Aku terbangun di pagi buta, eli menggoyang-goyangkan tubuhku, memaksa ku untuk bangun, wajahnya terlihat serius, dahinya mengernyit, bibirnya memicing sempurna, aku bingung dengan keadaan ini
"Siapa yang mengizinkan mu pergi ke sini?", tanya nya dingin
"Siapa yang memperbolehkan mu tidur di kamar ku?", tanya ku balik, dan membalikkan keadaanBola matanya berputar malas, "aku kan tidak sengaja, kenapa kau tidak tidur di sampingku?"
"Kau bau", ucap ku, yang membuatnya reflek mengendus bau tubuhnya sendiri
"Benar juga." Dia setuju, tidak tahu mau mengatakan apa lagi, akhirnya ia beranjak pergi, tapi baru saja di ambang pintu, Eli menoleh kearah ku kembali
"Kau melihat apa saja di kamar ku? Benar, kau hanya tidur?", ia menghujamkan pertanyaan, rasanya seperti aku menjadi tersangka kasus berat
"Aku melihat puisi norak yang berserakan di laci mu. Itu karena kau lupa menutup lacinya, dan kertas-kertas itu terbuka lebar untuk ku baca", Eli diam sejenak, kemudian tersenyum"Puisi menyedihkan", celetuknya singkat, kemudian benar-benar pergi.
&&&
"Aku melihat foto di rak buku mu yang paling atas, perempuan yang di sebelah mu itu kakak mu yah?", Eli duduk di meja makan, ia hanya mengenakan crop top pendek, membuat pinggang nya tidak tertutupi, celananya juga pendek tidak sampai lutut, berwarna biru dongker
Aku yang sedang memotong roti di meja dapur meladeninya, "ya, dia kakak ku, Amanda", tapi jawaban ku singkat, entah apa ia mau tau lebih
"Orang tua mu masih ada?", tanya nya lagi
"Ayah ku meninggal, ibu ku masih ada, tapi jantung nya melemah, sulit untuknya hidup lebih lama lagi", aku menoleh kebelakang, melihat Eli mengangguk ringan
Aku kembali berkutat dengan roti yang akan ku siapkan menjadi sandwich, kini tinggal memotong satu lapis roti lagi untuk menghimpit sayur dan daging
"Aku tinggal dengan nenek ku sejak ayah meninggal, ibu ku menikah lagi dan aku tidak ingin tinggal dengan nya, sangat menyakitkan melihat ia bahagia dengan orang lain selain ayah ku", ucap Eli, kemudian diam sejenak, "ibu ku selalu memiliki laki-laki baru, aku merasa jijik, tapi kini aku seperti itu", aku menoleh sedikit, melihat Eli mengistirahatkan kepalanya di atas meja, menjadikan lengannya sendiri bantal"Tapi aku tahu, alasan kalian sudah pasti berbeda, walaupun tindakan kalian sama", ujar ku
"Kau benar", ucap nya, malas, "aku mencari satu yang ku anggap cocok dengan ku, sedangkan ibu ku, dia melakukan itu untuk bersenang-senang"
"Apa kau sudah bertanya soal alasannya?", tanya ku, belum ada jawaban, tapi sandwich ku dan Eli sudah siap, jadi tanpa menunggu penjelasan nya, aku langsung saja menyajikan kedua pasang sandwich tersebut
"Belum sih", Eli membangkitkan kepalanya, dia menatap ku lurus, kemudian menatap sandwich tersebut, mengambilnya satu, "terimakasih", ucapnya, kemudian langsung melahap makanannya
"Sebaiknya kau bertanya, mungkin saja dia kesepian. Orang yang tidak memiliki komitmen terhadap seseorang pastinya tidak memiliki kedekatan batin dan kedalaman di setiap hubungan, kemungkinannya untuk menjadi kesepian sangatlah tinggi", ujar ku
"Aku sangat ingin melakukan itu, tapi aku tidak punya cukup uang untuk kembali ke kampung, di sini saja sangat sulit"
"Jadi kau ingin memperbaiki hubungan mu yah", gumam ku ke diri sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
kota patah hati
Spiritualeli, perempuan berumur 30 tahun, jauh dari rumahnya, ia menetap indekos bersama teman nya, Ratna, yang sama-sama berasal dari kampung halaman, di umur mereka ini, pertanyaan soal pernikahan, anak dan keluarga kecil adalah beberapa hal yang sudah bi...