11

1.1K 89 2
                                    

Welcome to a book where the story contains non baku elements in every sentence















SIDE










Kini chenle sudah berada di mobil jisung, chenle pun sedari tadi hanya melihat ke arah jendela dengan tatapan senduh nya itu. Perasaan nya masih terguncang, serta pola pikirnya yang sudah membayangkan hal negatif tentang keluarga nya yang meminggalkan nya begitu saja tanpa mengabari nya

Jisung yang sedang fokus menyetir itu sekilas melihat ke arah chenle yang tengah murung itu, ia juga mengerti bagaimana perasaan chenle sekarang karna kejadian yang telah menimpanya ini. Tapi apa boleh buat, tak ada yang bisa mengubah takdir yang sudah terjadi

Sesampai nya di rumah chenle. Chenle pun langsung turun dan tak lupa berterima kasih pada jisung karna sudah mengantarnya pulang kerumah nya

Chenle sudah berkali kali mendobrak gerbang putih yang berdiri tegap itu dengan keadaan yang di kunci dengan rapat. Tak ada satupun orang yang keluar, bahkan pak satpam yang menjaga rumah nya pun tak ada di tempat nya

Sepi. Rumah nya sangat sepi, tak ada orang sama sekali. Rasa nya chenle ingin menangis sekencang kencang nya saat ini juga. 'Kalian kemana' batin chenle dengan perasaan campur aduk

Masih dengan mendobrak gerbang, sampai ia tak sadar masih ada jisung yang melihatnya dari dalam mobil. Jisung memang sudah pergi, tapi ia tak sebodoh itu untuk langsung meninggal kan chenle yang sedari tadi menangis sambil mendobrak gerbang itu

Jisung hanya pergi beberapa meter dari sana yang sekira nya chenle tak bisa melihat keberadaan nya. Sudah sekitar 20 menit chenle berada di depan gerbang sambil berharap seseorang membukakan gerbang untuk nya. Jisung yang tak tega melihat nya pun langsung turun dari mobil dan menghampiri chenle

"Hikss, kalian kemana" gumam chenle sambil bersandar di gerbang. Jisung yang sudah berada di belakang chenle pun langsung menepuk punggung chenle yang sontak membuatnya menolehkan pandangan nya ke arah jisung

"Kok belum masuk?" Tanya jisung

Mendengar itu serta chenle yang sudah tak dapat lagi membendung rasa tangis nya pun akhirnya menangis sejadi-jadi nya di hadapan jisung. Jisung yang melihat itu pun sontak terkejut

"Hey hey, kenapa nangis?" Jisung berjongkok di hadapan chenle sambil menepuk nepuk bahu chenle agar ia sedikit tenang. Chenle pun sontak langsung memeluk jisung dengan erat

"Daddy k-kemana hikss, b-bunda hikss" tangis nya dalam pelukan jisung

"Udah jan nangis, gue temenin nunggu" ucap jisung. Chenle melepas kan pelukan nya dan mengangguk patuh mendengar penuturan jisung

Sial. Itu sangat lucu bagi jisung

Akhirnya jisung pun menemani chenle menunggu di depan gerbang dengan berdiri di depan nya. Sedang kan chenle masih berusaha mendobrak gerbang dan berharap akan ada yang membuka nya, tapi tetap saja tak respon sedikit pun. Menelfon, mengdobrak, berteriak pun sudah chenle lakukan. Tapi tetap saja tak membuahkan hasil

Jisung sedari tadi berdiri sambil melihat chenle itupun merasa iba terhadap nya, bukan karna alasan ia merasa iba terhadap nya. Namun, manusia mana yang tak merasa iba jika melihat pemandangan yang sedang ia lihat sekarang

"Le" Panggil jisung pada chenle

"Girimis le, pulang ke rumah gue aja gimana?" Tawar jisung pada chenle. Chenle pun terdiam sejenak untuk mempertimbangkan ajakan jisung, lalu tak lama ia menggeleng pelan

"Hm, terus lu mau nunggu sampe pagi di sini?" Tanya jisung. Chenle hanya bisa terdiam mendengarnya

"Kak jisung pulang aja" Ucap chenle. Jisung pun seketika menghela nafas panjang mendengar penuturan chenle

Side ; jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang