Happy reading.....
*
*
*
*
*" Katanya mau berubah? Kok murahan? "
* Dava *
" Kak Dava mau kemana? " Zeeva menuruni anak tangga dan melihat Dava sedang memakai jaket kulit berwarna coklat di dekat sofa.
" Ke bar, "Zeeva sedikit kaget mendengar tujuan Dava sekarang. Pantas saja dia terlihat rapi sekali, ternyata tujuannya adalah ke bar. Zeeva mempercepat langkahnya dan berdiri di hadapan Dava dengan raut wajah tidak suka.
" Kenapa harus ke bar? Emang ada urusan apa sampai harus ke sana? Enggak bosen apa? Mana ada cewek-cewek genit lagi. " Zeeva melipat kedua tangannya ke depan dada.
" Cemburu? " Dava tersenyum tipis sambil memakai jam tangan.
" Ih, ngapain? " Manik mata Zeeva pun mengarah pada jam di tangan Dava. " Itu jam pemberian Zeeva,kan?"
" Hm, gue suka. Makanya selalu gue pakai. Makasih, " Dava menyentuh pucuk kepala Zeeva dengan lembut.Dalam sekejap kedua pipi Zeeva langsung memerah seperti kepiting rebus dan begitu juga dengan kupingnya. Melihat Dava masih saja menatapnya, Zeeva memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah lain, masih malu menatap Dava dengan wajah seperti ini.
" Enggak jadi pergi? "
" Jadi kok. " Perlahan Dava mencium sudut mata Zeeva, membuat sebelah matanya yang dicium itu tertutup. " Gue janji bakal pulang cepat. Nanti gue juga bakal beliin lo makanan enak. Gue duluan,ya? "
" Iya, hati-hati. " Zeeva hanya bisa melambaikan tangannya sambil melihat kepergian Dava dari pintu rumah.*💧*
" Dava!! "
Diantara kerumunan dan keramaian orang-orang yang ada, Dava dapat mendengar dengan jelas bahwa ada seseorang yang baru saja memanggil dirinya. Dia memastikan itu secara langsung dengan melihat kekiri dan kekanan. Dan ternyata benar saja dugaannya, sosok Ryan yang berkemeja hitam itu sudah duduk di meja yang merupakan teman dihidangkannya minuman.
" Sebelah sini! " Ryan melambaikan tangannya.
" Sendiri lagi? Lo nggak bawa cewek lo,kan? "
" Jomblo lagi gue! "
" Cih. Ini gue balikin, " Dava memberikan sebuah flashdisk berwarna hitam pada Ryan.
" Udah selesai? "
" Udah, semuanya udah gue pindahin ke laptop gue. Woi, bangsat! " Dava menoyor kepala Ryan sedikit kuat. " Lo sering nonton porno,kan? "
" Pfftt-- "Mendengar hal itu, Ryan spontan menyemburkan air dalam mulutnya kedepan dan sedikit terbatuk-batuk. ' Anjing, gue ketahuan. ' batin Ryan. Dia mengambil sebuah tisu untuk membersihkan mulutnya dan menatap Dava dengan ragu-ragu.
" Bukan urusan lo! "
" Jadi beneran lo nonton porno--hmpp?? " Refleks Ryan membungkam mulut Dava menggunakan tangannya dan melihat semua orang yang sebagian sudah menatap mereka untuk menjadi sorotan.
" Sialan lo! "
" Hmhmpp! Hmhmpp? " Gumam Dava tidak jelas lalu dia menepis tangan Ryan. " Sesak anjir! Heran gue punya temen kaya lo. Gak bosen lo nonton po-- "
" VICCENT!! Hahaha, gue haus. Tolong tambah lagi,ya! " Ryan berpura-pura berteriak agar orang-orang tidak mendengar omongan dari Dava.Disisi lain, Ilona sekarang juga sedang berada di bar yang sama dengan mereka. Dengan penampilan seksi yang ia tunjukkan, para laki-laki yang ada di dekatnya bisa saja langsung berbuai begitu saja. Di tengah aktivitasnya yang sedang berjoget-joget mengikuti dentuman musik, manik matanya tidak sengaja mengarah ke sebuah objek yang langsung membuat Ilona berhenti dari aktivitasnya.
" Dava? " Heran Ilona.
Ilona pun berjalan kearah Dava dan Ryan, meninggalkan teman-temannya yang masih sibuk dengan dunia maya mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...