Diam diam sehun melirik gadis disampingnya, setelah berhasil kabur dari kejaran anak buah taeyong.
Jisoo yang melihat wajah sehun penuh luka pukul mengantar sehun ke klinik terdekat.
Kini mereka sudah berada didepan minimarket.
"Sebaiknya kita laporkan saja mereka kepolisi" kata jisoo mencairkan keheningan yang sedari tadi menyelimuti mereka.
Sehun yang melihat jisoo menoleh lantas segera memalingkan tatapannya kearah lain.
Sial, kenapa dia menjadi salah tingkah seperti ini.
"Sebenarnya mereka itu siapa? Kenapa mereka terus menghajarmu" tanya jisoo.
Oh tidak bagaimana jika orang orang itu ikut mencarinya.
Ya tuhan, belum juga dia menyelesaikan masalahnya , dia malah mendapatkan masalah baru.
Tapi sepertinya dia tidak asing dengan pemuda disampingnya ini.
Sementara sehun, diam diam mencoba untuk menenangkan debaran jantungnya, sehun akui dia cukup, tidak sangat malu karena jisoo mendapati dirinya dengan kondisi menyedihkan.
Bodoh, harusnya kau melawan para preman tadi, bukannya hanya diam tidak berdaya.
Sehun tentu bisa melawan dua orang yang terus menghajarnya tadi, hanya saja sehun enggan lebih mencari masalah, maka dari itu dia membiarkan mereka memukulinya hingga tidak berdaya.
Apa dia baik baik saja? Batin jisoo cemas, karena sedari tadi pemuda itu hanya terus diam, semoga saja otaknya tidak rusak karena pukulan.
Melihat jam tangannya, jisoo lantas berdiri dari duduknya, memutuskan untuk pulang mengingat hari sudah malam.
Melihat jisoo berdiri membuat sehun mengikutinya.
"Sepertinya mereka sudah tidak mengejar kita, lebih baik kita pulang" kata jisoo mengambil tasnya "jangan terlibat perkelahian lagi lain kali" tambah jisoo.
"Terima kasih" ucap sehun akhirnya membuat jisoo menghela napas lega karena pemuda itu nyatanya tidak bisu.
"Aku hanya tidak tega melihatmu dihajar terus, jadi kau tidak perlu berterima kasih" jisoo tersenyum tipis membuat sehun tidak bisa mengalihkan matanya dari wanita itu.
"Kalau begitu aku pergi" jisoo pamit tapi sebelum gadis itu pergi sehun meraih tangannya, menahan jisoo.
Jisoo mengernyit bingung, karena sehun tiba tiba meraih tangannya.
"Maaf" kata sehun sadar dengan perbuataannya.
Jisoo tersenyum tidak masalah, "oh ya, aku kim jisoo, kita belum sempat berkenalan" ucap gadis itu mengulur tangannya.
Sehun yang tadinya menundukan kepalanya, mendongak melihat jisoo sebelum melirik tangan gadis itu.
"Oh sehun, namaku oh sehun" ucap sehun mengenalkan dirinya.
🌞🌞🌞
Sehun memasuki rumahnya, pemuda itu tinggal di kawasan sederhana, keluarga sehun memang bukanlah orang yang sangat kaya, namun keluarganya tidak juga kekurangan.
Ayahnya,bekerja sebagai seorang guru matematika di salah satu sekolah swasta di seoul, sedangkan ibunya mengelola restoran kecil mereka, ya, keluarganya memiliki restoran , bukan restoran mewah, hanya warung makan yang berada tidak jauh dari kawasan rumah mereka.
"Kamu baru pulang nak" tanya pria paruh baya tidak lain adalah ayah sehun, oh se ho
Sehun melihat ayahnya sedang duduk di ruang keluarga mereka yang terlihat sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌹ROSE🌹
FanfictionCinta ku seperti mawar merah, itu cantik sekarang tapi duri tajam ku akan menyakitimu...