"Mungkin dari semua beban yang Mama punya, cuma aku beban yang bisa Mama pukul karena kesal. Tapi, mengapa dari semua beban yang Mama punya harus aku yang jadi samsak tinju setiap harinya?"
Bandar Lampung, 09 Mei 2010.
Byurr! Satu ember berisi air disiramkan ke wajah seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun, terlihat bahwa anak laki-laki itu tengah tertidur pulas. Saat tiba-tiba wajahnya diguyur air dingin tentu saja anak laki-laki kecil itu terkejut hingga langsung membuka kedua bola matanya.
Matanya langsung terbelalak, ia merasa bingung sekaligus cemas ada banyak ketakutan yang tersirat dari kedua bola matanya. Anak laki-laki itu menatap takut ke arah wanita dihadapannya, seketika tubuhnya menjadi sedingin es karena ketakutan.
Ini sudah biasa baginya, bangun dengan rasa takut dan cemas. Entah untuk keberapa kalinya anak laki-laki itu selalu ketakutan setiap melihat ibunya sendiri karena baginya ibunya adalah Monster dan ia selalu merasa takut jika wanita itu berada di dekatnya.
"BANGUN!!" pekik seorang wanita yang mengguyurnya dengan seember air penuh.
"BANGUN ANAK PEMBAWA SIAL!!" pekik wanita itu sekali lagi.
Byur! Air itu terasa sangat dingin di tubuh anak laki-laki itu, bahkan ia terlihat sampai menggigil kedinginan karena guyuran air satu ember penuh itu. Meskipun ini bukan yang pertama kali tetap saja baginya ini adalah hal yang menyakitkan, beginikah cara seorang Ibu membangunkan anaknya?
Anak itu menyeka air matanya yang tiba-tiba turun tanpa seizinnya, berkali-kali dirinya berbicara pada dirinya sendiri di dalam hati bahwa ia adalah anak kuat yang tidak mudah menangis, tapi bagaimanapun anak itu masih kecil dan masih belum sekuat orang dewasa dalam menahan rasa sakit didadanya.
Namanya Jevan Gavin Rakardioz atau yang sering dipanggil Jevgar, ia merupakan anak laki-laki berusia tujuh tahun yang memiliki nasib malang. Ibunya— Rieta Carrera selalu menyiksanya setiap hari, itu semua dilakukannya karena ia membenci Jevgar.
Baginya, anak itu pembawa sial dì kehidupannya! Meskipun begitu, dari sudut pandang Jevgar ia sama sekali tidak membenci ibunya, hanya saja setiap kali ia melihat wajah ibunya akan selalu ada ingatan rasa sakit yang sama sekali tidak bisa ia jelaskan.
Mengapa ibuku jahat? Dan, mengapa aku selalu disuruh untu mati?
Mungkin itu adalah pertanyaan yang selama ini dipertanyakan Jevgar setiap harinya, Jevgar sendiri merupakan anak yang tampan dan manis kalau dilihat, raut wajahnya yang jarang tersenyum dan tertawa membuat kesan anak itu terlihat dingin dan misterius.
Sampai saat ini, tidak ada satupun orang yang mengetahui lika-liku hidupnya terkecuali dirinya sendiri. Karena, Jevgar tidak pernah berinteraksi oleh siapapun terkecuali orang-orang yang berada di dalam rumah ini.
Anak itu tampak malas berinteraksi dengan orang-orang sekelilingnya, ia juga terbiasa mendapatkan perlakuan kasar yang membuatnya ketakutan setiap hari saat berada di dalam rumahnya sendiri dan itu membuatnya takut untuk berhadapan dengan orang-orang asing.
Pikirnya jika orang terdekatnya saja bisa sekejam ini pada dirinya, apalagi orang lain?
Terutama, Ibunya yang diharapkan bisa memberikan kasih sayang padanya justru membuatnya menyimpan banyak trauma dan luka. Sementara itu, ayah kandungnya tidak pernah ia lihat sedari kecil hingga saat ini, Jevgar hanya hidup dalam bayang-bayang Ayah tiri yang tidak kalah kejam dari Ibunya.
"UDAH PAGI JAM 6!! CUCI PIRING SANA DI DAPUR!!" pekik Rieta dengan suara yang membentak.
"MATI AJA SANA SEKALIAN KALO HIDUP CUMA MAU TIDUR!!" maki wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevgar II : Hold Me In The Darkness
Teen FictionKisah ini bercerita tentang seorang anak laki-laki yang mencari makna cinta seutuhnya, karena sedari kecil anak laki-laki itu sudah asing dengan kata cinta yang nyata. Berawal dari kehancuran keluarganya sejak kecil membuat banyak goresan luka di d...