekatiku kan? Payah sekali."

San hanya bisa tertawa lagi. "Tapi walau begitu, aku memberikanmu surat tapi sepertinya kau mendapat banyak."

Karina mengangguk. "Ya, tapi kau juga mendapatkannya dariku bahkan sangat jelas saat itu."

San tersenyum, mengingat surat dari Karina. "Lesung pipi?"

Karina mengangguk. "Kau tahu kan itu dariku?"

"Tentu saja," jawab San. "Hanya kamu yang membahas lesung pipiku. Walau aku sedikit tidak percaya kau memberikan padaku, aku kira saat itu kau hanya penasaran denganku."

Karina menggelengkan kepalanya. "Kalau penasaran, aku tidak akan memberikanmu surat."

"Lalu apa alasanmu memberiku surat saat itu?" tanyanya.

Karina menoleh dan menatap San dari samping, "Karna aku menyukaimu?"

San terpaku, perkataan Karina bagaikan petir di siang bolong. Dia tidak pernah berpikir Karina akan mengatakan itu dengan blak blak an padanya.

Love Island : Idol Edition (Single Inferno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang