Halo, Petir!
Cie nuansa baruu, absen dulu dong>>>Selamat membaca🥴❤️🔥
Sangat disayangkan jika siswa lulusan SMP negeri tidak masuk ke SMA atau SMK negeri, tetapi lebih disayangkan lagi jika mereka gagal lolos masuk tes seleksi siswa SMA Arta Bimantara. Ribuan bahkan ratusan ribu siswa mencoba berbagai macam cara agar mereka bisa lolos saat mengikuti ujian tes masuk, berharap salah satu dari berbagai cara mereka akan berhasil, tetapi nyatanya nihil. Katanya sekolah ini memiliki sistem pemilihan yang unik dan canggih, serta sulit diselundup oleh siapa pun. Berbagai narasumber mengaku
kesulitan untuk mencari data informasi lebih spesifik mengenai sekolah ini—selain data hasil tes—katanya ada batasan sampai sejauh mana kita diizinkan mencari tahu informasi. Sekolah swasta ini paling tertutup diantara sekolah swasta lain.
Wajar saja, sekolah ini milik suatu lembaga, bukan milik pemerintah. Apa salahnya jika mereka menginginkan seluruh data menjadi suatu hal yang amat penting dam privasi?
Itu penting.
Ini bukan hanya sekedar sekolah swasta ataupun negeri. Bukan sebatas gedung megah yang berdiri dengan kukuh, menjulang tinggi diantara gedung lain.
Mulailah berpikir kritis, dengan tidak selalu percaya kabar "katanya".
💰
"Saya sudah mengikuti tes seleksi. Harus menunggu berapa lama untuk mengetahui hasilnya?"
"Sekitar dua minggu. Sudah kau sertakan alamat email di kertas soal seleksi? jika sudah, informasi akan disampaikan melalui email."
"Ya, sudah. Perlu saya beritahu nama saya siapa?"
"Tidak perlu, Nak. Alamat emailmu sudah cukup, jangan khawatir. Pulanglah," laki-laki itu mengangguk dan pergi meninggalkan ruang tes. Suhu dingin karena AC tidak membuatnya gentar, melainkan tatapan para pengawas yang tajam seperti sedang mengintai, itu cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri.
"Hei, kamu!" laki-laki itu menoleh ke belakang, ada seseorang yang sedang berlari ke arahnya sambil melambaikan tangan, tersenyum. Sepertinya anak itu juga baru selesai mengerjakan soal tes, pakaiannya serupa.
"Akhirnya kita bertemu di sini, aku lelah terus mencarimu sejak tadi." dia bertumpu pada kedua lututnya, mencoba bernapas dengan benar.
"Siapa?"
"Hei, kau Fariz Alvarendra, 'kan? kau bisa-bisanya tidak mengingatku."
Mereka mulai berbincang sebentar, saling mengingat satu sama lain, bercerita tentang bagaimana caranya mereka bisa mengikuti tes seleksi—walau belum tentu lolos—dan perasaan setelah bisa masuk ke dalam sekolah ini—untuk sekedar melihat-lihat gedung.
"Aku berharap kita lolos tes, Riz. Sayang sekali jika tidak masuk, sudah gagal ke SMA negeri, setidaknya tidak gagal masuk SMA swasta ternama," celetuk Irsyad—yang tadi menyapa Fariz. Entah kenapa mereka berdua sangat menginginkan nama mereka tercantum dalam daftar siswa-siswi yang diterima di sekolah ini, ada perasaan bangga tersendiri yang sulit dijelaskan. Akan tetapi, beberapa orang yang telah mereka temui saat di sekolah bereaksi sebaliknya. Bintang, salah satu anak yang sempat Fariz temui secara tidak sengaja, laki-laki itu berbicara dengan suara lantang bahwa dia berharap mendapatkan nilai nol sehingga gagal masuk SMA ini—hasil menguping—dan bisa pindah ke SMA lain. Fariz dan Irsyad mendiskusikan beberapa pendapat dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why About Our School
Mystery / ThrillerDunia tidak pernah lepas dari permainan. Mereka yang kuat mempermainkan yang lemah. Mereka yang memiliki uang mengendalikan permainan. Dan mereka yang tidak memiliki apa apa .... Dianggap pecundang. Selamat datang pada pertandingan kehidupan. Start:...