4. Forbidden Apple

1.5K 88 51
                                        

19335 words

🎐


Tahun 2038.
Sebulan setelah kemunculan Wanderers di hutan Bloomshore.

"Caleb?"

Pintu kamarnya sedikit terbuka. 

Kamu menyelinapkan pandangan mencari dari celah sempit. Entah kemana perginya eksistensi yang tinggi menjulang itu, tapi kamu tau dia ada di dalam sana. Harum cologne khasnya meyakinkanmu.

"Caleb, aku masuk, ya?"

Tak terdengar jawaban. Kamu mendorong pintu hingga cukup celahnya untukmu masuk.

Kamar Caleb selalu bersih dan rapi, membuatmu melayangkan pengamatan ke segala arah dengan kagum dan iri yang mengusik. 

Andai saja kamu disiplin merapikan kamar seperti Caleb, mungkin kamu takkan tiba-tiba tersandung plushie yang tergeletak sembarangan atau bingung pagi-pagi mencari salah satu kaos kakimu yang hilang.

Sebenarnya tak jarang Caleb mencerewetimu untuk merapikan kamarmu. Dan sebenarnya kamu juga tak semalas itu. Tapi entah bagaimana, hanya beberapa jam setelah beres-beres, kamarmu pasti akan kembali lagi berantakan seperti diacak-acak Wanderers. 

Lagipula, bukan masalah besar jika pada akhirnya ada sesosok 'kakak laki-laki' yang selalu siap sedia dan bisa diandalkan menangani segala kekacauan di rumah, kan?

"Caleb."

Langkahmu terhenti. 

Kali ini terdengar sayup-sayup gumam  dan nyanyian di bawah aliran shower yang keras. Ternyata orang yang kamu cari sedang mandi. 

Untunglah, suara Caleb tak begitu merdu saat bernyanyi. Setidaknya, itu cukup melegakan karena 'seseorang yang bisa segalanya' seperti Caleb nyatanya punya kelemahan juga.

Sambil menunggu, kamu mendudukkan diri tanpa permisi di tepi tempat tidur Caleb yang bersprei hitam kotak-kotak. Sengaja. Dia sering menjahilimu selama ini, jadi tidak apa-apa jika sedikit membalas dendam dengan mengacau sprei yang terpasang kencang dan belum tersentuh itu, kan? Ah, Caleb memang benar-benar mengerikan! Bahkan sprei tempat tidurnya saja tertata sempurna tanpa lekuk dan lipatan yang mengganggu mata!

'Hm... lembut... harum... Caleb nyemprotin apa ke tempat tidurnya?'

Niatmu yang tadi hanya ingin duduk saja luntur menjadi nyaman yang membuatmu tak sadar.

Kamu kini telah berbaring di atas landasan yang empuk dan menenangkan inderamu itu. Menghirup aroma keberadaan Caleb yang menandai teritori pribadinya. Segalanya lalu seakan tenggelam dalam hening, membiarkanmu pulih. 

Sampai tiba-tiba, terdengar suara 'ding' yang familiar diikuti getaran di meja nakas.

Ponsel Caleb.

Kamu membuka mata dan melihat pesan hologram yang muncul di atas layar ponselmu, aktif sejenak sebelum menghilang. Dalam hitungan detik, badai perasaan datang menghantam hatimu yang sebelumnya tenang.

Pesan itu adalah surel dari Deepspace Aviation Administration, memberitahukan bahwa Caleb telah lulus screening untuk masuk Aerospace Academy yang terkenal sangat selektif dan hanya menerima yang terbaik dari yang terbaik. 

Yang lebih mengejutkan lagi, Caleb menduduki peringkat teratas dengan nilai sempurna!

Kenyataan itu menyadarkanmu bahwa Caleb bukan sekadar pemuda tengil dan jangkung yang suka mengganggumu. Dia adalah seorang jenius yang punya masa depan cerah, setara dengan Zayne dalam urusan akademis. 

LOVE WINS ALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang