🏀 7 | Sabotase

21 11 0
                                    

DUKH!

"Awsh!" ringis Vanila yang saking terburu-burunya hendak masuk kelasnya, tapi membuatnya tersandung tangga.

Sontak seorang cewek di belakang membantunya berdiri. "Dek? Lo nggak apa-apa?"

Vanila menggeleng sebagai jawaban dan meringis lagi sambil meraba lututnya yang pasti kini lebam karena dia merasakan nyeri. Oke, memang hiperbola, tapi biasanya dugaannya ini benar. Gadis itu mendongak untuk menatap seorang cewek yang tadi menolongnya; berpenampilan tomboi, tinggi Vanila sedagu cewek itu.

Cewek itu terlihat khawatir menatapnya sambil memegang kedua pundak Vanila. "Bener lo nggak apa-apa?"

Terlihat tulus di balik tatapannya.

Vanila mengangguk sekali lagi menyakinkan. "Makasih ya, Kak." Jujur, walaupun tomboi, seniornya ini cantik. Bahkan tak kalah cantik dengan Clara.

"Oke, lain kali hati-hati," senyum cewek itu sambil mencubit sekilas pipi kiri Vanila gemas dengan gerakan pelan.

"Iya, Kak, sekali lagi makasih."

"Gue duluan, ya."

Mata Vanila terus mengikuti gerak-gerik cewek yang lebih dewasa darinya itu melewatinya hingga membelah kerumunan orang berhamburan di koridor untuk masuk kelasnya masing-masing. Tapi sebelum cewek tadi menghilang dari tatapan Vanila, dan Vanila hendak berpaling, sesuatu menahannya untuk memperhatikannya lagi.

Cewek tadi berhadapan dengan Yuizza yang juga hendak masuk kelas, merangkulnya akrab. Sepertinya mereka satu kelas.

Yuizza? Benar, kan, yang Vanila lihat?

Yuizza tidak melawan pergerakannya justru mereka terlihat santai dan akrab sekali beriringan masuk kelas. Mendadak dada Vanila terasa sesak. Apa lagi ini? Kemarin Clara, dan sekarang ada cewek lain yang dekat-dekat dengan Yuizza? Kenapa cowok itu friendly sana-sini? Mana yang sebenarnya Yuizza sukai?

•••

"Vanilaaaa, proposalnya udah lo ajuin beluuum?"

"Udah diedit, kan?"

"Lo niat kerja nggak, sih? Katanya lo yang mau edit? Val!"

Vanila yang tengah berguling-guling di kamar asrama itu hanya membalas pertanyaan teman sekamar sekaligus sekelompoknya itu dengan deheman singkat.

"Ihhh! Selalu nggak niat! Ini tuh tugas pertama kita! Presentasinya lusa! Deadline-nya tuh besok!" omel Olivia yang duduk di kursi belajar, menatap punggung mungil Vanila yang rebahan membelakangi teman-temannya; masih dengan blush dan celana jeans yang dipakainya selama di kampus, sementara Olivia dan Flora sudah berganti pakaian santai malam itu.

"Guys, guys! Gue dapet flyer demo dari mahasiswa yang duduk di belakang gue!"

Tiba-tiba Yurra datang masuk kamar yang sudah dihuni tiga gadis dengan kesibukan masing-masing sambil membawa beberapa flyer, dan membagikannya satu persatu kepada penghuni kamar itu. Saat sampai di Vanila, melihatnya rebahan yang tidak diketahui gadis terlelap atau hanya rebahan saja, Yurra akhirnya meletakkan flyer itu di dekat ranselnya. Ini bukan untuk pertama kalinya teman barunya itu bersikap cuek terhadap mereka. Lama-lama mereka maklum dengan Vanila yang belum bisa menerima mereka.

Olivia dan Flora membaca flyer yang dibagikan Yurra.

"Maksud lo mahasiswa yang nggak ada senyum-senyumnya samsek itu?" tanya Flora memastikan. "Yang suka komentar?"

"Yoi," tanggap Yurra, masih dengan senyum cerianya. "Namanya Sam! Bahkan gue masih inget namanya! Aaaa, cool banget!"

"Nggak jelas, dih," komentar Olivia setelah membaca flyer itu, lalu membuangnya ke sembarang arah.

Hi, I Have On Crush You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang