Secret Text - 1

207 9 2
                                    

"Ini apaan?" Seorang gadis dengan rambut kepang satu menatap horror kearah kertas yang sedang dipegangnya.

"Apanya yang apaan?" tanya temannya.

"Ini. Kamu baca deh. Di kertas itu ada tulisan-tulisan."

Mia membaca tulisan itu berulang-ulang.

Kamu bagaikan bintang.
Bintang yang selalu bersinar di tengah gelapnya malam.

Kamu bagaikan bintang.
Sangat indah namun susah untuk kugapai.

From your love.

"Vasya, ini tuh dari secret admirer kamu!"

Vasya, gadis dengan kepangan satu itu mengernyit bingung. "Maksud kamu?"

"Penggemar rahasia Va," ujar Mia gemas.

Vasya tergelak. Hey, hey ini benar-benar di luar logika. Bagaimana bisa Vasya mempunyai penggemar rahasia?

Vasya sadar, dirinya hanyalah orang biasa. Nggak terlalu cantik, nggak terlalu pintar, dan sama sekali nggak populer. Sekarang, cowok khilaf mana yang mau sama dia?

"Kok kamu malah ketawa sih?" sungut Mia kesal.

"Habis kamu ngomongnya aneh sih," jawab Vasya masih dengan tawanya.

Mia mencibir. Percuma ngomong ke Vasya, yang ada malah suara kita yang habis.

***

"Va, liat deh," Mia menarik paksa tangan Vasya.

Vasya menoleh dengan wajah yang ditekuk. Gara-gara Mia, acara makan baksonya Vasya jadi terganggu.

"Apaan sih? Ganggu," ucap Vasya jutek.

"Itu tuh cowok yang diujung kantin! Makanya kamu liat dulu," Mia menarik paksa dagu Vasya.

"Mia re-" ucapan Vasya terhenti saat tiba-tiba saja tatapannya bertemu dengan cowok diujung kantin yang mungkin di maksud Mia tadi.

Vasya terpaku. Cowok yang tengah menatapnya tadi adalah salah satu cowok terpopuler di sekolahnya. Oh ralat, tapi satu-satunya cowok populer di sekolahnya.

"Ganteng gak?" Mia menyikut Vasya.

Vasya mengangguk dan membetulkan posisi duduknya.

"Namanya siapa?" tanya Vasya iseng

"Kak Faren," jawab Mia dengan dengan senyum. "Dia donatur sekolah Va."

"Oh."

"Oh doank?" tanya Mia gemas.

"Ya terus aku harus bilang apa? Waw gitu?" Vasya mencebikkan bibirnya.

"Ku pikir kamu bakal suka sama Kak Faren," gumam Mia sambil mengaduk-aduk bubur ayamnya.

"Susah Mi. Aku juga tau diri kali. Percuma kan kalau aku suka sama dia tapi dianya nggak nengok sedikitpun?" Vasya tersenyum.

"Siapa tau hidup kamu kayak di novel-novel, ye nggak?" Mia tertawa lebar. Vasya mendengus kesal.

"Ngaco."

"Hay!"

Seorang cowok dengan tubuh tinggi menghampiri mereka. Cowok itu tersenyum lebar kearah Vasya.

"A-aku Kak?" tanya Vasya ragu.

"Emangnya aku nyapa siapa lagi?" cowok itu tersenyum.

"Oh, eh. Iya. Hai juga," Vasya tersenyum kikuk.

"Jadi gini, aku ke sini mau nanya makanan apa yang kamu suka. Oh iya, sebelum itu kenalin aku Ardi," cowok yang bernama Ardi itu menjulurkan tangannya.

Vasya membalas uluran tangan Ardi dengan senyum sopan. "Vasya."

"Iya. Udah tau kok."

"Eh? Tau dari mana Kak?" Vasya mengernyit bingung.

"Dari...." ucapan Ardi terhenti saat dilihatnya Faren sedang medekat kearah mereka. "Dari siapa itu nggak penting. Sekarang kamu kasih tau aja apa makanan kesukaan kamu."

"Hah? Buat apa Kak?" Vasya semakin bingung. Pasalnya selama ini nggak pernah ada yang nanya makanan apa kesukaan dia kecuali papa mamanya sendiri.

"Buat.."

"Ardi," suara berat itu berhasil menghentikan omongan Ardi.

Ardi menoleh kearah Faren,.lengkap dengan cengiran.

"Faren! Mau gabung?" canda Ardi.

"Balik ke kelas," gumam Faren dingin.

"Tapi kan gue.."

Faren menatap tajam Ardi dan mengisyaratkan Ardi untuk jalan di belakang Faren.

"Gue duluan ya! Bye!"

Vasya dan Mia memandang satu sama lain dengan bingung. Mia mengangkat bahunya, pertanda ia sama bingungnya dengan Vasya.

"Kayaknya Kak Ardi suka sama kamu deh Va."

Bersambung
Yep, cerbung baru ^^
Hope u like it (●'∀`●)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret TextTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang