HAPPY READING📖💚
Vando, seorang mahasiswa yang tinggal sendirian di kos-kosan minimalis. Suatu pagi, Vando sedang berjalan ke kelas paginya dengan mata yang berat karena ia belum tidur semalaman hanya untuk menyelesaikan novel yang sedang ia baca.
Novel itu berjudul “The Grand Duke Villain”, yang menceritakan tentang seorang laki-laki yang memiliki gelar Grand Duke di kerjaan Vanlerouse, kerajaan berelemen api sekaligus kerajaan terkuat ke 2.
“Mau gak mau, harus mau. Kalau sampe gw bolos kelas hari ini, beh gimana nilai gw nanti” gumam Vando sambil berjalan menyusuri zebra cross untuk menuju kampusnya.
Perjalanan Vando lancar dan akhirnya Vando memilih untuk mampir ke kafetaria terlebih dahulu untuk membeli kopi. Setelah ia membeli kopi dan sampai di kelasnya, Vano mendudukkan bokongnya nyaman di kursi. Ia meminum kopinya sembari menunggu teman-teman dan dosennya memasuki kelas.
Saat ia sedang menunggu, tiba-tiba saja ia merasakan pusing di kepalanya. Ia pikir, ini hanya efek karna ia bgadang semalaman. Tiba-tiba saja badannya melemah dan ia, pingsan? Di atas mejanya.
.
.
.
.
.
.*ding* Vando membuka matanya dan tiba-tiba saja ia beraa di lahan luas dengan banyanya genangan darah dan mayat yang berserakan di mana-mana. “MATI KAU SIALAN!!” teriak seseorang yang mengagetkan Vando dan spontan ia menusukkan pedang yang ada di tangannya ke arah dada orang yang ingin menyerangnya dar arah depan.
Vando yang masih shock, sedikit mual ketika ada darah segar yang mengalir di pedangnya dan darah yang terkena wajahnya. “A-apa ini?? Gw.. gw ngebunuh orang??” gumamnya tak percaya sembari menancapkan pedangnya ke bawah.
“Hahahaha! Grand Duke Leovarnots Van’Dous, sepertinya kau sudah kelelahan ya?” tanya seorang pria yang membuat Vando mengangkat kepalanya menatap orang di depannya.
Ia melihat seorang pria yang gagah dengan rambut pirangnya serta matanya yang berwarna hijau. Pria itu sedang bersama seorang gadis cantik berkulit putih, rambut gelombangnya yang berwarna coklat dan panjang, dan matanya yang berwarna hijau seperti pria disampingnya.
Tunggu…seperti tidak asing dengan perawakan ini. “Bukannya mereka ini,… Sang Crown Prince Junstine Alvander dan Mirablle Casandra?! Dan gw? GW GRAND DUKE LEO, SI KARATER UTAMA TERMASUK VILLAIN DI CERITA INI?!” Batin Vando menjerit.
“Hah?! Kok bisa sih?! Kalau kaya gini.. bentar lagi gw bakal mati dong?!” batin Vando yang masih bergelut dengan pikirannya. “BAJINGAN, BAJINGAN!! MASA GW BARU HIDUP UDAH MAU SAKARATUL MAUT LAGI SIH?!” lanjutnya.
“Ck..ck...ck…, Seorang Grand Duke yang memiliki gelar sebagai seorang panglima kesatria kerajaan ini kenapa hanya diam saja? Kau sudah menyerah ya?” ucap Justine remeh.
Sedangkan gadis yang ada di saping pria itu hanya bergelayutan manja di lengan sang laki-laki.
Vando yang masih sedikit kebingungan dengan situasi saat ini hanya diam saja. Namun tiba-tiba saja Vando merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Ia jatuh meluruh ke tanah sambil berlutut. Kepalanya sakit, potongan-potongan ingatan pemilik tubuh mulai memasuki pengelihatan Vando.
“Huh.. Aku akan membunuhmu lain kali saja. Aku sedikit kasihan dengan kondisimu saat ini wahai Grand Duke Leo” ucap Justine sambil terkekeh menatap remeh ke arah Vando. “Lihatlah kondisimu, mirip seperti rakyat jelata yang sedang pasrah dengan hidupnya” lanjutnya sambil berjalan pergi meninggalkan Vando yang sedang berlutut sembari memegangi kepalanya.
(Nama Vando akan mulai dipanggil dengan sebutan Leo)
Drap drap drap….
Seseorang berlari ke arah Leo dari belakang, pria itu menepuk-nepuk bahu kokoh milik Leo. “Panglima!Panglima?! Apakah anda baik-baik saja?” tanya pria itu yamg membuat Leo sadar dari lamunannya.
“Hah?oh ya, Aku tidak apa-apa” jawab Leo sambil berdiri dan mengambil pedang yang ia tancapkan tadi. “Ah ya, apakah aku boleh bertanya padamu, Sam?” lanjutnya.
“Silahkan tuan” jawab sopan pria yang dipanggil Sam itu.
“Apakah kita bisa kembali sekarang?Kepalaku trasa sedikit sakit” tanyanya kepada Sam.
