8

14.5K 1K 45
                                    

✪HAPPY READING✪

Sudah beberapa hari pun berlalu, Kevin yang awalnya merasa canggung ketika berinteraksi dengan keluarga Bi Indri akhirnya mulai terbiasa dengan perlakuan mereka yang begitu menghangatkan hati Kevin seolah-olah bahwa ini lah keluarganya bukan keluarga Pratama itu.

Seperti saat ini Aska yang sedang memanjat pohon jambu biji yang ada di samping rumahnya, sedangkan Kevin sedang menunggu dari bawah dengan wajah yang sudah di tekuk sedari tadi.

Sebenarnya Kevin ingin sekali untuk ikut memanjat pohon, tapi Aska selalu saja melarangnya dengan memberi alasan bahwa di atas pohon banyak ulat bulu, yah walaupun Kevin tau kalau ucapan Aska itu adalah kebohongan belaka.

Namun di sisi Aska dirinya tidak ingin membahayakan adik satu-satunya karena pohon yang dia panjat sekarang itu sangat tinggi, jadi menurutnya Kevin yang belum terbiasa memanjat pohon akan sangat berbahaya jika dirinya mengijinkan Kevin untuk memanjat.

"Abang turun ini udah banyak!!" Ucap Kevin meninggikan suaranya agar bisa di dengar oleh Aska.

"Bentar lagi dek, tanggung ini ada buah yang besar!!" Balas Aska dengan sebelah tangan nya sang mencoba meraih buah yang cukup besar.

"Udah....ini udah banyak bang nanti mubazir kalau kebuang!!" Aska yang mulai tersadar dengan apa yang dia lakukan pun mengurungkan niatnya untuk mengambil buah yang ada di sampingnya itu karena mendengar perkataan Kevin.

Karena dirinya tidak ingin kalau Kevin nanti ikut di marahi oleh ayahnya karena membuang-buang makanan.

"Huft...emangnya udah dapet sebanyak apa sih dek?!" Tanya Aska setelah turun dari pohon.

"Nih" balas Kevin sambil memperlihatkan sekantung plastik berukuran besar yang sudah penuh dengan buah jambu biji.

Melihat itu membuat Aska menjadi tak karuan karena dirinya tidak sadar saat mengambil buah tadi hingga sebanyak itu.

"Aduh kalau ayah tau kita pasti bakal di marahin ini dek" ucap Aska yang celingak celinguk karena panik takut ayahnya sudah pulang.

"Hm....kita bagikan aja ke tetangga bang, jadi kan kalau begitu ini gak akan mubazir" mendengar masukan dari Kevin membuat Aska tersenyum cerah karena adiknya ini sangat bisa di andalkan.

Tanpa fikir panjang mereka pun membagikan buah yang sudah mereka petik ke tetangga di sekitar hingga beberapa menit berlalu akhirnya buah yang berada di kantung plastik itu tersisa sedikit untuk mereka bawa pulang.

Sesampainya di rumah, Aska langsung pergi ke dapur untuk mengambil piring dan pisau untuk mengupas jambu yang ia petik tadi.

"Fftf....Abang sih tadi ngambilnya kebanyakan, untung ayah belum pulang" ucap Kevin sesekali menahan tawanya saat teringat wajah panik Aska tadi.

"Lagian kamu sih dek, gak ngasih tau abang kalau kita udah metik terlalu banyak" balas Aska sambil mengupas buah dan membaginya pada Kevin.

Ketika sedang menikmati buah, ayah dan ibu mereka pun telah pulang karena habis dari pasar untuk membeli keperluan di dapur. Namun terlihat dari raut wajah sang ayah yang nampak kebingungan membuat Kevin menjadi penasaran.

"Ayah kenapa?, kok keliatan bingung gitu?" Tanya Kevin.

"Ayah bingung kenapa para tetangga tadi ngucapin terimakasih ke ayah, padahal kan ayah gak ngelakuin apa-apa" balas Hermawan yang masih kebingungan.

KEVIN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang