Feel

868 124 12
                                    

Sudah pukul 12 siang. Freen masih dalam keadaan yang sama walaupun suhu tubuhnya mulai turun. Becca mencoba beranjak dari kasur Freen,  namun Freen malah memeluk erat Becca di dekapannya. Menyembunyikan wajahnya di belah dada Becca.

"Freen,  aku belum masak apapun" ucap Becca lembut.

Freen tak membuka matanya,  seperti setengah sadar dan tidak sadar, pelan-pelan Becca melepaskan tangan Freen pada dirinya.

Segera Becca pergi membersihkan tubuhnya, kemudian lanjut pergi ke dapur.

Becca menguncir rambutnya,  kamudian membuka kulkas,  namun bahan makanan sudah sangat menipis, hari ini bibi Cha tidak dirumah, ia mengambil cuti karena anaknya sakit.

"apa aku pergi belanja saja ya? Tapi Freen.. "

Meski sudah menikah,  Freen dan Becca sama sekali belum bertukar nomor telepon.

"lebih baik pesan saja"

Benar,  lebih baik di pesan, mengingat Becca juga bingung letak supermarket di daerah sini. Sedangkan beberapa menit lagi Becca akan pergi kuliah.

Freen sudah bangun dari demamnya, dahinya masih tertempel coolfever,  sudah tak terasa pusing atau sakit kepala,  hanya saja flu melandanya. 

Ia sangat enggan bergerak,  malas sekali namun melihat semangkuk bubur di atas nakas.

'makan sarapanmu, minum obat, lalu istirahat"
Note berwarna kuning tertempel di atas nakas.

'Becca'

Dengan rasa yang sangat amat malas bercampur sangat lapar,  wanita berambut panjang itu duduk di tepi kasur,  lalu mulai menyantap semangkuk bubur hangat nya.

Ia segera mandi,  lalu bersiap pergi ke perusahaan kakek,  karena hari ini adalah peresmian Freen menjadi CEO di perusahaan kakeknya.

Freen mengabaikan 2 hal hari ini, istirahat dan kuliah. Untuk kuliah, Freen bisa menyesuaikan karena tidak lama lagi ia akan melaksanakan wisuda. Dan masalah istirahat bisa di kesampingkan terlebih dahulu.

Lagi pula memangnya siapa Becca? Kenapa suruh-suruh Freen, ya walaupun telah menikah dan berstatus istrinya, Freen sama sekali tidak menganggap nya begitu,  toh hanya pernikahan yang bukan berdasarkan cinta.

Yakan Freen.

Freen? 

"Freen? "

"ah ya? "

"melamun lagi? "

"kamu tahu yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi,  kamu harus tetap terus maju,  life must go on Freen! " ucap pria paruh baya yang berjalan bersama Freen keluar dari lift.

"hah?" batin Freen.

Mereka berdua pergi ke sebuah ruangan yang sudah hampir ramai oleh para kolega-kolega. Atau mungkin teman-teman kakek.
Freen juga tidak tahu.

Apa pedulinya tentang semua ini,  Freen tidak. Pernah ingin terjun ke dunia bisnis. Bahkan Freen tidak pernah belajar dasar-dasarnya.

Freen hanya menjalankan permintaan mendiang kakek. Itu saja, tidak lebih.

Untuk kedepannya ia masih belum memikirkan apa yang akan terjadi. Let it flow. Walaupun ia tak suka.







3 bulan setelah wisuda.

"oh Goddamn!" Freen menghempaskan tubuhnya di atas kasurnya. 

Seharian duduk dan berurusan ini itu membuatnya muak. Tambah muak dengan hal hal yang tidak begitu ia mengerti.

Ia beranjak keluar kamar. Menuju dapur.

Ia melihar sekeliling, Becca masih belum pulang kampus.

Freen melihat telepon genggamnya,  satu pesan masuk dari Becca.

Oh,  Mereka telah berbagi nomor telepon.

'aku pulang malam'

Itu saja,  pesan terkirim 5 jam yang lalu,  oh berapa lama Freen tidak menyentuh pesan obrolan itu.

Sekarang pukul 11:00 Freen bukannya bermaksud khawatir, pesan Freen yang baru masuk tak di baca, dan Becca sekarang berstatus 'Istri' Freen Sarocha Chankimha ,  mau tidak mau urusan Becca adalah tanggung jawab Freen.

Freen bangun dari kasur, mengambil kunci mobil,  dan turun kebawah. Ia akan menjemput Becca.

Baru saja membuka pintu rumah,  Freen di kejutkan dengan kehadiran Becca di depan pintu.

"oh gosh, kau mengejutkan ku" ucap Freen mengelus dadanya.

Becca menaikkan alisnya,  "mau kemana? " ucap Becca melihat Freen memegang kunci mobil.

"tidak jadi" ucap Freen singkat.

Lalu berbalik meninggalkan Becca sendiri.

"aneh sekali"

Sementara Freen, 

Segera mandi dan lanjut berkutat dengan layar laptop,  Ia hanya memakai kaos dan celana pendeknya, terlihat simple namun sedikit keren.

Becca sudah selesai dengan mandi dan berpakaian tidur. Ia tampak lelah, namun..

"Freen, lebih baik kamu segera tidur,  besok saja di lanjut kerjanya" Becca melihatFreen dari pintu.

Freen masih fokus dengan layar laptopnya.

"jangan mengaturku,  tidur saja"

Becca sudah biasa dengan jawaban Freen yang ketus itu.

Becca tak menjawab,  ia segera tidur ke kamarnya.




























kukira gada yang baca, wkwk.






















NEXTT???

gamau next ah,  mo hibernasi. Bye! 






















'ternyata nulis ga semudah itu, bkin cape mikir'






A Piece Of Love - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang