Bab 34 : Bolehkah Aku Menciummu?

238 28 1
                                    

Suasana di tenda membeku selama beberapa detik, Yun Zi'an dan Ying Xiao Feng saling menatap, tak bisa berkata-kata.

    Dalam beberapa detik itu, wajah Ying Xiao Feng berubah dari putih lalu biru dan menjadi merah, dadanya tampak membengkak karena amarah, lalu dia mengeluarkan teriakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, "Yun Zi'an, pergilah ke neraka—!"

    Dia mengambil baskom logam dari rak dan menyerang Yun Zi'an seperti banteng yang terpancing, "Aku akan menjatuhkanmu bersamaku—!"

    Setelah leluconnya, Yun Zi'an diusir keluar tenda oleh Ying Xiao Feng, berlari mengelilingi kamp, tertawa hingga air mata keluar, "Hahaha—!"

    Ying Xiao Feng, memegang baskom seperti senjata, mengejarnya tanpa henti, wajahnya memerah dan berteriak, "Aku berusaha sekuat tenaga! Berhenti di situ—!"

    Dengan bunyi gedebuk, Yun Zi'an tersandung sepotong kayu kering di pasir, tersandung, dan terjatuh. Ying Xiao Feng menahannya dan mulai memukulnya, sementara Yun Zi'an tertawa, mengangkat tangannya untuk membela diri, "Baiklah, baiklah, aku sudah selesai bercanda..."

    Saat dia hendak bangun, dia tiba-tiba mendengar suara Ying Xiao Feng bergetar, berkata kepadanya, "Zi'an... jangan bergerak..."

    Suara Ying Xiao Feng bergetar begitu hebat hingga Yun Zi'an tercengang. Secara naluriah merasakan bahaya, dia menoleh ke arah semak-semak di dekatnya. Di sana, ia melihat seekor ular berbisa yang warnanya hampir sama dengan pasir, setebal pergelangan tangan, mendesis dan merayap ke arah mereka. Tubuh bagian atasnya sudah ditekuk menjadi bentuk 'S', postur klasik berburu ular.

    "Seekor ular..." Seluruh tubuh Ying Xiao Feng gemetar, giginya bergemeletuk tak terkendali, "Itu ular..."

    Gemerisik ular beludak yang bergerak di malam yang sunyi sungguh mengerikan. Jakun Yun Zi'an tanpa sadar bergerak, terasa seolah darahnya menjadi dingin. Tubuhnya seperti batu. Dia belum pernah menghadapi ular berbisa dari jarak sedekat ini seumur hidupnya dan tidak tahu harus berbuat apa.

    "Tolong..." Karena takut, tenggorokannya serasa terkunci, dan dia hampir tidak bisa mengeluarkan suara. Ying Xiao Feng mencoba bangkit, tetapi anggota tubuhnya tidak memiliki kekuatan apa pun. Matanya melotot, berlumuran darah merah, dan tubuhnya basah oleh keringat dingin, "Tolong..."

    Ular mengandalkan panas dan aroma untuk mendeteksi mangsa. Pada malam hari ketika suhu turun secara signifikan, pancaran panas yang konstan menarik mereka. Ular berbisa itu berjarak kurang dari setengah meter dari mereka, tubuh bagian atasnya menegang seperti pegas melingkar, otot-ototnya tegang, siap menyerang kapan saja.

    "Mendesis-!"
    Ular berbisa itu melesat seperti anak panah—
    Ying Xiao Feng membuka mulutnya lebar-lebar, wajahnya pucat saat dia menjerit tajam, "Ahhhh—!"

    Dalam sekejap mata, suara desir membelah udara terdengar. Paku segitiga terbang masuk, berputar. Saat taringnya hendak menggigit Yun Zi'an, ia dengan akurat menjepit kepala ular itu ke tanah. Darah segar berceceran di wajahnya, menetes ke rongga matanya.

    Dalam waktu kurang dari satu detik, seolah-olah dia telah melakukan tur melewati dunia kematian. Di momen hidup dan mati ini, tekanan darah Ying Xiao Feng melonjak. Ia memegangi dadanya, terengah-engah, keringatnya bercucuran seperti pintu air terbuka, "Hah... hah..."

    Yarlin berjalan mendekat dengan santai, sepatu bot tempurnya tidak mengeluarkan suara di pasir. Dia berjongkok, mencabut paku, dan tersenyum lebar pada Yun Zi'an, "Halo, cantik."

    Tatapannya beralih dari pergelangan kaki Yun Zi'an yang ramping dan halus, hingga ke kaki telanjangnya, seolah-olah dia adalah orang tua yang bejat, "Di gurun... kamu tidak bisa hanya memakai sandal jepit."

[End] Claimed by the Tycoon, I Became an Overnight SensationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang