MENTARI YANG MENGAWALI

12 1 0
                                    

      Aku berjalan di lorong kelas saat jam istirahat, pukul menunjukkan 10:05 sebenarnya aku hendak pergi ke koperasi siswa untuk membeli makanan tapi perhatian ku tertuju pada gerombolan siswa di bawah tangga "Hei!! kau sepertinya tidak tau tata krama ya" seorang siswa dengan badan besar tampak sedang kesal pada siswa yang sedang tidak berdaya kelihatannya dia telah menerima pukulan telak di wajahnya,aku tidak peduli dengan perkelahian antar siswa akan tetapi aku baru menyadarinya siswa yang terlihat kesal tadi adalah Putra Dewandra anak dari XII 7, sementara yang tergeletak adalah... tidak mungkin, Farren Nishandi dari kelasku, aku tidak tau apa yang terjadi sebenernya tapi mengapa Farren memiliki masalah dengan kakak kelas yang sudah menjadi langganan BK sejak lama, aku melihat Farren berusaha berdiri dan pergi meninggalkan Andra, yah itu memang pilihan yang bijak untuk mengabaikan orang yang gampang naik pitam, jikalau tidak di tahan temannya Andra mungkin sudah menjadikan Farren bubur untuk makan siang, setelah keramaian mulai mereda aku kembali berjalan menuju koperasi, aku mengecek jam di ponselku, sialnya sudah jam 10:12 dikarenakan keributan tadi waktu istirahat ku jadi terpotong aku akhirnya memutuskan untuk membeli camilan dan langsung kembali ke kelas.

         Jam masuk pun berbunyi seluruh siswa sudah kembali ke kelas, meja Farren yang biasanya sepi kini dipenuhi oleh murid yang khawatir akan keadaannya, wajah dingin Farren yang terluka mungkin terlihat keren di kalangan gadis tapi terkadang aku cukup sebal ketika berinteraksi dengannya, jika ia tidak menjawab dengan singkat maka dia hanya akan menganggukkan kepalanya, aku heran mengapa siswa sepertinya bisa ramai disukai oleh siswi di sekolah ini, namun sepertinya sampai detik ini dia belum memiliki pacar sama sekali, pak Anwar memasuki kelas ya ini adalah jam matematika beliau mulai mengabsen kami satu persatu, "Aera Arkana" begitu namaku dipanggil aku mengangkat tangan dan kembali seperti posisi semula memperhatikan PR kemarin yang baru selesai sebagian, benar saja aku dihukum karena PR kh belum selesai sepenuhnya.

         "Yaho kana" suara yang selalu riang tersebut memanggilku dengan akrab, "yaho tata, kau tampak bersemangat hari ini, kamu sudah nonton episode drama kemarin??" aku membalas sapaan tata, kami sangat menyukai drama yang baru baru ini tayang di salah satu saluran tv, "sudah dong, itulah sebabnya tata bersemangat hari ini, pas si cowo nembak cewe nya itu wah banget ga si???" tata bercerita dengan bersemangat "iya banget, apa lagi si cowo nembak nya pake bahasa isyarat itu effort banget", "hei kalian sedang membicarakan apa?" nadia teman kami datang menghampiri, sekarang memang kami beda kelas tapi kami tetaplah menjadi teman dekat seperti saat kelas 10, "bukan apa apa kok nad, ini kami sedang membicarakan tentang drama kemarin" ucap tata nadia menatap kami berdua "oh begitu sayang sekali aku kurang minat dengan drama romantis" nadia memalingkan wajahnya "tidak apa, yuk ke kantin Jam segini enaknya kita makan seblak bu ani kan ya??" tata menepuk punggung nadia dan segera menarik tanganku "haha ayo aku juga sudah lapar" aku lantas berdiri dari bangku disusul nadia di belakang ku, aku sempat melirik ke bangku belakang tampak Farren dan Rayhan sedang bermain game bersama, mereka memang maniak game jadi tidak heran waktu istirahat Mereka hanya dihabiskan untuk bermain game saja dikelas.

          Di kantin kami memesan menu favorit kami masing masing, kami lanjut membicarakan tentang episode drama kemarin dan juga hasil STS, lagi lagi Nadia mendapatkan nilai tinggi, ya orang yang semasa kelas sepuluh tidak pernah turun dari ranking satu memang luar biasa, dan lagi lagi Tata mendapatkan remidial di hampir semua mata pelajaran, anak ini memang sulit untuk belajar tapi bukan berarti dia bodoh, di mapel seni dan olahraga nya dia berhasil mendapatkan nilai sempurna, kami sangat asik mengobrol sampai ada suara ricuh di depan kantin bu Sri, berjarak dua kantin di sebelah kami terdengar ada orang yang sedang berkelahi, spontan aku menoleh kearahnya terlihat Iqbal dari kelas XI 10 sedang berkelahi dengan Andra, satu dua pukulan melayang kearah Iqbal dari segi tubuh memang Iqbal kalah jauh tetapi iqbal memiliki kemahiran untuk menangkis serangan Andra seperti sudah biasa berkelahi, syukur sekali komite kedisiplinan siswa bergerak dengan cepat, Revania hilmi ketua komite kedisiplinan siswa dengan cepet melumpuhkan tubuh Andra, kak Revan memang terlihat lemah tapi dirinya terlihat memiliki basic bela diri yang cukup baik, ketika Andra dibawa ke ruang Bk kebetulan Farren lewat dan mereka saling tatap sekejap, aku terkejut bukan karena tatapan mereka yang dingin dan mencekam tapi aku terkejut ternyata Farren bisa keluar kelas untuk istirahat, kukira game tidak akan membuatnya merasa lapar.

         Bel pulang berbunyi aku bergegas keluar kelas dan pamit kepada Tata "Tata aku pulang dulu ya" Tata menoleh dan melambaikan tangannya "Aera selamat jalan, hati hati di jalan" aku membalas lambaian tangan dan keluar kelas, nadia sudah menunggu kami di depan pintu tetapi aku harus pulang lebih cepat karena memiliki suatu urusan "nadia aku pulang duluan ya" "ah iya hati hati" kami saling lambai dan aku bergegas ke gerbang sekolah, aku teringat akan komik kesukaan ku yang akan rilis, aku berniat mengeceknya hari ini di toko buku, aku berjalan sendirian di trotoar "ahh kenapa langitnya mendung sih??" aku bergumam mengomentari langit yang mulai gelap karena akan turun hujan, setelah sampai ke toko buku aku langsung bergegas ke rak komik genre fantasi tapi yang paling mengejutkan ialah sosok yang juga sedang melihat seri komik favoritku di depan rak tersebut, "ah kamu" sosok itu tiba tiba menyapaku.

~bersambung~

Diam yang menghangatkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang