Dia, Adeline. Si Suara Emas dari Kerajaan Entherland mendapat undangan khusus dari Raja Istana Skylar untuk menjadi salah satu anggota untuk menghibur pesta ulang tahun Raja. Semenjak ia mengikuti lomba nyanyian tunggal pada kegiatan pencarian ajang bakat Skylar dan mendapatkan juara utama, semua orang tertarik tak terkecuali dengan visualnya yang luar biasa menarik perhatian anak para bangsawan.
Ia mengangkat kedua sisi gaunnya dengan anggun. "Salam hormat ku, padamu Yang Mulia. Saya sangat hormat karena anda memanggil saya secara langsung." Senyum manis menyertai ucapannya.
"Hormat ku juga padamu, Si Suara Emas. Aku masih sangat kagum dengan suara mu, kau bisa memilih siapa yang menjadi pasangan untuk musik pada hari ulang tahun ku besok. Kau bisa berkeliling dan para maid akan menyiapkan kamarmu."
Ia tersenyum kembali. "Terimakasih, Yang Mulia. Anda terlalu baik kepada saya,"
Sang Raja pergi meninggalkan aula, lalu Adeline menuju kamar yang disiapkan bersama maid dan cepat mengganti bajunya. Ia berencana mengelilingi istana bersama maid yang bersamanya tadi.
"Hai, kau. Sepertinya kita seumuran. Siapa nama mu?" tanya Adeline sembari merapihkan bajunya.
"Aku Ziffara, aku bekerja disini karena ibuku. Salam kenal, Adeline."
"Salam kenal juga, Ziffara."
Ziffara membawa Adeline ke taman belakang istana. Bunga Tulip, Mawar, Camelia tumbuh bersama di taman tersebut dan menghasilkan warna yang indah. Sampai konsentrasinya buyar karena mendengar suara biola dari sebelah taman istana yang terdengar samar.
"Ziffara, apa kau dengar itu?"
Ziffara menoleh. "Apa?"
Adeline membalas. "Suara biola yang samar, aku mendengar nya dari samping sana, iya, 'kan?"
"Ah, itu. Mungkin para tahanan yang sedang main biola. Raja memberikan fasilitas mereka walaupun mereka tahanan, mereka disuruh memilih satu barang untuk dibawa agar tidak bosan di penjara."
Adeline mengangguk. "Raja Skylar terlalu baik, tahanan saja diberi fasilitas."
Adeline tiba-tiba mengucapkan kalimat yang membuat Ziffara terkejut. "Ziffara, bolehkah aku masuk ke sana?"
"Apa?"
Adeline terus terang mengangguk. "Iya, masuk ke sana,"
"Ah, sebentar, kau disini dahulu aku akan minta izin dan kunci dari pengawal penjara, jangan kemana-mana!"
Ziffara berlari berlawanan arah dengan yang Adeline pandang sejak tadi. Suara biola itu, lembut rasanya di telinga. Suaranya seperti memanjakan gendang suara, itu seperti membuatnya terhipnotis oleh gesekan nada yang membuatnya gila itu.
Selang beberapa menit, Ziffara kembali dengan kunci ditangannya dan pengawal kerajaan dibelakangnya. Adeline yang melihat itu tersenyum kepada sang pengawal dan balasan dengan tundukkan kepala padanya.
Adeline membuka suara, "Oke, kau sudah membawa kuncinya. Apa sekarang aku boleh masuk?" tanya Adeline antusias.
"Dengan senang hati, Adeline!"
Ziffara mendahului langkah Adeline menuju gerbang penjara bawah tanah. Adeline menyusul sembari melompat kecil mengikuti Ziffara, sedangkan Si Pengawal hanya melihat mereka dan mengikuti dari belakang.
Klik.
Pintu terbuka, dan akhirnya Adeline bisa mengetahui siapa pemain biola tersebut yang ia membuat ia tertarik padanya. Langsung ke inti, Adeline menanyakan perihal siapa pemain biola tersebut.
"Halo, teman. Aku mendengar ada suara permainan biola samar disini. Adakah salah satu dari kalian yang memainkannya?" tanya Adeline tertarik.
