Tantangan

636 109 7
                                    

Setahu Blaze, Taufan bukanlah yang terpintar di kelasnya. Kakak keduanya itu bukan orang bodoh, tetapi Blaze juga tidak akan menganggap Taufan jenius seperti adik bungsunya, Solar. Blaze dapat mengatakan jika Taufan itu seperti kebanyakan orang. Dia memiliki nilai sedikit lebih baik dari nilai rata-rata. Memang dia tak pernah mengulang satupun mata pelajaran, tetapi Blaze belum pernah melihatnya mencetak skor penuh dalam ujian.

Jadi pada kesimpulannya, Taufan itu tidak begitu pintar.

Lalu mengapa hanya dirinya saja yang dimarahi saat bermain game? Taufan bisa bebas memainkan game semaunya sementara Blaze harus mengikuti jadwal yang ditetapkan oleh Halilintar dan Gempa. Baiklah dia akui jika nilainya memang tidak sebagus milik kembarannya-Ice, bahkan nilai Halilintar masih jauh lebih bagus dibanding dirinya padahal kakak pertamanya itu juga sering mendapat nilai jelek pada beberapa mata pelajaran. Tapi mengapa peraturan bermain game selama 1 jam itu hanya berlaku untuknya? Mengapa Taufan tidak terpengaruh oleh peraturan tersebut?

Ujian semakin dekat, tetapi hanya Blaze yang dipaksa untuk belajar sementara Taufan masih bebas bermain game di ruang tamu bersama Fang dan Gopal. Apa-apaan itu?! Mungkinkah Halilintar dan Gempa pilih kasih terhadapnya dan Taufan? Apa ini karena Taufan adalah saudara kembar mereka yang membuat keduanya jauh lebih longgar terhadap Taufan dibanding dirinya?

"Ini tidak adil. Kenapa cuma aku yang disuruh belajar? Kak Upan kok tidak?" Blaze memprotes.

Dia bisa mendengar 'Heh' dari Taufan yang berarti kakak keduanya itu tengah mengejeknya. Bahkan dia bisa mendengar suara Fang yang berusaha menahan tawa sementara Gopal sudah tertawa terbahak-bahak. Kenapa mereka semua terdengar seperti mengejeknya?

Blaze menatap kedua kakaknya, dia melihat Halilintar menggelengkan kepalanya seolah mengatakan Blaze adalah idiot sementara Gempa hanya tersenyum lemah seolah Blaze baru saja melakukan kebodohan.

"Kenapa kalian begitu? Kan bener apa yang aku bilang. Seharusnya Kak Upan juga disuruh belajar, nilainya juga kan tidak seperti nilai Solar atau Kak Gempa. Peringkat Kak Upan juga selalu berhenti di peringkat 7! Aku belum pernah tuh ngelihat Kak Upan dapat peringkat yang lebih tinggi dari itu." Blaze berkata. Tak terima karena kelima orang ini seolah sedang mengejeknya diam-diam.

Selepas perkataannya itu, suasana menjadi hening. Blaze pikir entah bagaimana dia sudah membuat sakit hati kakak keduanya karena perkataannya yang kasar dan membuat marah Halilintar juga Gempa karena menghina kembaran mereka, tetapi nyatanya saat Blaze ingin meminta maaf, Taufan malah tertawa terpingkal-pingkal. Dia melepaskan konsol game dari tangannya dan mulai berguling-guling di lantai untuk tertawa.

"Apa yang lucu?! Aku kan mengatakan kebenaran!"

Tak ada yang mempedulikan Blaze. Halilintar dan Gempa mengalihkan pandangan mereka dari Blaze, sementara Fang dan Gopal memperhatikan Taufan yang masih tertawa terbahak-bahak. Saat tawa Taufan mereka, kakak keduanya memilih untuk berbaring sejenak di lantai sebelum kembali duduk dan menatap Blaze. Kali ini dengan senyuman sombong yang biasa Blaze lihat saat pemilik manik safir itu mulai menjahili Halilintar.

"Apa kau ingin bertaruh, Aze?"

"Hah? Kenapa tiba-tiba?"

"Taruhannya sederhana, kok. Jika aku bisa mendapat nilai sempurna di semua mata pelajaran pada ujian kali ini, kau harus menuruti keinginanku selama sebulan penuh."

"Dan jika kau tidak bisa?"

"Seluruh seri Night Samurai punyaku akan menjadi milikmu dan aku akan membuat Ayah dan Ibu tidak menyuruhmu mengerjakan pekerjaan rumah selama sebulan. Oh, ditambah kau bebas meminta apapun dariku." Taufan mengatakannya dengan penuh percaya diri.

TantanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang