UMBRA DI ANGKASA

2 0 0
                                    

          Hari ini aku berencana untuk mengecek apakah komik favoritku sudah rilis di toko buku, sesampainya di toko buku aku langsung bergegas menuju rak buku komik dimana komik favoritku di letakan, aku terkejut bukan karena komiknya sudah rilis tapi karena ada sosok yang tidak asing berdiri di depan sana.
  "Eh kamu" sosok itu tampak menyapaku
  "Apa kau mengenali diriku??" Aku menimpalinya dengan ramah.
  "Kau Aera Arkana dari kelas XI 3 kan? kelas yang sama denganku."
   Aku memperhatikan lagi sosoknya ternyata benar dia adalah Farren teman sekelas ku yang dingin itu penampilannya kali ini berbeda dia memakai kacamata dan headset serta hodie hitam dengan corak merah, rambutnya memang masih berantakan tapi itu yang membuat ku mengenali sosok nya.
   "Eh kamu Farren ya???" aku berusaha mencairkan suasana, Farren tertawa kecil.
   "Iyaa apa terlihat berbeda?, aku sebenarnya malu berada di rak komik fantasi tetapi sepertinya kamu juga tertarik dengan seri ini" dia tersenyum ramah dan menunjukkan buku yang di pegangnya.
    "Benar ini salah satu komik favoritku, mc nya memang ngeselin tapi heroin elf yang nanti muncul di animasi musim ke 2 nya itu benar benar menarik."
    "Kau menyukai heroin elf itu?? aku malah menjadikannya waifuku" dia tersenyum tersipu mengatakannya, yah waifu adalah charakter cewe dari suatu cerita yang kita favoritkan, kadang ada yang sampai mencintai charakter tersebut dan menganggapnya sebagai kekasih yang nyata, tidak heran Farren malu mengatakannya
   "Oh iya Farren, volume baru dari seri tersebut sudah keluar?" aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
   "belum aku sudah mencarinya sepertinya besok baru ada" Farren menjawab dengan wajah kecewa.
    wajahku juga ikut tampak kecewa namun aku beralih melihat lihat komik lain siapa tahu ada yang bisa mengobati rasa kecewaku, berjam jam kami melihat dan mengintip sedikit isi komik namun memang tidak ada yang menarik, beberapa memang karena tidak cocok di genre atau memang sudah pernah kami baca sebelumnya di laman website, kerena sudah bosan aku memutuskan untuk pulang.

   aku dab Farren keluar toko buku bersama sama, hujan terlihat sudah mereda, udara dingin yang tersisa membuat ku menggigil walau aku sudah memakai jaket, saat di tempat luas sepertinya Farren kembali ke mode biasa yang tidak suka keramaian, aku mencoba membawa pembicaraan agar perjalanan ini tidak terasa begitu canggung.
   "Oh iya Ren, rumah kamu kearah sini??" Farren hanya mengangguk dan kembali berjalan dengan tegap, tinggi kami tidak berbeda jauh namun dia terlihat lebih tinggi, kami sedari tadi berjalan tanpa mengatakan sepatah kata pun suasana menjadi hening berbeda seperti saat kami di toko buku, Kini kami sampai di depan rumahku aku berpisah dengan Farren disini.
     "Ini rumahku Ren kapan kapan kalo ada waktu mampir saja" aku tersenyum ramah kepada Farren
     "Ah disini??, ternyata cukup dekat ya" Farren menoleh ke ujung jalan dan menunjuk kearah itu
    "Di sana tepat diujung jalan ada kos putra, aku tinggal di sana sendirian."
     Aku menoleh kesana, benar disana tempat berdirinya kos pak yatno, "oh kamu tinggal sendiri??, kamu bukan orang asli sini kah Ren??"
     "Yaa begitulah, aku duluan ya" Farren beranjak pergi menuju ujung jalan
      "Ah iya hati hati" aku melambaikan tangan dan masuk kedalam rumahku.

       seperti biasa aku disambut oleh kakak ku, Aera Zakaria namanya mahasiswa semester 2 universitas panca sakti.
   "Eh tadi cowo di depan pacar mu??"
   "Heh yang bener aja, Gak ah!!" seperti biasa kakak ku selalu bergurau setiap aku pulang.
   "Eh Kana udah pulang??" suara ibu terdengar dari dapur.
   "sudah bu" aku berjalan menuju dapur dan mencium tangan ibu.
   "nah cepat mandi terus makan, kamu ga kehujanan dijalan kan??" suara ibu tampak khawatir akan keadaan ku.
   "ngga kok bu, Kana mandi dulu ya hari ini kita makan apa??" aku menatap ibu berharap dimasakkan makanan favorit ku.
    "Ada deh, mandi dulu sana" ibu mengusap kepalaku dan lanjut memasak, aroma pedas langsung menyebar ke seluruh ruangan, aku berjalan menuju kamar dan meletakkan tas sekolah serta mengambil baju ganti lalu aku bergegas ke kamar mandi.
    selesai mandi ayah sudah menunggu di ruang makan sepertinya beliau pulang saat aku sedang mandi, aku duduk di depan meja ruang makan sementara kak Zakaria baru turun dari kamarnya, ibu membawakan makanan terkahir yakni gorengan tahu, kami mengambil lauk kami sendiri sendiri.
   "Nah Kana bagaimana sekolahmu??" seperti biasa ayah memulai topik pembicaraan duluan
   "Biasa aja yah, tadi aku ke toko buku buat mengecek apakah komik favoritku sudah rilis"
   "Bukan kah koleksi komik mu sudah banyak??" ibu membahas tentang koleksi komikku di kamar yang sudah seperti perpustakaan mini.
   "Itu belum seberapa bu temen aku ada yang bahkan kamarnya terlihat seperti arsip kuno" kak zaka tertawa kecil .
   "Begitu ya, kalo kamu zak gimana kuliah kamu??" ayah berbalik menyerang kak zaka dengan pertanyaan yang sama.
    "Dosen hari ini ga masuk yah, kami disuruh meneliti mandiri" jawab kakak ku singkat.
    "Jadi begitu" waktu makan terus berjalan canda gurau dan pembahasan ringan selalu menemani setiap malam, setelah selesai makan ayah pergi ke kamar mandi untuk mandi sementara kakak kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
      Aku membantu ibu mencuci piring di dapur dan bergegas mengerjakan Pr dari bu Maryam, pr biologi tentang sistem pencernaan ruminansia, yah memang tugasnya gampang hanya disuruh merangkum tapi aku paling malas untuk disuruh menulis banyak kata, tapi yang namanya tugas harus di kerjakan mau tidak mau.

