Figuran boy

one - early start

Di dalam kamar bernuansa hitam, seorang remaja laki-laki terbaring dengan mata tertutup. Udara dingin menyelimuti ruangan, menciptakan suasana misterius yang pekat. Dalam keheningan malam, hanya suara napasnya yang memecah sunyi, sementara pikirannya melayang jauh ke alam mimpi yang tak terduga.

Perlahan, matanya terbuka, menampakkan manik biru safir yang berkilau. Cahaya remang-remang dari celah jendela memantulkan misteri dalam kedalaman tatapannya. Seakan-akan ada dunia lain tersembunyi di balik iris biru itu, penuh rahasia dan keajaiban.

Mencoba memahami keadaan sekitar, ia merasakan ketidakpastian. Tubuh yang ia huni terasa asing, menyiratkan kemungkinan terlahir kembali di tempat baru. Ingatan yang samar-samar berputar dalam pikirannya, menimbulkan rasa sakit di kepalanya.

"Hah," desahnya pelan. Kejadian yang tak terduga ini melumpuhkannya dalam kebingungan. Ia menatap jendela yang tertutup gorden, merenung dalam kesunyian.

"Takdirku begitu rumit," bisiknya, menyandarkan punggung ke headboard kasur, merasakan lelah yang mendalam.

***

"Allara's Story" mengisahkan seorang gadis 16 tahun, Allara Elowen Dimitrov, yang berkarakter lembut dan unik. Dia terpesona oleh Gabriel Harlino Van Drach, putra tunggal keluarga Drach, yang dikenal dingin dan kejam. Allara pindah ke SMA elit "ACH High International School," di mana dia merasa gugup dan tegang.

Pertemuan tak terduga dengan Gabriel di koridor sekolah menimbulkan rasa penasaran dalam diri Allara. Dia mengetahui bahwa Gabriel adalah ketua "Ghost Riders" (GR), gang motor terkenal karena kekejamannya. Ketertarikan Allara terhadap Gabriel semakin dalam setelah ia menemukannya dalam keadaan babak belur.

Kedekatan mereka tumbuh seiring waktu, dan Allara bahkan mengunjungi markas GR. Namun, kehadiran Kazaya Clair De Lune, mantan kekasih Gabriel, membawa intrik dan konflik dalam hubungan mereka. Ketika Alfred Chevroyel Robinson muncul, hubungan ketiga karakter ini semakin rumit.

Dengan banyak misteri dan fakta yang terungkap, penulis meninggalkan cerita ini terbuka tanpa penyelesaian yang jelas, membiarkan pembaca membayangkan akhir yang mungkin terjadi.

***

Dalam pagi yang cerah, sinar matahari muncul perlahan, seolah malu untuk menampakkan diri. Di dalam kamar bernuansa hitam, seorang laki-laki terlelap, tak menyadari cahaya yang merayap masuk.

Suasana di dalam kamar tenang, hanya terdengar napas lembutnya yang terbuai mimpi. Ruangan gelap itu menunggu untuk dipenuhi kehidupan baru.

Meskipun sinar matahari mulai menembus tirai, ia tetap terbenam dalam tidurnya, mungkin menjelajahi dunia lain dalam mimpinya.

"Elzaver Prince Athalio de Achtoven," pemuda 18 tahun ini sosok yang unik, tenang, dan tak mudah terpancing emosi. Karismanya memikat, membuatnya berwibawa dan menarik perhatian tanpa perlu banyak bicara. Dalam keheningan, ia memancarkan kepercayaan diri.

Elzaver cerdas dan tajam, mampu menganalisis situasi dengan cepat dan mengambil keputusan rasional. Sifatnya yang datar dan dingin menjadi kekuatan dalam menghadapi tantangan. Ia dikenal sebagai sosok yang tak tersentuh, menjaga jarak emosional, sehingga tak mudah dipengaruhi oleh perasaan atau opini orang lain.

Di balik ketenangannya, terdapat aura misteri yang menarik rasa ingin tahu.

Mata Elzaver mulai terbuka, menampilkan manik biru safir yang tajam. Ia menghela nafas pelan, menyadari bahwa ini bukan sekadar mimpi. Bangkit dari tempat tidur, ia melangkah ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian, Elzaver keluar dengan celana pendek dan kaos putih tipis tanpa lengan. Rambutnya yang basah semakin menonjolkan ketampanannya.

"Udara di sini begitu sejuk," ucapnya sambil menikmati pemandangan di depan.

Elderon tidak berbohong; udara segar dan pemandangan balkon yang menghadap ke sungai serta taman bunga yang indah sungguh memukau.

Elzaver menatap langit yang beranjak siang, menghela nafas berat. "Apa yang harus kulakukan di sini?" gumamnya.

Memilih untuk tidak berlama-lama dalam keraguan, ia beranjak dari duduknya dan kembali ke dalam kamarnya.