Para tahanan berbisik, mereka seperti mencari siapa pelakunya. Rupanya, di sel pojok penjara ada pemuda berkaus putih sedang memegang biola dan saat ia berbalik menatap Adeline dengan tatapan kosong, seolah bingung, ada apa denganku?, apa aku membuat kesalahan?, batinnya bertanya.
Adeline mengayunkan tangan keatas untuk menyapa Si Kaus Putih. "Hallo, siapa namamu wahai pemain biola yang jenius?"
Ia menjawab, "Agosto. Agosto Bram Dominico."
***
Hari mulai malam. Adeline diajak makan malam bersama keluarga kerajaan. Raja Skylar hanya memimpin dan meminta menu. Hanya saja, koki Kerajaan Skylar membuat masakannya terlalu enak! Jika ia dirumah sekarang, mungkin aku bisa menghabiskan tiga piring, batin Adeline berisik.
Saat makan malam selesai, Ratu Eliza menanyakan kepada dirinya siapa yang menjadi teman saat ia akan menjadi salah satu penampil di pesta ulang tahun Raja, dan jawaban Adeline sangat tak disangka oleh Sang Ratu.
"Sebenarnya, saya tertarik pada salah satu tahanan dengan permainan biola nya yang luar biasa di penjara bawah tanah. Apakah saya bisa menjadikannya pasangan saat pertunjukan?"
"Apa?"
***
Lihat dia, si pemain biola sedang tertidur dengan kaus putih dihiasi oleh debu warna coklat dari lantai penjara. Ia tertidur dengan gaya seolah diberikan kutukan, biolanya terpeluk didada dengan gaya telentang dan mulut terbuka lebar.
'Srek, srek! '
Ia sedikit terbangun, para penjaga itu menarik tangannya kasar. Ada apa dengan mereka, orang tidur saja diganggu, pikirnya berisik.
"Sabar, kek! Orang lagi tidur aja di ganggu. Kenapa, tho?" sarkas Si Kaus Putih. Lagian, orang doyan tidur diganggu, kena marah 'kan.
"Cepatlah kau, kau diminta menghadap Raja sekarang." Melihat penjaga menarik tangannya brutal, ia buru-buru melepaskan, seolah jijik dengan pegangan tersebut.
"Iyo iyo! Ngerti, iso mlaku dewe aku kok," ucapnya julid. Udah males dia kayaknya.
Sang penjaga mengernyit. "Apa yang kau ucapkan? Apakah itu berasal dari kerajaan asalmu?"
Ia memutar bola matanya malas. "Iyo! Kerajaan Majapahit, ndadak takon mbarang, mangkeli ne pol wong iki."
"Sudah lah, aku tak mengerti bahasa mu. Cepat pergi sekarang!"
"AKU BISA JALAN SENDIRI, BODOH!"
***
Sampai di depan aula tahta Raja, Agosto diminta memberikan salam hormat dan tundukkan karena menghormati sang Raja. Ia menanyakan perihal apa yang membuat ia disuruh menghadap Sang Raja Skylar.Tangannya terikat di belakang. Ia hanya bisa terduduk simpuh dengan tundukkan kepala di hadapan Raja.
"Mohon, Yang Mulia Raja Skylar. Apakah saya membuat kesalahan atau perihal apa yang membuat saya dipanggil oleh anda?"
Sang Raja tersenyum. "Jangan terlalu formal, Agosto. Apa kau melihat gadis yang mengunjungi mu karena permainan biola mu? Dia adalah Adeline, Si Suara Emas dari Negeri Matahari Terbenam. Ia memintamu menjadi pasangan saat pertunjukan ulang tahunku. Apa kau mau bergabung bersamanya?"
Agosto seketika mendongak menatap Raja. "Maksud anda apa, Yang Mulia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate After Rain
Teen FictionSuara biola yang lembut mengalun di telinga, siapa yang memainkannya? Dia, Agosto. Si Jenius Biola Berkaus Putih ditakdirkan bertemu dengan Adeline, Si Suara Emas dari negeri sebelah. Masalah tiba-tiba menimbrung diantara mereka, apakah mereka bisa...