“Ah, tentu saja tuan. Pihak lawan sudah mengaku menyerah.” Jawab Sam. “Mari saya antar” lanjutnya sambil berjalan menuntun Leo sang tuang menuju ke kereta kuda yang jaraknya sedikit jauh dari lokasi perang.
……………………….
Kini Leo tengah beristirahat di kamar miliknya yang ada di kediaman mliknya, kediaman Van’Dous. Suasana kamar yang sepi dan jendela kamar yang sedikit terbuka membuat angin sepoi-sepoi dapat keluar masuk dengan senang hati. Perlahan tapi pasti, mata Leo mulai terlelap tidur dengan nyaman.
(Leo and Vando pov,, start)
Aku membuka mataku perlahan dan melihat ke sekeliling, “Hah? Gw dimana ini? Masa gw ada di surga??” monolog ku bertanya-tanya.
Tiba-tiba saja aku dikagetkan dengan seorang pria yang berbadan besar, tinggi dan…. Tampan, sedang berdiri disampingku. Ah ya, aku akan memberitahu posisku saat ini. Aku kini sedang duduk di atas rerumputan dan bersandar pada seuah pohon besar di belakangku, disekitarku ada berbagai jenis bunga yang bermekaran sera kupu-kupu yang indah berterbangan kesana-kemari.
“Sudah bangun ternyata?” Suara bariton pria itu menyadarkanku yang tak sadar tengah melamun sambil memandang wajahnya.
“OH ehh, iya. Eem, lo? Siapa? Malaikat pencabut nyawa yang mau jemput gw ke akhirat ya??” tanya ku pada pria itu. Kalau boleh jujur, dia memang terlihat mengagumkan di mataku.
“Aku?” kekehan kecil terdengar, Dia mulai memposisikan dirinya seperti akan mengenalkan diri dengan gaya bangsawan. “Perkenalkan, namaku…. Leovarnots Van’Dous. Pemilik asli tubuh yang sedang kau tempati.” Perkenalan Leo dengan senyuman tampannya.
‘Ooh, pantesan aja kaya kenal sama wajahnya’ monolog ku. “Terus? Kenapa sekarang gw ada di tempat ini?” lanjutku bertanya padanya.
“Ah maaf karna menarimu tiba-tiba ke tempat ini. Aku hanya ingin memberikan sisa energi magic ku padamu. Mendiang ibuku Adela seorang elf dari negeri seberang, Kerajaan Alliymuse. Dan mendiang ayahku penduduk asli kerajaan Vanlerouse ini, negeri api.” Jelas Leo.
“Ah ya, dan satu lagi. Aku akan memberikan semua milikku, darta dan semua hal yang kumiliki menjadi milikmu. Dan kau, tidak akan bisa kembali ke dunia asalmu, karna kau sudah mati di sana. Maaf karna aku memilih jiwa mu untuk menggantikanku selama-lamanya. Kau bisa membuat hidupmu lebih bahagia disini, ya walaupun disini sama saja, kau tidak memiliki orang tua.” Lanjut Leo.
Apa katanya? Semua harta dan kekuasaannya menjadi milikku? Wow sekali, pikirku. Ah tidak, aku tal boleh rakus dengan harta. Benar, kan? Orang tua? Ah tak masalah, aku sudah terbiasa tanpa orang tua di sisiku.
“Oh gitu ya? Okeh, gw paham sekarang. Jadi? Gw harus ngapain?” Jawabku mantap sembari memberi Leo pertanyaan..
“Seperti yang sudah kau baca di novel. Kau hanya perlu melengserkan Pangeran Mahkota dan gantikan posisi itu dengan kakaknya, yang bernama Matthew Alvander. Matth lah penerus asli kerajaan. Justine tak pantas mendapat gelar itu, karna dia hanyalah anak dari seorang selir yang diangkat menjadi ratu.” Jawab Leo.
“Oohh, gitu doang mah gampang” ujar ku.
“Baiklah, kalau begitu…ini waktunya kita berpisah. Dan satu hal yang harus kau tahu. Aku memiliki satu roh suci yang berbentuk Phoenix api dan Serigala putih, jaga mereka baik-baik.” Pinta leo, Kujawab dengan anggukan kepala.
Setelah kami saling berpamitan, munculah cahaya terang di sekitar kami. Bersamaan dengan Leo yang menghilang dan aku membuka mataku bangun dari tidur.
(Leo and Vando pov end)
.
.
.
.
.
.
.
CHAPT 1 ENDHII!! kembali bertemu dengan author amatiran ini 😺
jdi ak pengen bikin cerita ini karnaa... lagi buntu buat ngelanjutin "Sera Transmigration" 😞
iseng aja pas di kelas, krna bosen yaudah bikin ni verita, wkwk
typo betebaran, tandaiii. trimakasiii ♡♡
HAPPY KIYOWOOO 💚💚
Ditulis/dibuat:: 3 MARET 2024
Dipublish:: 15 Maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GRAND DUKE VILLAINS
FantasiaSeorang mahasiswa bernama Vando yang bertransmigrasi ke salah satu tokoh utama di dalam novel yang baru saja ia tamatkan. "The Grand Duke Villain" judul novel itu. . . . Seorang Grand Duke serta pengikut-pengikutnya yang diam-diam membelot dari...