interested

643 86 0
                                    

sejak 3 bulan Becca menjadi CEO,  sudak terlihat perkembangan perusahaan.  Freen sama sekali tidak menyangka,  jika perubahan itu sangat cepat dan signifikan. Sepertinya Becca memang pantas untuk itu.

"selamat siang khun Freen" ucap para karyawan di perusahaan itu. Walaupun Freen tak bekerja lagi di sana,  mereka tampak ramah dan menghormati Freen sebagai suami dari CEO perusahaan mereka.

Freen membalas dengan senyuman khas nya,  ia berjalan ke lift untuk menemui seseorang, siapa lagi kalau bukan Becca. 

"Bec? "

Di ruangan ada 3 laki-laki dan 2 perempuan,  entah sedang apa Freen juga tidak tahu,  tapi setelah Freen datang,  mereka juga telah usai sepertinya,  orang-orang itu menyapa Freen seperti biasa.

"Freen"

"sedang sibuk? " tanya nya berdiri di depan pintu.

"ah sudah tidak"

"ayo makan,  aku mengajak teman-teman juga"

Becca mengangguk lalu bertanya "apa kamu dari studio juga? "

"tidak"


Sudah hampir setahun mereka bersama,  Becca sudah memahami sikap Freen yang sering berubah-ubah.  Hal yang Freen suka dan tidak. Walaupun ucapan Freen sering menusuk dan blak-blakan. Becca dapat memahami itu. Betapa Freen menginginkan hal-hal kecil seperti menyapanya setiap pagi atau mengabari nya setiap saat.

"hoihh, sudah hampir setahun dan kalian masih seperti minyak dan air,  tidak bisa menyatu" ucap Nam melihat gerik Freen dan Becca, tidak seperti pasangan suami istri yang mesra.

"andai saja aku sedari awal tahu jika kalian menikah,  aku mungkin sudah memukul kepala anak ini agar tidak jahat padamu Becc" ucap Noey.

Becca hanya terkekeh, sedangkan orang yang disinggung asik menyantap makanan mereka.

"oh iya, bagaimana keadaan Vano,  Noey? " tanya Becca tiba tiba memecah keheningan.

"hm,  dia mulai aktif dengan dunianya,  gurunya sering mengeluhkan dia karena dia asik sendiri dengan mainan dan angka-angka. Dia suka menghitung" ucap Noey.

Becca mengangguk, Nam juga menyahut "anak ku juga semakin aktif, dia sering berkelahi dengan temannya, jtu membuatku frustasi"

Mereka berlima tertawa, "itu pasti karena ibunya" ucap Noey.

"hoih,  kau mengejek ku huh? "

"ah tidak tidak,  itu kenyataan"

Nam memutar bolamatanya malas. 

Irin dan Noey asik bermesraan, nam melirik Freen dan Becca.

"jadi, kapan aku akan menggendong keponakan? "

Ukhukkk

Becca menyodorkan segelas air kepada Freen. Freen menerimanya lalu meneguk dengan rakus.

"kenapa tiba-tiba?" tanya Freen.

"yaa,  karena aku tiba-tiba ingin keponakan dari kalian"

"ehm,  phi nam,  kami belum membicarakan hal itu,  lagi pula itu semua keputusan Freen" ucap Becca.

"astaga Bec,  kamu kan istri si bodoh ini, seharusnya kamu juga berhak atas keputusan mu memiliki anak" ucao Nam.

Becca melirik Freen.

"kau juga Freen, berhenti lah egois,  Becca juga ingin memutuskan sendiri atas kemauannya"

"aku tahu apa yang aku lakukan" ucao Freen sedikit melirik Becca.





A Piece Of Love - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang