02.00

191 25 8
                                    

Pagi pagi sekali, gema sudah bangun, katanya hari ini dia harus pergi untuk beberapa urusan.

Sabiru juga harus bersiap untuk menghadapi olimpiade sains Nasional dan menginap selama beberapa hari. Besok pagi dia harus berangkat, karena olimpiade akan dilaksanakan di luar kota.

Hali sebagai sulung pun harus mengurus rumah sendiri, karena taufan bagian memasak, dan yang membuat hali pening adalah, kenapa harus aze icel dan dion yang tidak ikut, mereka bertiga kan bocah tengil.

"Gem, lu tega mau ninggalin gue sama 3 bocah tengil ini?" nada hali terdengar melas.

"Iya, jagain ya bocah bocah tengil itu, gue mau mengerjakan sesuatu yang bermanfaat dulu." Gema sudah bersiap dengan tas nya yang besar, karena dia harus menginap, sebenarnya sih gema ada kajian kajian gitu di luar kota, untuk tugas kuliahnya.

"Fan, lu jangan ikut ikut tengil kali ini!" peringat hali, jujur dia muak kalau taufan juga ikut ikut tengil.

"Kaga elah, lu tenang aja lin,"

"Yaudah, gue pergi dulu, alin semoga kuat sampe gue pulang ya," kata gema sebelum akhirnya dia pergi dari pekarangan rumah.

Alin dan taufan kembali masuk ke dalam, dan kalian tahu? ketiga bocah tengil itu dengan seenaknya memberantaki rumah, mulai dari aze yang memakan ciki sambil bermain play station tetapi bungkus ciki nya tidak dibuang, icel yang tidur dengan asal di lantai, karena dia lumayan tinggi, jadi membuat kesan rumah menjadi agak sempit, dan dion yang ikut bermain bersama aze, tetapi dion bermain dengan brutal, sampai bantal sofa pun dia lempar lempar karena kalah dari aze, sementara biru asyik belajar di kamar, sebenarnya menurut hali, biru itu waras, cuma terlalu waras karena pikirannya cuma belajar belajar dan belajar.

"Fan, adek lu urusin, gue mau minggat." Hali masuk ke kamarnya, dia ingin nugas saja, daripada harus mengurusi ketiga adiknya yang tengil itu.

"Aze, ion, gue join juga dong," kata taufan sambil menghampiri mereka.

"Bang fan, ayo main, kalahin si bang aze, gue kesel dia curang mulu daritadi!" Dion kesal karena sedari tadi dia kalah terus dengan aze.

"Lo nya aja ion, noob main nya,"

"Sini ion, gua kalahin si aze,"

Dion mengangguk dan memberikan stik ps nya pada taufan.

Dan pada akhirnya Minggu pagi itu mereka bertiga hanya menghabiskan waktunya untuk bermain play station, untung saja gema sudah pergi ke luar kota, mungkin kalau belum dan dia melihat kondisi rumah seperti ini, sudah pasti dia akan mencak-mencak seperti emak emak komplek sebelah yang sedang memarahi anaknya.

Biru yang baru saja keluar kamar, melihat kondisi rumah yang seperti kandang babi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Gue fotoin ke bang gema," katanya sambil menuangkan air ke dalam gelas.

"Apaan sih cil, ga asik lu," sahut aze.

"Biru lu jangan bilang ke bang gema, dia baru aja berangkat ke luar kota jangan diganggu," kata Dion yang ikut ikut menyahut.

"Ru, besok lo mau gue anter ke bis?" tanya taufan.

"Bebas bang, gue tergantung lu aja," balas biru.

"Yaudah besok lu, gue anter ke bis, kalo kaga dianter bisa diamuk alin gue,"

Biru tidak menanggapi lagi, dia kembali ke kamar karena harus menyiapkan barang barang untuk besok, dia juga tidak mau berurusan dengan bocah tengil itu, bisa naik darah nanti biru.

Akhirnya mereka bertiga gabut, taufan yang bolak-balik scroll Instagram dan tiktok, Dion yang gonta-ganti channel televisi, aze yang menganggu icel sedang tidur.

Our homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang