Bagian 6 - Tanya yang berguguran

811 130 12
                                    

🍁



Di suatu malam, Lobusnya bekerja
kata-kata yang tersusun dalam andai
adalah tanya yang tak pernah terjawab.

Bagaikan nyanyian penghantar tidur,
menemaninya yang selalu terjaga,
memeluknya hingga pagi buta.

Dan, kepada Lobus yang masih bekerja,
ia bertanya: "Apa yang terjadi?"


Dalam sepuluh tahun, tak hanya percintaan Moeza yang berubah. Namun juga ada hal-hal lain seperti tubuhnya yang bertambah tinggi, kesukaannya tak lagi hanya membaca. Sebab sekarang Moeza juga tertarik ikut kelas olahraga dan lari setiap hari.

Dan, tidak hanya itu. Karir Moeza juga mengalami perubahan. Tujuh tahun yang lalu, Moeza berhasil mendapatkan double degree-nya sebagai sarjana hukum dan juga kedokteran. Empat tahun berlalu, melanjutkan studi spesialisnya di Kedokteran Jiwa untuk mendapat gelar dr.SpKJ.

Tiga tahun magang dan menjalani asistensinya di Rumah Sakit Harmoni. Dan, saat ini terhitung dua tahun sudah Moeza praktik sebagai Dokter Jiwa.

Kalau ada yang bertanya, mengapa Moeza tidak melanjutkan sekolah hukumnya? Sejujurnya ada banyak sekali pertimbangan mengapa ia memilih kedokteran ketimbang hukum. Sebab dulu Moeza memilih studi hukum bukan karena kehendaknya sendiri.

Ia masih mengingat jelas tentang hal itu. Di tahun kedua setelah kepergian Erza, papa dan pipi Moeza pernah membuka ruang diskusi terkait kelanjutan studinya. Berbeda dengan Miuza yang sudah jelas menentukan pilihannya, sedang ia masih bimbang untuk memilih hukum, psikologi atau kedokteran.

Moeza kukuh mengambil hukum meskipun belum sepenuhnya paham akan masa depannya jikalau mengambil studi tersebut. Katakan Moeza bodoh karena kenyataannya, ia mengambil studi hukum semata-mata karena ucapan sang mantan dulu.

Moeza masih mengingatnya. Ketika hari itu, Erza menjelaskan studi yang akan diambilnya di masa depan. Betapa ambisusnya Erza Erlangga ketika menceritakan isu-isu hukum kepadanya. Kala itu, Moeza yang tertarik dengan sejarah negaranya, akhirnya memutuskan untuk mengambil hukum.

Sesederhana itu. Tanpa disadari, kehadiran Erza begitu membawa pengaruh yang sangat besar di hidup Moeza. Harapan bahwa suatu saat mereka akan kembali bersama, lantas menceritakan studi dan pengalaman yang terjadi pada mereka.

Namun sayangnya, hal itu tak pernah terjadi. Pun, sampai akhirnya Moeza mengubah haluan hingga menambahkan studi lain. Sebab Moeza menyadari bahwa ia telah keliru mengambil pilihan hidup dan walau tahu keliru, ia tidak ingin melepaskannya.

Drrtttt~

💬 Ello
| mau makan siang bersama?
| Ibuku kirim makan siang buat kamu.

Moeza menghembuskan napasnya kasar. Hari ini cukup melelahkan. Mengingat jumlah pasien yang harus ditangani lumayan banyak. Satu tangannya memijat kepalanya yang sedikit pusing. Terlebih, Moeza melewatkan waktu sarapannya hari ini.

Saat ia keluar ruangan, netranya melihat Azhura yang sedang berjalan ke arahnya. "Za..." Panggil Azhura. "Aku barusan dapat kabar dari Ibu Fany kalau proposal kita terima. Jadi charity-nya akan dilakukan di panti asuhan kemarin."

Hati Moeza mencelos. Entah keputusan ini baik atau buruk. Namun ke depannya, Moeza akan sering bertemu dengan sang mantan 'kan?

#MOERZA | Jika Kita Bertemu Kembali [MARKNO AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang