Cerita baru dari aku dan ini juga murni dari otak ku, beberapa dari cerita ini
Juga diambil dari kisah ku.So
Happy reading.
-Elista Rosaliné-
"Bangun dasar malas, lihat sudah jam berapa ini?! Kamu itu niat sekolah ga sihh?" Gertakan itu adalah hal biasa setiap pagi. Gadis yg tertidur di atas kasur tersebut tdk menunjukan gerakan ataupun suara. Elista Rosaliné namanya, anak remaja berumur 18 thn. Elista tdk menunjukan gerakan atau suara apapun maka dari itu Elena Permata atau ibunya segera menarik kaki anak gadisnya itu dupaya bangun."Shh Bundaa sakit bunda.." Akhirnya Elista memberi respon atas tindakan ibunya tadi. Segeralah ia mengelus pelan kakinya yang penuh lebam dan luka yang belum kering. "Siapa suruh kamu masih tidur, cepat bersiap siap jika tak ingin seperti kemarin" Setelah berkata demikian Elena melenggang pergi dari kamar bernuansa biru milik Elista. "Ini jam berapa ya? Kelihatannya masih gelap.. Kenapa bunda banguninnya gitu banget?" Dengan pelan Elista turun dari ranjangnya dan masuk ke kamar mandi.
Seusai membersihkan dirinya dan memakai seragam sekolah, ia berdiri menghadap cermin. Memperhatikan wujud dirinya yang tergolong 'cantik' namun, banyak lebam dan luka yang terlukis di badannya. "Mau pd tpi ga pd, agh sudahlah lbih baik kmu perbaikin nilai mu, siapa yg bangga dengan nilai dibawah 50?"Ia mengambil tas sekolah miliknya dan segera turun ke bawah untuk sarapan, ya jika bunda menyiapkan sarapan untuknya. Ternyata saat sampai di bwah tepatnya di ruang makan, makanan di meja sudah habis. Lagi-lagi Elista tidak sarapan, kalau begini terus bagaimana Elista bisa memaksimalkan kinerja otaknya?.
"Bunda tidak membuatkan Elista sarapan?" Gadis itu mendekati bunda nya yg sedang duduk bersama dgn ayah dan adik Elista. "Kenapa? Bukankah kmu sudah terbiasa? Ini uang saku mu untuk naik taksi dan makanan. Pergilah, aku jijik melihat muka jelek mu." Elena melemparkan beberapa lembar uang ke arah muka Elista. Ya keluarga Elista bisa terbilang berkecukupan namun dengan semua harta itu apa bisa membuat Elista merasakan kasih sayang?
"Apa ayah tidak bisa mengantar Elis bersama ade? Kan bisa bareng.." Elista kembali berdiri lagi susai mengambil uang yang dilemparkan bunda nya tadi. "Tidak. Untuk apa saya mengantar ank bodoh spertimu, memalukan."
Arkana Fernando ayah dari Elista Rosaliné dan adiknya Reza Mahendra.Reza yang menjadi saksi dari perlakuan kedua orang tuanya kepada kakaknya hanya diam, lebih baik dia diam daripada membela kakaknya. Bisa saja fisiknya ikut sperti kakaknya, ia tak mau menjadi jelek.
"Yasudah Elis berangkat dulu." Pamit Elis kepada mereka. Setelah keluar dari rumah besar itu dan berjalan keluar dari perumahan untuk mencari taksi. Setelah mendapatkan taksi dan masuk ke taksi tersebut Elista terdiam. Mata indahnya menatap ke luar jendela taksi itu melihat beberapa kendaraan yang berlalu lalang.
"Mbak, tujuannya mau kemana ya? Daritadi diam saja." Ia tersadar dari lamunannya dan menatap sopir taksi itu. "Eh maaf pak, tolong antar ke SMA SINAR JAYA"□□□□
Kini Elista berdiri di depan gerbang SMA SINAR JAYA ketika ia hendak masuk seseorang menepuk keras pundaknya. Jenifer Odelia, sahabat Elista. Mereka sudah berteman semenjak kelas 10, saat itu Jenifer merupakan anak bule yang pindah dari luar negri. Elista ingat sekali bahwa ia adalah orng pertama yang ditanyai Jenifer, tentu menggunakan bahasa luar. "ELIS, cmon girl semangat dongg" Suara cempreng khas Jenifer keluar dan membuat Elista tersenyum simpul. "Iya Jenifer"
Seperti biasa, hanya dijawab singkat oleh Elis.