     Keesokan harinya di sekolah, aku memasuki kelas dan di sapa oleh Atha ketua kelas kami, aku menuju tempat duduk ku, seperti biasa Farren dan Reyhan sedang bermain game bersama, tapi kali ini mereka main dengan beberapa teman sekelas, terlihat anak anak yang lain ribut dengan game mereka tapi Farren tetap tenang layaknya tak bersuara, namun sesekali dia tersenyum dan berbisik kecil.
      "yaho kana" yah lagi lagi tata menyapaku dengan sapaan khas nya.
      "yaho tata" aku membalas sapaan tata
      "kanaaaa, kamu tugas menggambar udah??, buku gambar tata ketinggalan di rumah" tata tampak merengek sedih.
       "aku bawa kok, yah selamat berjuang menghadapi pak Bam ya" aku tertawa melihat tata yang tampak khawatir namun raut wajah itu berubah menjadi sombong.
       "Haha tapi aku sudah minta ibuku membawakannya di istirahat pertama" dia mengatakan dengan nada bicara yang sedikit menyebalkan.
       "Syukur deh kalo begitu" aku mengusap kepala tata sembari tertawa kecil
       "Nanti temenin ambil ya" Tata menatap wajahku
       "Iya tenang aja" aku mengambil buku PPKN di tas ku dan tak berselang lama bu Fifit masuk dan memulai pelajaran.

       Waktu istirahat tiba aku menepati janji ku pada Tata untuk mengambil titipan buku gambarnya, setelah sampai di meja resepsionis sekolah Tata berbicara dengan guru piket aku menunggu di kursi terdekat, pandangan ku tertuju dengan mading yang memiliki berbagai pamflet, disana tertulis penerimaan siswa pindahan dan juga rekrutmen organisasi atau ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
        "Kana, ayo kembali ke kelas" Tata kembali padaku dengan menunjukkan buku gambarnya.
        "Ah iya ayo" aku berdiri dari kursiku dan berjalan di samping tata menuju kelas.
        "Untuk tugas kali ini kamu menggambar apa?" aku mulai percakapan yah tidak enak rasanya berjalan tanpa membahas sesuatu lagi pun ini tidak dengan Farren yang tidak akan membalas apa apa.
          "Apa ya hmm nanti lihat deh dikelas" Tata tersenyum padaku.
          "Apa apaan nih, main rahasia rahasiaan ya??" aku dengan wajah kesal menatap Tata.
          "Hehe ya gitu deh, yang penting masih sesuai tema kok" tata berjalan dengan menaruh tangannya di belakang kepala.
          Baru kami akan menaiki tangga Tata menabrak siswa lain namun saat terhenti siswa yang di tabrak Tata menghalangi jalan seseorang, kukira itu adalah hari tersialnya karena yang ia tabrak adalah Andra.
          "Hoi!! berani sekali kamu menghalangi jalan aku" Andra bicara dengan nada yang menyeramkan sontak suasana menjadi dingin dan mencekam
           "m-maaf ini salah anak kelas 11 ini mereka menabrak ku" siswa itu bicara dengan gemetar yah siapa yang tidak takut dengan Andra
           "Bukannya itu malah kau yang tidak fokus saat berjalan" Andra mencekam kerah anak itu, siswa itu ketakutan dan hampir menangis, entah apa yang terjadi tanganku reflek menahan tangan andra karena kasian kepada siswa tersebut.
           "Hoi hoi apa apaan ini sekarang apa kau berusaha sok pahlawan" kini Andra bicara padaku melempar siswa yang tadi di cengkram nya ke tanah dengan kuat.
            "maaf kak tapi bukannya kita tidak boleh mempermasalahkan hal sepele" astaga apa yang kupikirkan aku ingin lari tapi tidak bisa, mengapa aku malah memprovokasinya
            "Berisik!!!" Andra mengambil kuda kuda dan berencana memukulku, tapi siapa sangka ketika aku berfikir akan mendapatkan pukulan hebat seseorang dengan rambut acak acakan datang menahan pukulan Andra, sosok yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya, Sosok itu Farren?!?!.

~bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diam yang menghangatkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang