Zaven terbangun sebelum Pamela, begitu membuka mata pikirannya langsung tertuju pada anak gadisnya.
Apa Jasmine bisa tidur nyaman dengan kehadiran bocah itu? Zaven akan mengeceknya.
Membuka pintu dan berjalan menuju kamar sang puteri, terlihat disana sudah ada Asih yang mulai berjaga dengan satu penjaga shif pagi. Ini sudah pergantian shif jam 5 pagi.
"Selamat pagi Tuan," sapa pengawal pribadi Jasmine yang bernama Jay dan Asih ikut sedikit membungkukan tubuhnya.
"Pagi, Nona Muda mu belum keluar?" Tanya Zaven pada mereka, berdasarkan dari hari - hari kemarin Jasmine suka bangun terlalu pagi dan keluar kamar.
"Belum Tuan," jawab Jay dan mendapat respon anggukan kepala, kemudian Zaven segera masuk ke kamar puteri bungsunya.
Begitu masuk, Zaven disuguhkan dengan pemandangan cantik. Dimana Jasmine tidur terlentang diselimuti sampai batas lehernya, wajah polos Jasmine ketika tidur meluluhkan hati Zaven. Bersyukur Zaven dapat menemukan puterinya, walau membutuhkan waktu sangat lama.
Tangan Zaven terulur mengelus surai halus Jasmine yang tetap rapih walau sang empu sedang terlelap, lalu perlahan ia mencium lembut dan cukup lama di kening.
"Sayangnya Daddy," gumam Zaven pelan, sebelumnya Zaven tidak pernah seperti ini. Hanya saat bertemu dengan Jasmine, maka ia akan lemah dan sendu. Mungkin karena Jasmine puteri satu - satunya yang baru kembali.
Zaven ikut membaringkan tubuhnya dan memeluk sang puteri, bersamaan dengan pintu kamar kembali terbuka dan menampilkan sosok Pamela.
"Honey?" Panggil Pamela, ia tadi mencari suaminya.
"Eh? Iya honey, aku disini," jawab Zaven sambil mengelus lengan atas Jasmine karena mulai terusik tidurnya.
Pamela diam - diam ikut menaiki ranjang dan ikut berbaring, menjadikan gadis cantik itu tidur ditengah - tengah.
"Loh, Flora mana ya honey?" Tanya Pamela ketika menyadari tidak adanya bocah cempreng kemarin.
Zaven baru ingat, ia kembali bangun dan memangil Jay, "dimana Flora?" Tanyanya.
"Nona kecil semalam dibawa Tuan Prabu dan Nyonya Rosè ke kamar mereka, Tuan," bukan Jay, melainkan Asih yang menjawab. Semalam ia membawakan botol susu untuk Flora, bocah itu menangis tidak bisa tidur.
Tapi saat Jasmine akan menidurkannya dengan susu yang dibawa Asih, Rosè dan Prabu masuk dan membawa Flora ke kamar mereka.
Zaven cukup terkejut tapi setelahnya mengangguk dan kembali masuk ke kamar Jasmine.
Waktu terus berjalan, namun Zaven dan Pamela tidak bisa tidur kembali. Mereka berdua memandang Jasmine yang masih tertidur dengan senyuman, tangan Pamela dan Zaven silih berganti mengusap lembut rambut puterinya.
Rasanya damai sekali memandang wajah tidur sang puteri, Zaven dan Pamela bisa merelakan waktu sepanjang hari demi bersama puteri mereka.
"Sayangnya Daddy, wake up. Ini udah siang lho, suara teriakan Flora udah kedengeran dari tadi," bisik Zaven di telinga kiri puterinya, sempat khawatir Jasmine jatuh sakit tadi tapi suhu tubuhnya normal, mungkin Jasmine hanya lelah makanya tidur cukup lama.
"Abang juga pasti udah nyari adek tuh, bangun yuk? Mommy pengen dandanin adek," kini Pamela yang berbisik di telinga kanan.
Jasmine yang terbangun lima menit yang lalu tidak dapat menahan senyumannya kala merasakan geli, akibat hembusan nafas kedua orang tuanya di telinga kanan dan kirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/363075737-288-k464654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE [ END ]
Teen Fiction[ SEASON I | J Edition ] Kamu tidak akan bisa mengenal seseorang, kecuali kamu sudah masuk ke dalam kehidupannya. Begitu kata Jasmine, setelah mengarungi lautan kehidupan yang sama sekali tidak sedikit badai yang dihadapkan kepadanya. Jasmine remaja...