Mereka berjalan bersama memasuki sekolah mereka, banyak orang menatap mereka prihatin lebih tepatnya orang-orang menatap Elista. Tentu saja mereka akan menatap Elista seperti itu, bagaimana tidak mukanya saja memiliki luka.
"Gausah dengerin yg ngejek lo ya! Mreka bukan donator dilarang komentaarr haha" Jenifer tertawa lepas setelah menaruh tas miliknya di meja mereka. Yap mereka satu meja. "Makasi Jeni"Bel jam masuk sekolah berbunyi, jam pertama mereka biologi. Elista hanya bisa menatap papan tulis dngan muka kebingungan. 'Bagaimana bisa mereka memahami ini, ugh otak ku rasanya ingin meledak' batin Elista seraya memukul pelan kepalanya. "Lis? Knapa? Sakit? Ato gak dong pelajaran hhe"
"Gausah nanya deh lo."
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Para murid mulai keluar dari tempat menuntut ilmu itu dan menunggu jemputan, namun beberapa juga ada yang berangkat pulang sendiri. Kini di kelas hanya tersisa Elista dan Jenifer. "Lu yakin nih ditinggal?" Jenifer agak ragu dengan sahabatnya, tumben ia ingin ditinggal di kelas. "Iya, lu duluan aja dulu, kayanyaada brang gue yg ilang"
"Oke deh duluan ya, jaga diri lu" Jenifer melambaikan tangannya pada Elis dan melenggang pergi meninggalkan kelas itu. "Huft mana yaa-""Cari ini?"
"Zack? Dapet dri mana lu, tolong balikin." Elista mendekati sosok pemuda itu. Zack Sparrow, mungkin namanya terdengar seperti nama orang luar, tapi dia pribumi kok, Zack teman satu kelasnya Elista, anaknya emang agak lugas jika berbicara tapi dia pintar. "Bakal gue balikin, kalo lu mau jalan ama gue."
Pada akhirnya Elista menuruti kemauan Zack untuk jalan bersama dia. Kini mereka berdua ada di tepi pantai menikmati angin yang menerpa. Zack menoleh awalnya ia ingin mengatakan sesuatu pada Elista namun ia malah terdiam, melihat betapa indahnya sosok perempuan di sebelahnya. Rambuthitam legam yg terurai dan diterpa semilir angin, wajah yg indah walau ada luka.
"Elista." Gadis yg ia oanggil menoleh
"Apa?"
Zack menggeggam tangan milik Elista dan menatap dalam matanya.
"Elista Rosaliné, aku Zack Sparrow ingin menyatakan bahwa aku mencintaimu."
Mata indah Elista membulat
" Lo, yg bener? Yakin bisa handle aku? Segala keluh kesah ku? Apapun yg akan aku katakan padamu?"
"Tentu apapun. Jika aku mengenal cinta, maka itu karena mu Elista."
"Then let me learn to love u too"
'Aku harap kamu ga akan berubah Zack..aku harap karena adanya kamu, hidup ku akan mengalami perubahan."
-Elista Rosaliné-
Hai! Gimana kabarnya? And how's ur day? Semoga baik yaa
Ini cerita baru dari aku, sorry kalo misal ada bbrp typo tapi akan ku usahakan minim.
Apakah Zack akan merubah hidup Elista? Bagaimana menurut kalian?
Nantikan sampai cerita ini berakhir ya, semoga tidak membuat kalian menunggu..
Good bye
KAMU SEDANG MEMBACA
-Elista Rosaliné-
Teen Fiction-Kisah seorang gadis yang menjalani masa remaja bersama luka yang bertebaran namun, ia memliki obat dan rumah untuk pulang.-